Priyo siapkan karpet merah untuk Snowden
A
A
A
Sindonews.com - Mantan kontraktor National Security Agency (NSA) Edward Snowden merupakan sosok kunci terkait dugaan penyadapan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Australia terhadap Indonesia.
Hingga kini belum diketahui lokasi pastinya keberadaan Snowden. "Kalau dia (Snowden) datang ke Jakarta, saya akan beri karpet merah," kata Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (8/11/2013).
Meski mengaku akan mempersiapkan karpet merah layaknya pejabat tinggi negara, namun Politikus Partai Golkar ini tak yakin pria 30 tahun itu mau datang ke Indonesia untuk menceritakan yang sebenarnya terjadi.
"Saya tidak tahu Snowden di mana, dia juga di bawah perlindungan, di Rusia saja dia tidak mau menunjukkan batang hidungnya. Bagaimana dia bisa datang ke Jakarta," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ada dugaan skandal operasi spionase Amerika Serikat, meluas hingga ke Asia, termasuk Indonesia. AS diduga melakukan penyadapan dengan menggunakan alat yang terpasang di Kedutaan Besar AS, di Jakarta.
Hal itu terungkap dari bocoran dokumen milik bekas kontraktor National Security Agency (NSA), Edward Snowden. Mengutip laporan media Australia, smh.com.au, dari bocoran Snowden terungkap, fasilitas penyadapan AS sebanyak 90 titik yang tersebar di seluruh dunia.
Untuk wilayah, Asia Tenggara, berbagai alat penyadapan AS diduga terpasang di Kedutaan Besar di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh dan Yangon. Pada 13 Agustus 2010, sebuah peta tidak menunjukkan fasilitas penyadapan itu terpasang di Australia, Selandia Baru, Inggris, Jepang dan Singapura, yang semuanya diketahui sebagai sekutu terdekat AS.
Hingga kini belum diketahui lokasi pastinya keberadaan Snowden. "Kalau dia (Snowden) datang ke Jakarta, saya akan beri karpet merah," kata Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (8/11/2013).
Meski mengaku akan mempersiapkan karpet merah layaknya pejabat tinggi negara, namun Politikus Partai Golkar ini tak yakin pria 30 tahun itu mau datang ke Indonesia untuk menceritakan yang sebenarnya terjadi.
"Saya tidak tahu Snowden di mana, dia juga di bawah perlindungan, di Rusia saja dia tidak mau menunjukkan batang hidungnya. Bagaimana dia bisa datang ke Jakarta," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ada dugaan skandal operasi spionase Amerika Serikat, meluas hingga ke Asia, termasuk Indonesia. AS diduga melakukan penyadapan dengan menggunakan alat yang terpasang di Kedutaan Besar AS, di Jakarta.
Hal itu terungkap dari bocoran dokumen milik bekas kontraktor National Security Agency (NSA), Edward Snowden. Mengutip laporan media Australia, smh.com.au, dari bocoran Snowden terungkap, fasilitas penyadapan AS sebanyak 90 titik yang tersebar di seluruh dunia.
Untuk wilayah, Asia Tenggara, berbagai alat penyadapan AS diduga terpasang di Kedutaan Besar di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh dan Yangon. Pada 13 Agustus 2010, sebuah peta tidak menunjukkan fasilitas penyadapan itu terpasang di Australia, Selandia Baru, Inggris, Jepang dan Singapura, yang semuanya diketahui sebagai sekutu terdekat AS.
(lal)