Pemerintah Harus Berani

Rabu, 12 November 2014 - 11:45 WIB
Pemerintah Harus Berani
Pemerintah Harus Berani
A A A
Indonesia memang surga bagi perusahaan internet. Jumlah pengguna internet yang cukup besar yaitu mencapai 82 juta orang hingga triwulan 2014 (data Kementerian Komunikasi dan Informasi), memang menjadi pasar yang potensial untuk mengembangkan bisnis internetnya.

Dengan pengguna internet yang besar, tentu para perusahaan internet mampu mengeruk untung yang besar. Namun, perusahaan internet yang berkompetisi di Indonesia didominasi oleh perusahaan internet asing atau online asing. Berdasarkan situs pemeringkatan alexa, 10 situs internet yang mengusai Tanah Air adalah kebanyakan dari perusahaan internet asing, di antaranya Google, Facebook, YouTube, Blogspot, dan Yahoo (KORAN SINDO , 11 November 2014).

Dan kita semua tahu bahwa Google, Facebook, ataupun Yahoo adalah perusahaan dengan kekayaan yang besar di dunia. Aset mereka bahkan mencapai ribuan triliun melebihi APBN negara kita. Dan, perusahaan internet asing tersebut menggunakan Indonesia sebagai ladang untuk meningkatkan aset mereka.

Nah, secara logika dasar jika para perusahaan internet asing tersebut “mencari makan” di Indonesia, sudah semestinya, mereka bisa memberikan keuntungan juga kepada negeri ini. Hasil upaya mereka “mencari makan” semestinya bisa menghasilkan pemasukan bagi negeri iniberupapajak, meningkatkankemampuansumberdaya manusia kita, atau mampu bermitra dengan perusahaan lokal yang ujungnya bisa meningkatkan kemampuan ekonomi negeri ini.

Namun yang terjadi adalah sebaliknya. Para perusahaan internet asing tersebut hanya mau “mencari makan” di negeri kita tanpa mau memberikan keuntungan. Para perusahaan internet asing itu hanya mau mengeksploitasi sumber daya yang ada di negeri ini, lalu membawa keuntungan ke negeri asal mereka.

Perusahaan internet asing ini hanya mau menjadikan negeri ini sebagai objek mengeruk keuntungan tanpa memberikan sumbangsih kepada negeri ini. Lalu, haruskah pemerintah sebagai pemegang regulator hanya berdiam diri tanpa bisa berbuat apa-apa? Tentu jika seperti itu sungguh disayangkan.

Jika pemerintah hanya diam dan terkesan membiarkan perusahaan internet asing tersebut terus mengeksploitasi sumber daya kita, maka yang akan disengsarakan adalah rakyat. Pasalnya, keuntungan sumber daya yang semestinya diperoleh oleh negeri ini hilang dibawa perusahaan-perusahaan tersebut ke negeri lain.

Pemerintah tentu tak boleh tinggal diam. Pemerintah harus berani mengeluarkan aturan bagi perusahaan internet asing agar mau memberikan keuntungan kepada negeri ini, baik keuntungan finansial maupun keuntungan nonfinansial. Jika para perusahaan internet asing tidak mau, tentu harus ada batasanbatasan atau bahkan mereka untuk “mencari makan” di Tanah Air.

Pemerintah harus bisa bersikap tegas dan berani untuk mengultimatum para perusahaan internet asing yang tidak memberikan keuntungan kepada negeri ini. Seiring dengan pengaturan tersebut, pemerintah selanjutnya mendorong lahirnya perusahaan-perusahaan internet nasional yang bisa menjadi kebanggaan rakyat Indonesia.

Kemampuan masyarakat Indonesia untuk menciptakan karya-karya di dunia maya tak usah diragukan lagi, karena memang pada dasarnya tipikal masyarakat Indonesia adalah kreatif. Sudah banyak perusahaan internet nasional yang sudah menjadi idola bagi rakyat Indonesia.

Pemerintah tinggal mendorong dan memberikan fasilitas untuk mengembangkan agar menjadi semakin besar. Jika China dan Rusia bisa melakukan, kenapa Indonesia tidak bisa? China berhasil membatasi dan pemerintah berhasil mengatur para perusahaan-perusahaan internet asing, sekaligus mendorong perusahaan internet lokal untuk berkembang. Dengan cara pembatasan dan pengaturan seperti di China dan Rusia, tentu perusahaan internet asing tersebut tidak hanya semena-mena kepada Indonesia.
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0817 seconds (0.1#10.140)