Langkah Airlangga Hartarto Bantu Petani Tebu Diapresiasi
Rabu, 15 Juli 2020 - 17:01 WIB
JAKARTA - Langkah Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggandeng importir gula untuk menyerap gula petani pada masa giling tahun 2020 diapresiasi oleh Anggota DPR, Yahya Zaini. Sebab, kebijakan tersebut diyakini bakal berdampak besar bagi petani, untuk tetap bisa bertahan dan terus memproduksi tebu.
(Baca juga: Bertambah 1.522, Kini Ada 80.094 Kasus Positif Covid-19 di Indonesia)
"Sebagai anggota DPR yang berasal dari Dapil penghasil tebu, saya memberikan apresiasi yang tinggi atas langkah Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartanto, menggandeng importir gula untuk menyerap gula petani pada masa giling tahun 2020," ujar Yahya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/7/2020).
(Baca juga: Positif Covid-19 di 412 Kabupaten/Kota di Bawah 100 Kasus)
Kebijakan tersebut diyakini akan berdampak besar bagi petani, untuk tetap bisa bertahan dan terus memproduksi tebu. "Kebijakan yang diambil Menko Perekonomian sangat tepat untuk menjaga stabilitas harga gula petani supaya tidak anjlok," ujar legislator asal daerah pemilihan (Dapil) VIII Jawa Timur yang mencakup wilayah Jombang, Nganjuk, Kabupaten dan Kota Mojokerto, serta Kabupaten dan Kota Madiun ini.
Menurut Yahya, kesepakatan dengan 12 importir gula, akan memberikan kepastian penyerapan gula petani. Artinya, petani memiliki kepastian pendapatan dan keuntungan yang akan diperoleh. Pasalnya, harga Rp 11.200 yang ditetapkan lebih tinggi daripada harga di pasaran, yang pekan lalu berkisar Rp10.900 per kg.
"Tentu langkah ini akan sangat membantu perekonomian petani tebu secara langsung. Saya sendiri banyak mendapatkan keluhan dari petani di dapil yang mayoritas penghasil tebu," tandasnya. (Baca juga: Kemdikbud Mulai Buka Seleksi Calon Guru Penggerak)
Lantaran kebijakan ini, Yahya menyebutkan, petani akan merasa senang dan bergairah untuk menanam tebu serta tidak mudah mengalihkan lahannya untuk komuditas lain. Kebijakan semacam ini, lanjutnya, patut untuk dipertahankan secara berkelanjutan.
"Selanjutnya, saya berharap ada pembagian tugas dari masing-masing importir untuk membeli gula petani dari pabrik gula supaya jelas pelaksanaan dari kesepakatan tersebut. Hal ini juga untuk memudahkan pengawasan di lapangan," jelasnya.
Yahya juga meminta para petani agar pasca kesepakatan tersebut tidak menjual gula dibawah harga Rp11.200 per kg. Karena pihak importir sudah siap dan menjamin membeli gula dengan harga yang telah disepakati tersebut. "Sudah ada selisih keuntungan yang diperoleh para importir, karena itu 12 importir yang telah bersepakat harus segera merealisasikan pembelian gula petani," tegasnya.
(Baca juga: Bertambah 1.522, Kini Ada 80.094 Kasus Positif Covid-19 di Indonesia)
"Sebagai anggota DPR yang berasal dari Dapil penghasil tebu, saya memberikan apresiasi yang tinggi atas langkah Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartanto, menggandeng importir gula untuk menyerap gula petani pada masa giling tahun 2020," ujar Yahya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/7/2020).
(Baca juga: Positif Covid-19 di 412 Kabupaten/Kota di Bawah 100 Kasus)
Kebijakan tersebut diyakini akan berdampak besar bagi petani, untuk tetap bisa bertahan dan terus memproduksi tebu. "Kebijakan yang diambil Menko Perekonomian sangat tepat untuk menjaga stabilitas harga gula petani supaya tidak anjlok," ujar legislator asal daerah pemilihan (Dapil) VIII Jawa Timur yang mencakup wilayah Jombang, Nganjuk, Kabupaten dan Kota Mojokerto, serta Kabupaten dan Kota Madiun ini.
Menurut Yahya, kesepakatan dengan 12 importir gula, akan memberikan kepastian penyerapan gula petani. Artinya, petani memiliki kepastian pendapatan dan keuntungan yang akan diperoleh. Pasalnya, harga Rp 11.200 yang ditetapkan lebih tinggi daripada harga di pasaran, yang pekan lalu berkisar Rp10.900 per kg.
"Tentu langkah ini akan sangat membantu perekonomian petani tebu secara langsung. Saya sendiri banyak mendapatkan keluhan dari petani di dapil yang mayoritas penghasil tebu," tandasnya. (Baca juga: Kemdikbud Mulai Buka Seleksi Calon Guru Penggerak)
Lantaran kebijakan ini, Yahya menyebutkan, petani akan merasa senang dan bergairah untuk menanam tebu serta tidak mudah mengalihkan lahannya untuk komuditas lain. Kebijakan semacam ini, lanjutnya, patut untuk dipertahankan secara berkelanjutan.
"Selanjutnya, saya berharap ada pembagian tugas dari masing-masing importir untuk membeli gula petani dari pabrik gula supaya jelas pelaksanaan dari kesepakatan tersebut. Hal ini juga untuk memudahkan pengawasan di lapangan," jelasnya.
Yahya juga meminta para petani agar pasca kesepakatan tersebut tidak menjual gula dibawah harga Rp11.200 per kg. Karena pihak importir sudah siap dan menjamin membeli gula dengan harga yang telah disepakati tersebut. "Sudah ada selisih keuntungan yang diperoleh para importir, karena itu 12 importir yang telah bersepakat harus segera merealisasikan pembelian gula petani," tegasnya.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda