Apa bedanya Hamdan Zoelva dengan Akil Mochtar?
A
A
A
Sindonews.com - Rekam jejak Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva yang belum lama ini terpilih, terus dipertanyakan. Bahkan Hamdan ditantang membuktikan dirinya sebagai hakim konstitusi yang bersih dari kasus suap.
“Pak Hamdan sudah tiga tahun satu panel dengan Pak Akil Mochtar. Dia tahu enggak kelakuan Pak Akil? Masa sih enggak tahu? Kalau tahu kenapa terkesan didiamkan saja,” ujar mantan Staf Ahli MK Refly Harun dalam sebuah diskusi bertema 'Sengketa Pilkada Kota Tangerang, MK Mau Kemana' di Hotel Grand Alia Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (10/11/2013).
Selain itu, dia pun mengkritik pemilihan Ketua MK yang digelar belum lama ini. Menurutnya, pemilihan Ketua MK tersebut seakan bertujuan untuk melokalisir kasus dugaan suap yang dilakukan Akil Mochtar.
Sehingga, lanjut dia, terkesan hanya Akil yang bermain dalam mengurusi sengketa pemilukada. Dalam kesempatan yang sama, dia mengaku yakin bahwa banyak pihak yang terlibat. Maka dari itu, dia meminta kepada publik agar tidak terlena dengan suasana yang diciptakan MK saat ini.
Tak hanya itu, dia juga mengritik Pemimpin MK saat ini kembali berasal dari partai politik (Parpol). Dia khawatir kebiasaan sebagai anggota parpol akan terbawa ketika menjadi hakim. Salah satunya adalah kebiasaan melobi.
“Lobi itu bagian dari hidup mereka di parpol, tidak cocok kalau menjadi hakim. Hamdan harus buktikan bahwa dirinya bebas dari parpol dan teman-temannya terdahulu, sebagai pengacara kan dia juga punya banyak teman dulu. Dia harus buktikan dia independen,” tutur Refly.
Komitmen Hamdan Zoelva
“Pak Hamdan sudah tiga tahun satu panel dengan Pak Akil Mochtar. Dia tahu enggak kelakuan Pak Akil? Masa sih enggak tahu? Kalau tahu kenapa terkesan didiamkan saja,” ujar mantan Staf Ahli MK Refly Harun dalam sebuah diskusi bertema 'Sengketa Pilkada Kota Tangerang, MK Mau Kemana' di Hotel Grand Alia Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (10/11/2013).
Selain itu, dia pun mengkritik pemilihan Ketua MK yang digelar belum lama ini. Menurutnya, pemilihan Ketua MK tersebut seakan bertujuan untuk melokalisir kasus dugaan suap yang dilakukan Akil Mochtar.
Sehingga, lanjut dia, terkesan hanya Akil yang bermain dalam mengurusi sengketa pemilukada. Dalam kesempatan yang sama, dia mengaku yakin bahwa banyak pihak yang terlibat. Maka dari itu, dia meminta kepada publik agar tidak terlena dengan suasana yang diciptakan MK saat ini.
Tak hanya itu, dia juga mengritik Pemimpin MK saat ini kembali berasal dari partai politik (Parpol). Dia khawatir kebiasaan sebagai anggota parpol akan terbawa ketika menjadi hakim. Salah satunya adalah kebiasaan melobi.
“Lobi itu bagian dari hidup mereka di parpol, tidak cocok kalau menjadi hakim. Hamdan harus buktikan bahwa dirinya bebas dari parpol dan teman-temannya terdahulu, sebagai pengacara kan dia juga punya banyak teman dulu. Dia harus buktikan dia independen,” tutur Refly.
Komitmen Hamdan Zoelva
(lal)