Diboikot media, KPK kena batunya
A
A
A
Sindonews.com - Wartawan memboikot konferensi pers Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang ingin menjelaskan perihal pemeriksaan Wakil Presiden (Wapres) Boediono pada Sabtu 23 November 2013, terkait kasus bailout Bank Century.
Pengamat politik dari Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis), Sugiyanto mengatakan, munculnya aksi boikot media terhadap KPK tersebut, merupakan akibat dari perlakuan KPK sendiri terhadap pemeriksaan Boediono.
"Ini (aksi boikot media), bisa dikatakan KPK kena batunya. Media yang selama ini memuja-muja KPK dengan segala gebrakannya, walaupun selama ini KPK banyak melakukan tebang pilih dengan tangkap tangannya. Kini media berbalik tak mendukung KPK," kata Sugiyanto saat dihubungi Sindonews, Selasa (26/11/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, dengan peristiwa boikot media ini, menunjukkan kelemahan KPK. Karena pada prinsipnya, tugas KPK bukanlah melakukan penangkapan, melainkan pencegahan. Agar tindak pidana korupsi itu tidak terjadi, apalagi menimpa petinggi negara.
"Prinsip kerja (KPK) itu seharusnya pencegahan, bukan penangkapan. Penangkapan itu tugas polisi. KPK pada akhirnya kena batunya, dan pada akhirnya kelemahan KPK terbuka. Yang selama ini diidolakan masyarakat," pungkasnya.
Sebelumnya, salah seorang perwakilan wartawan menyampaikan aspirasi dan kekecewaannya, terhadap pemeriksaan Boediono yang terkesan diam-diam. Hal ini berbeda dengan pemeriksaan saksi lainnya.
"Saya minta teman-teman meletakkan semua alat rekaman, foto dan kamera dan kita sama-sama keluar. Karena KPK sudah bersikap diskriminasi terhadap media," kata salah seorang perwakilan wartawan dari media nasional, di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 25 November 2013.
Dalam aksi boikot tersebut, hadir Pimpinan KPK yakni Ketua KPK Abraham Samad, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dan Deputi Penindakan Warih Sardono serta Johan Budi Jubir KPK. Setelah itu, wartawan serentak keluar dari ruang konferensi pers tempat para pimpinan KPK, yang hendak menjelaskan pemeriksaan Boediono dan konferensi pers batal.
Seperti diketahui pemeriksaan Boediono sempat simpang siur, karena tidak ada keterangan resmi dari pihak KPK. Pemeriksaan itu benar diketahui adanya, setelah Wapres Boediono memberikan keterangan perihal pemeriksaan sebagai saksi, terkait kasus Bank Century.
Hak angket Boediono akan picu kegaduhan kasus Century
Pengamat politik dari Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis), Sugiyanto mengatakan, munculnya aksi boikot media terhadap KPK tersebut, merupakan akibat dari perlakuan KPK sendiri terhadap pemeriksaan Boediono.
"Ini (aksi boikot media), bisa dikatakan KPK kena batunya. Media yang selama ini memuja-muja KPK dengan segala gebrakannya, walaupun selama ini KPK banyak melakukan tebang pilih dengan tangkap tangannya. Kini media berbalik tak mendukung KPK," kata Sugiyanto saat dihubungi Sindonews, Selasa (26/11/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, dengan peristiwa boikot media ini, menunjukkan kelemahan KPK. Karena pada prinsipnya, tugas KPK bukanlah melakukan penangkapan, melainkan pencegahan. Agar tindak pidana korupsi itu tidak terjadi, apalagi menimpa petinggi negara.
"Prinsip kerja (KPK) itu seharusnya pencegahan, bukan penangkapan. Penangkapan itu tugas polisi. KPK pada akhirnya kena batunya, dan pada akhirnya kelemahan KPK terbuka. Yang selama ini diidolakan masyarakat," pungkasnya.
Sebelumnya, salah seorang perwakilan wartawan menyampaikan aspirasi dan kekecewaannya, terhadap pemeriksaan Boediono yang terkesan diam-diam. Hal ini berbeda dengan pemeriksaan saksi lainnya.
"Saya minta teman-teman meletakkan semua alat rekaman, foto dan kamera dan kita sama-sama keluar. Karena KPK sudah bersikap diskriminasi terhadap media," kata salah seorang perwakilan wartawan dari media nasional, di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 25 November 2013.
Dalam aksi boikot tersebut, hadir Pimpinan KPK yakni Ketua KPK Abraham Samad, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dan Deputi Penindakan Warih Sardono serta Johan Budi Jubir KPK. Setelah itu, wartawan serentak keluar dari ruang konferensi pers tempat para pimpinan KPK, yang hendak menjelaskan pemeriksaan Boediono dan konferensi pers batal.
Seperti diketahui pemeriksaan Boediono sempat simpang siur, karena tidak ada keterangan resmi dari pihak KPK. Pemeriksaan itu benar diketahui adanya, setelah Wapres Boediono memberikan keterangan perihal pemeriksaan sebagai saksi, terkait kasus Bank Century.
Hak angket Boediono akan picu kegaduhan kasus Century
(maf)