Mengubah Watak Kampungan Suporter Sepak Bola
Kamis, 02 Februari 2023 - 16:52 WIB
Pola tersebut memang bagus dan bisa dijadikan pedoman untuk meningkatkan kemananan pertandingan sepak bola Tanah Air. Tapi di negeri ini, pendekatan tersebut tidak bakal cukup untuk mengubah perilaku suporter karena watak anarkisme masih terlalu kuat menjerat. Karena itu, lagi-lagi edukasi dan edukasi secara terus-menerus harus dilakukan.
Klub tentu berada pada terdepan untuk memegang peranan tersebut, karena mereka yang memiliki dan memahami basis pendukungnya. Klub harus memastikan bahwa para pendukungnya bukan pendukung liar. Kalaupun sudah bergabung dalam fans klub, harus dipastikan bahwa fans klub tersebut bukan sekadar gerombolan yang hanya terikat emosi untuk mendukung klub kesayangan.
Dengan begitu, masing-masing klub perlu terlebih dulu melembagakan basis pendukungnya, baru kemudian mengedukasi dengan nilai-nilai sportivitas olahraga dan menanamkan budaya baru dalam dukung-mendukung pertandingan. Karena keterbasan klub dan konsentrasi lebih banyak terserap ke penataan pemain, dukungan finansial dan asistensi PSSI, pemda, dan Kemenpora dan pihak terkait lainnya sangatlah dibutuhkan.
Edukasi sudah pasti tidaklah cukup. Sanksi tegas terhadap siapa pun suporter yang bertindak anarkis secara beriringan harus dilakukan untuk memberikan efek jera. Langkah Persib memberi sanksi seumur hidup terhadap suporternya yang bernama Agi Nurpadilah, 22, sudah benar.
Bahkan seharusnya denda Rp200 juta dari Komdis PSSI akibat ulah menyalakan flare ditagihkan ke suporter tersebut. Selain itu, sanksi tegas kepolisian terhadap setiap anarkisme juga harus ditegakkan, termasuk terhadap suporter pelempar bus.
Lihat Juga: Pemain BRI Liga 1 Paling Banyak Menit Bermain untuk Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Klub tentu berada pada terdepan untuk memegang peranan tersebut, karena mereka yang memiliki dan memahami basis pendukungnya. Klub harus memastikan bahwa para pendukungnya bukan pendukung liar. Kalaupun sudah bergabung dalam fans klub, harus dipastikan bahwa fans klub tersebut bukan sekadar gerombolan yang hanya terikat emosi untuk mendukung klub kesayangan.
Dengan begitu, masing-masing klub perlu terlebih dulu melembagakan basis pendukungnya, baru kemudian mengedukasi dengan nilai-nilai sportivitas olahraga dan menanamkan budaya baru dalam dukung-mendukung pertandingan. Karena keterbasan klub dan konsentrasi lebih banyak terserap ke penataan pemain, dukungan finansial dan asistensi PSSI, pemda, dan Kemenpora dan pihak terkait lainnya sangatlah dibutuhkan.
Edukasi sudah pasti tidaklah cukup. Sanksi tegas terhadap siapa pun suporter yang bertindak anarkis secara beriringan harus dilakukan untuk memberikan efek jera. Langkah Persib memberi sanksi seumur hidup terhadap suporternya yang bernama Agi Nurpadilah, 22, sudah benar.
Bahkan seharusnya denda Rp200 juta dari Komdis PSSI akibat ulah menyalakan flare ditagihkan ke suporter tersebut. Selain itu, sanksi tegas kepolisian terhadap setiap anarkisme juga harus ditegakkan, termasuk terhadap suporter pelempar bus.
Lihat Juga: Pemain BRI Liga 1 Paling Banyak Menit Bermain untuk Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
(bmm)
tulis komentar anda