Indonesia dan Malaysia gelar Konferensi Pemuda
A
A
A
Sindonews.com - Dalam rangka persiapan ASEAN Community 2015 yang sudah semakin dekat, beberapa mahasiswa yang tergabung dalam Asean Youth Initiative Community (AYIC) mengadakan Indonesia-Malaysia Youth Forum (IMYF) 2014.
Kegiatan yang diadakan atas kerjasama dengan Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia (PKPMI) ini, juga turut melibatkan sektor privat dan pemerintahan di dalam acara. Konferensi perdana dari AYIC yang dirasa perlu untuk menghadirkan potensi ide-ide segar dalam bentuk diskusi dan realisasi proyek sosial.
Rangkaian acara ini diselenggarakan tanggal 2 sampai 4 Mei di berbagai lokasi Kota Bandung, seperti Bank Indonesia Hall, Saung Angklung Udjo, dan Car Free Day Dago.
IMYF pun turut menghadirkan 110 delegasi Indonesia dan Malaysia yang telah mengikuti tahap seleksi terlebih dahulu. Seluruh delegasi selanjutnya dibagi ke dalam sembilan kelompok yang akan membahas satu tema tertentu terkait Asean Economic Community.
Kemudian diminta untuk mencanangkan sebuah program sosial sebagai bentuk kepedulian terhadap perkembangan ASEAN. Pada opening ceremony yang diselenggarakan, Sabtu 3 Mei 2014, forum dibuka oleh Ketua AYIC, Rinaldi Yudakusumah yang memaparkan kepada para undangan, akademisi, dan delegasi untuk berbangga karena kita adalah Asean.
“Masyarakat Eropa bangga menjadi European, maka ini waktunya untuk juga bangga menjadi Aseanist,” ucap Rinaldi.
Pernyataannya pun didukung oleh Kepala Kantor Bank Indonesia Jawa Barat, Dian Ediana Rae yang menyarankan, untuk tak lagi Indonesian dan Malaysian mengistimewakan masing-masing negaranya.
Karena tahun depan bukan saatnya lagi bersaing antar negara ASEAN tetapi kita bersaing dengan dunia. Selain itu, hadir pula perwakilan Global Movement of Moderates dari Malaysia.
Tak hanya berisikan wawasan pengetahuan, tetapi forum pemuda ini juga menyuguhkan penampilan budaya Sunda oleh beberapa mahasiswa domisili Kota Bandung.
Kegiatan yang mendapat dukungan penuh dari Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN Kemenlu, George Lantu ini adalah sebuah forum terbuka bagi seluruh mahasiswa Indonesia-Malaysia dengan berbagai latar belakang pendidikan.
Acara ini diharapkan menjadi bentuk dukungan terhadap pemerintah, sekaligus wadah mempererat hubungan pemuda dua negara. “Karena Indonesia-Malaysia sering menghadapi konflik budaya, semoga setelah kegiatan ini kita semua dapat saling menghargai satu sama lain,” tutur Irfan Rahadi, selaku Ketua Pelaksana IMYF 2014. (Rabia Edra Almira)
Kegiatan yang diadakan atas kerjasama dengan Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia (PKPMI) ini, juga turut melibatkan sektor privat dan pemerintahan di dalam acara. Konferensi perdana dari AYIC yang dirasa perlu untuk menghadirkan potensi ide-ide segar dalam bentuk diskusi dan realisasi proyek sosial.
Rangkaian acara ini diselenggarakan tanggal 2 sampai 4 Mei di berbagai lokasi Kota Bandung, seperti Bank Indonesia Hall, Saung Angklung Udjo, dan Car Free Day Dago.
IMYF pun turut menghadirkan 110 delegasi Indonesia dan Malaysia yang telah mengikuti tahap seleksi terlebih dahulu. Seluruh delegasi selanjutnya dibagi ke dalam sembilan kelompok yang akan membahas satu tema tertentu terkait Asean Economic Community.
Kemudian diminta untuk mencanangkan sebuah program sosial sebagai bentuk kepedulian terhadap perkembangan ASEAN. Pada opening ceremony yang diselenggarakan, Sabtu 3 Mei 2014, forum dibuka oleh Ketua AYIC, Rinaldi Yudakusumah yang memaparkan kepada para undangan, akademisi, dan delegasi untuk berbangga karena kita adalah Asean.
“Masyarakat Eropa bangga menjadi European, maka ini waktunya untuk juga bangga menjadi Aseanist,” ucap Rinaldi.
Pernyataannya pun didukung oleh Kepala Kantor Bank Indonesia Jawa Barat, Dian Ediana Rae yang menyarankan, untuk tak lagi Indonesian dan Malaysian mengistimewakan masing-masing negaranya.
Karena tahun depan bukan saatnya lagi bersaing antar negara ASEAN tetapi kita bersaing dengan dunia. Selain itu, hadir pula perwakilan Global Movement of Moderates dari Malaysia.
Tak hanya berisikan wawasan pengetahuan, tetapi forum pemuda ini juga menyuguhkan penampilan budaya Sunda oleh beberapa mahasiswa domisili Kota Bandung.
Kegiatan yang mendapat dukungan penuh dari Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN Kemenlu, George Lantu ini adalah sebuah forum terbuka bagi seluruh mahasiswa Indonesia-Malaysia dengan berbagai latar belakang pendidikan.
Acara ini diharapkan menjadi bentuk dukungan terhadap pemerintah, sekaligus wadah mempererat hubungan pemuda dua negara. “Karena Indonesia-Malaysia sering menghadapi konflik budaya, semoga setelah kegiatan ini kita semua dapat saling menghargai satu sama lain,” tutur Irfan Rahadi, selaku Ketua Pelaksana IMYF 2014. (Rabia Edra Almira)
(maf)