Analisis Gaya Kepemimpinan Prabowo vs Jokowi
A
A
A
MENJELANG Pilpres 2014, kepemimpinan menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Seluruh rakyat Indonesia akan mengambil bagian dalam menentukan nasib bangsa Indonesia dalam lima tahun ke depan dengan memilih siapa yang akan menjadi pemimpinnya (baca presiden).
Pada intinya memilih pemimpin adalah memilih karakter. Jika melihat visi dan misi sudah jelas isinya pasti bagus semua. Karena itu, karakter akan menjadi pembeda (differentiator) dari seorang pemimpin atas pemimpin lainnya. Akan ada dua jenis pemilih yaitu pemilih emosional dan rasional.
Pemilih emosional adalah pemilih dengan fanatisme tinggi. Termasuk dalam kelompok pemilih ini adalah para pendukung fanatik, anggota partai pendukung, dan kelompok masyarakat akar rumput. Adapun kelompok pemilih rasional adalah kelompok yang menentukan pilihannya berdasarkan pertimbangan dan analisis tertentu.
Kelompok ini sering disebut sebagai swing voter karena pilihan mereka bisa berubah, bergantung pada analisis dan informasi yang diperoleh tentang kandidat yang menjadi alternatif pilihannya. Diyakini kelompok pemilih ini yang akan menjadi penentu kemenangan kandidat yang bertarung pada pilpres nanti.
Semua pemimpin pasti memiliki karisma. Kendati demikian, latar belakang budaya, pendidikan, pengalaman, dan wawasan akan membentuk karakter seorang pemimpin dan menjadikan karisma kepemimpinan yang berbeda antara pemimpin yang satu dan lain.
Dalam teori kepemimpinan, karisma didefinisikan sebagai kualitas khusus dari seorang pemimpin yang memiliki tujuan, kekuatan, dan determinasi yang luar biasa yang membedakannya dari pemimpin lain (Dubrin: 2012).
Karisma mengandung arti yang positif dan menunjukkan kualitas dari seorang pemimpin yang membuatnya dikehendaki banyak orang untuk dipimpin olehnya. Dalam hal ini terdapat dua tipe pemimpin karismatik (Dubrin: 2012) yaitu: Pertama, socialized charismatic, seorang pemimpin yang menggunakan kekuatannya untuk memberikan manfaat bagi orang lain.
Tipe pemimpin ini biasanya akan membawa nilai-nilai yang dipegang pengikutnya sejalan dengan nilainilai yang dipegangnya. Kedua, personalized charismatic, tipe pemimpin yang didominasi tujuan dan visi personalnya.
Tipe pemimpin ini sangat menitikberatkan tujuan dan keyakinan pribadinya kepada pengikutnya dan dia akan mendukung pengikutnya tersebut untuk membawanya kepada tujuan dan visi yang diyakininya tersebut. Terlepas dari kedua jenis pemimpin karismatik tersebut di atas, ada beberapa karakteristik seorang pemimpin karismatik.
Apa saja karakteristiknya dan di mana keunggulan Prabowo serta Jokowi pada setiap karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, seorang pemimpin karismatik umumnya visionary, dia memiliki gambaran yang jelas akan dibawa ke mana organisasi yang dia pimpin dan dia tahu bagaimana untuk mencapainya. Menurut pengamatan saya, Prabowo unggul di aspek ini dibandingkan Jokowi. Kedua, pemimpin karismatik juga mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam seni berkomunikasi (masterful communication skill).
Untuk memberikan inspirasi kepada pengikutnya, pemimpin karismatik akan menggunakan bahasa yang penuh variasi dan warna dengan berbagai analogi dan metafora yang memikat. Lagilagi Prabowo terlihat lebih unggul dibandingkan Jokowi pada area ini.
Ketiga, karakteristik lain dari pemimpin karismatik adalah kemampuannya untuk memberi inspirasi dan kepercayaan (ability to inspire and trust). Pengikutnya sangat mempercayai integritas pemimpin karismatik dan mereka berani mempertaruhkan kariernya untuk mencapai visi dari pemimpinnya.
Prabowo maupun Jokowi sama- sama unggul di poin ini. Keempat, pemimpin karismatik juga bisa membuat pengikutnya merasa yakin dan memiliki kemampuan (able to make group member feel capable). Ini biasanya dilakukan dengan memberikan pengikutnya beberapa proyek yang relatif lebih mudah bagi pengikutnya untuk meraih keberhasilan. Ini akan membangun rasa percaya diri dan keinginan pengikutnya untuk mendapatkan tugas yang lebih menantang. Baik Prabowo maupun Jokowi mempunyai keunggulan di area ini.
Kelima, pemimpin karismatik menunjukkan energi yang luar biasa dan selalu cepat mengambil tindakan (demonstrate energy and action orientation). Mereka juga menjadi model tentang bagaimana menyelesaikan hal tepat pada waktunya. Di area ini Jokowi lebih unggul dibandingkan Prabowo.
Banyak contoh yang ditunjukkannya saat menjabat sebagai wali kota Solo maupun gubernur DKI Jakarta. Keenam, sangat ekspresif dan hangat (emotional expressiveness and warmth) juga menjadi satu ciri pemimpin karismatik. Mereka begitu mudah meluapkan ekspresi dan perasaannya, mereka juga sangat hangat dan penuh perhatian.
Terlihat Jokowi juga unggul pada aspek ini dibandingkan Prabowo. Keluwesan dan kesederhanaannya sangat memudahkan Jokowi dalam berkomunikasi dan meluapkan ekspresi kepada masyarakatnya. Ketujuh, suka terhadap tantangan dan risiko romanticize risk) juga menjadi salah satu ciri yang menonjol dari pemimpin karismatik.
Tanpa tantangan dan risiko hidup, mereka terasa hampa dan kosong. Tantangan dan risiko yang membuat kehidupan pemimpin karismatik menjadi dinamis dan energik. Dengan segala latar belakang pengalaman dan perjalanan hidupnya, terlihat Prabowo unggul di aspek ini dibandingkan dengan Jokowi.
Segala risiko sudah pernah dihadapi Prabowo, mulai dari peperangan, krisis politik dan kepemimpinan tingkat nasional, sampai karier militer yang dipertaruhkan telah dilaluinya. Terbukti Prabowo mampu melampaui semua masa sulit tersebut hingga saat ini. Kedelapan, pemimpin karismatik juga senang dengan sesuatu yang tidak biasa.
Segala ide, gagasan, atau strategi yang mereka lontarkan selalu berbeda dari pendapat umum (unconventional strategies) dan mereka sangat percaya hal tersebut dapat memberikan sukses baginya dan pengikutnya. Prabowo dan Jokowi mempunyai keunggulan yang sama di aspek ini.
Kesembilan, keinginan untuk menonjolkan dan mempromosikan diri sendiri (self-promoting personality) juga menjadi ciri dari pemimpin karismatik. Mereka selalu ingin menunjukkan kepada pengikutnya betapa pentingnya dia bagi pengikutnya. Sebagai seorang charismatic personal , Prabowo terlihat lebih menonjol di aspek ini.
Kesepuluh, karakteristik lainnya adalah kebiasaan untuk menantang dan menguji rasa percaya diri dari tim atau pengikutnya (courage your self-confidence) dengan pertanyaan-pertanyaan yang menantang. Prabowo terlihat lebih unggul atas Jokowi untuk aspek ini. Jadi siapakah yang akan anda pilih pada tanggal 9 Juli nanti?
Yang jelas, tidak ada pemimpin yang benar-benar ideal, sama dengan ungkapan tidak ada manusia yang sempurna. Kendati demikian, biasanya ada batas-batas tertentu yang bisa ditoleransi oleh para pemilih terhadap pemimpin-pemimpin mereka atas sedikit kelemahan yang dimiliki oleh pemimpinnya.
Pada akhirnya apa yang bisa diberikan oleh seorang pemimpin kepada pengikutnya dan manfaat apa yang dirasakan oleh para pengikutnya atas kepemimpinan dari pimpinannya yang akan menjadi tolok ukur dan key performance indicator keberhasilan seorang pemimpin.
HANDI SAPTA MUKTI
Praktisi Manajemen dan Teknologi Informasi, Pemerhati Masalah Sosial dan Lingkungan
Pada intinya memilih pemimpin adalah memilih karakter. Jika melihat visi dan misi sudah jelas isinya pasti bagus semua. Karena itu, karakter akan menjadi pembeda (differentiator) dari seorang pemimpin atas pemimpin lainnya. Akan ada dua jenis pemilih yaitu pemilih emosional dan rasional.
Pemilih emosional adalah pemilih dengan fanatisme tinggi. Termasuk dalam kelompok pemilih ini adalah para pendukung fanatik, anggota partai pendukung, dan kelompok masyarakat akar rumput. Adapun kelompok pemilih rasional adalah kelompok yang menentukan pilihannya berdasarkan pertimbangan dan analisis tertentu.
Kelompok ini sering disebut sebagai swing voter karena pilihan mereka bisa berubah, bergantung pada analisis dan informasi yang diperoleh tentang kandidat yang menjadi alternatif pilihannya. Diyakini kelompok pemilih ini yang akan menjadi penentu kemenangan kandidat yang bertarung pada pilpres nanti.
Semua pemimpin pasti memiliki karisma. Kendati demikian, latar belakang budaya, pendidikan, pengalaman, dan wawasan akan membentuk karakter seorang pemimpin dan menjadikan karisma kepemimpinan yang berbeda antara pemimpin yang satu dan lain.
Dalam teori kepemimpinan, karisma didefinisikan sebagai kualitas khusus dari seorang pemimpin yang memiliki tujuan, kekuatan, dan determinasi yang luar biasa yang membedakannya dari pemimpin lain (Dubrin: 2012).
Karisma mengandung arti yang positif dan menunjukkan kualitas dari seorang pemimpin yang membuatnya dikehendaki banyak orang untuk dipimpin olehnya. Dalam hal ini terdapat dua tipe pemimpin karismatik (Dubrin: 2012) yaitu: Pertama, socialized charismatic, seorang pemimpin yang menggunakan kekuatannya untuk memberikan manfaat bagi orang lain.
Tipe pemimpin ini biasanya akan membawa nilai-nilai yang dipegang pengikutnya sejalan dengan nilainilai yang dipegangnya. Kedua, personalized charismatic, tipe pemimpin yang didominasi tujuan dan visi personalnya.
Tipe pemimpin ini sangat menitikberatkan tujuan dan keyakinan pribadinya kepada pengikutnya dan dia akan mendukung pengikutnya tersebut untuk membawanya kepada tujuan dan visi yang diyakininya tersebut. Terlepas dari kedua jenis pemimpin karismatik tersebut di atas, ada beberapa karakteristik seorang pemimpin karismatik.
Apa saja karakteristiknya dan di mana keunggulan Prabowo serta Jokowi pada setiap karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, seorang pemimpin karismatik umumnya visionary, dia memiliki gambaran yang jelas akan dibawa ke mana organisasi yang dia pimpin dan dia tahu bagaimana untuk mencapainya. Menurut pengamatan saya, Prabowo unggul di aspek ini dibandingkan Jokowi. Kedua, pemimpin karismatik juga mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam seni berkomunikasi (masterful communication skill).
Untuk memberikan inspirasi kepada pengikutnya, pemimpin karismatik akan menggunakan bahasa yang penuh variasi dan warna dengan berbagai analogi dan metafora yang memikat. Lagilagi Prabowo terlihat lebih unggul dibandingkan Jokowi pada area ini.
Ketiga, karakteristik lain dari pemimpin karismatik adalah kemampuannya untuk memberi inspirasi dan kepercayaan (ability to inspire and trust). Pengikutnya sangat mempercayai integritas pemimpin karismatik dan mereka berani mempertaruhkan kariernya untuk mencapai visi dari pemimpinnya.
Prabowo maupun Jokowi sama- sama unggul di poin ini. Keempat, pemimpin karismatik juga bisa membuat pengikutnya merasa yakin dan memiliki kemampuan (able to make group member feel capable). Ini biasanya dilakukan dengan memberikan pengikutnya beberapa proyek yang relatif lebih mudah bagi pengikutnya untuk meraih keberhasilan. Ini akan membangun rasa percaya diri dan keinginan pengikutnya untuk mendapatkan tugas yang lebih menantang. Baik Prabowo maupun Jokowi mempunyai keunggulan di area ini.
Kelima, pemimpin karismatik menunjukkan energi yang luar biasa dan selalu cepat mengambil tindakan (demonstrate energy and action orientation). Mereka juga menjadi model tentang bagaimana menyelesaikan hal tepat pada waktunya. Di area ini Jokowi lebih unggul dibandingkan Prabowo.
Banyak contoh yang ditunjukkannya saat menjabat sebagai wali kota Solo maupun gubernur DKI Jakarta. Keenam, sangat ekspresif dan hangat (emotional expressiveness and warmth) juga menjadi satu ciri pemimpin karismatik. Mereka begitu mudah meluapkan ekspresi dan perasaannya, mereka juga sangat hangat dan penuh perhatian.
Terlihat Jokowi juga unggul pada aspek ini dibandingkan Prabowo. Keluwesan dan kesederhanaannya sangat memudahkan Jokowi dalam berkomunikasi dan meluapkan ekspresi kepada masyarakatnya. Ketujuh, suka terhadap tantangan dan risiko romanticize risk) juga menjadi salah satu ciri yang menonjol dari pemimpin karismatik.
Tanpa tantangan dan risiko hidup, mereka terasa hampa dan kosong. Tantangan dan risiko yang membuat kehidupan pemimpin karismatik menjadi dinamis dan energik. Dengan segala latar belakang pengalaman dan perjalanan hidupnya, terlihat Prabowo unggul di aspek ini dibandingkan dengan Jokowi.
Segala risiko sudah pernah dihadapi Prabowo, mulai dari peperangan, krisis politik dan kepemimpinan tingkat nasional, sampai karier militer yang dipertaruhkan telah dilaluinya. Terbukti Prabowo mampu melampaui semua masa sulit tersebut hingga saat ini. Kedelapan, pemimpin karismatik juga senang dengan sesuatu yang tidak biasa.
Segala ide, gagasan, atau strategi yang mereka lontarkan selalu berbeda dari pendapat umum (unconventional strategies) dan mereka sangat percaya hal tersebut dapat memberikan sukses baginya dan pengikutnya. Prabowo dan Jokowi mempunyai keunggulan yang sama di aspek ini.
Kesembilan, keinginan untuk menonjolkan dan mempromosikan diri sendiri (self-promoting personality) juga menjadi ciri dari pemimpin karismatik. Mereka selalu ingin menunjukkan kepada pengikutnya betapa pentingnya dia bagi pengikutnya. Sebagai seorang charismatic personal , Prabowo terlihat lebih menonjol di aspek ini.
Kesepuluh, karakteristik lainnya adalah kebiasaan untuk menantang dan menguji rasa percaya diri dari tim atau pengikutnya (courage your self-confidence) dengan pertanyaan-pertanyaan yang menantang. Prabowo terlihat lebih unggul atas Jokowi untuk aspek ini. Jadi siapakah yang akan anda pilih pada tanggal 9 Juli nanti?
Yang jelas, tidak ada pemimpin yang benar-benar ideal, sama dengan ungkapan tidak ada manusia yang sempurna. Kendati demikian, biasanya ada batas-batas tertentu yang bisa ditoleransi oleh para pemilih terhadap pemimpin-pemimpin mereka atas sedikit kelemahan yang dimiliki oleh pemimpinnya.
Pada akhirnya apa yang bisa diberikan oleh seorang pemimpin kepada pengikutnya dan manfaat apa yang dirasakan oleh para pengikutnya atas kepemimpinan dari pimpinannya yang akan menjadi tolok ukur dan key performance indicator keberhasilan seorang pemimpin.
HANDI SAPTA MUKTI
Praktisi Manajemen dan Teknologi Informasi, Pemerhati Masalah Sosial dan Lingkungan
(nfl)