Penyebab tokoh tenar gagal ke Senayan

Sabtu, 03 Mei 2014 - 06:32 WIB
Penyebab tokoh tenar gagal ke Senayan
Penyebab tokoh tenar gagal ke Senayan
A A A
Sindonews.com - Secara mengejutkan banyak calon anggota legislatif (caleg) yang berstatus incumbent gugur dan tak lolos lagi ke Senayan. Meski terkenal dan kerap muncul di media, ternyata tak menjadi jaminan seorang caleg terpilih menjadi anggota DPR.

Direktur Institute Public Indonesia (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, dalam sistem pemilu proporsional terbuka seperti sekarang ini, tidak ada jaminan tokoh tenar bisa terpilih menjadi anggota legislatif. Meskipun, dalam sistem suara terbanyak seperti saat ini, aspek popularitas atau ketenaran seorang caleg memang menjadi salah satu modal.

"Namun demikian, variabel yang mempengaruhi keterpilihan bukan hanya popularitas. Selain populer, caleg harus disukai pemilih (likeable)," ujarnya melalui pesan singkat yang diterima Sindonews, Sabtu (3/4/2014).

Selain itu, kata dia, faktor kapasitas juga menjadi pertimbangan pemilih untuk menentukan pilihan. Namun di sisi lain, sistem pemilihan proporsional terbuka telah membuka celah terjadinya berbagai kecurangan.

"Masalah yang paling krusial adalah penggelembungan suara di tingkat PPS, PPK dan panitia pemungutan suara tingkat kabupaten/kota. Semua masalah tersebut muncul akibat dari sistem suara terbanyak yang tidak terkontrol dan lemahnya law inforcement," tegasnya.

Sehingga, lanjut Karyono, pelaksanaan pemilu akan selalu menimbulkan sejumlah persoalan seperti menggelembungkan suara dengan cara jual-beli suara, saling mencuri suara antar caleg.

Menurutnya, gagalnya para caleg tenar tersebut perlu dilihat dari berbagai aspek. Pertama, melihat dari aspek personal brandingnya, mungkin caleg tersebut tenar tetapi tingkat kesukaannya (likeable) rendah.

Kedua, tingkat frekuensi sosialisasi langsung tatap muka dengan masyarakat kurang maksimal karena terlalu percaya diri. Ketiga, perlu dilihat dari faktor di luar personal kandidat misalnya, faktor image negatif suatu partai yang bisa memengaruhi elektabilitas caleg di dapil tertentu.

"Seperti Marzuki Ali dari Dapil DKI III, dimana perolehan suara Demokrat merosot tajam. Begitu pun Priyo Budi Santoso dari Golkar yang ditempatkan di dapil neraka bagi Golkar karena image kasus lumpur Lapindo."

"Atau ada kemungkinan caleg tenar yang gagal ke Senayan tersebut tidak melakukan 'belanja suara' di TPS seperti yang dilakukan oleh sejumlah caleg lain," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7996 seconds (0.1#10.140)