Ribut Golkar dan PPP Berimbas ke Pilkada
A
A
A
JAKARTA - Konflik di tubuh Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diprediksi akan semakin meruncing saat pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak, tahun ini.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan konflik yang terjadi di dua partai itu akan semakin pelik.
Menurut Siti, hal itu dapat dilihat dari konflik yang pernah terjadi pada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Konflik (PPP dan Golkar) ini semakin pelik. Bagaimana konflik bisa dilokalisir jika sifat partainya masih sentralistik. Kalau merujuk pada pengalaman PKB, konflik ternyata turun hingga ke daerah," tutur Siti kepada Sindonews, Selasa (6/1/2015).
Dalam kondisi terpecah, lanjut Siti, kader-kader di daerah yang tengah menghadapi pilkada tidak dapat mengajukan calon atau wakilnya.
Sebab seseorang bisa maju menjadi calon kepala daerah jika sudah mengantungi restu DPP.
"Dengan friksi itu, yang akan rugi adalah parpolnya. Ini kerugian institusional. Itu harus diperhatikan masing-masing kubu, baik PPP maupun Golkar," tuturnya.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan konflik yang terjadi di dua partai itu akan semakin pelik.
Menurut Siti, hal itu dapat dilihat dari konflik yang pernah terjadi pada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Konflik (PPP dan Golkar) ini semakin pelik. Bagaimana konflik bisa dilokalisir jika sifat partainya masih sentralistik. Kalau merujuk pada pengalaman PKB, konflik ternyata turun hingga ke daerah," tutur Siti kepada Sindonews, Selasa (6/1/2015).
Dalam kondisi terpecah, lanjut Siti, kader-kader di daerah yang tengah menghadapi pilkada tidak dapat mengajukan calon atau wakilnya.
Sebab seseorang bisa maju menjadi calon kepala daerah jika sudah mengantungi restu DPP.
"Dengan friksi itu, yang akan rugi adalah parpolnya. Ini kerugian institusional. Itu harus diperhatikan masing-masing kubu, baik PPP maupun Golkar," tuturnya.
(dam)