Bali Democracy Forum 2013 dan Pemilu 2014
A
A
A
TAHUN depan, 2014, Indonesia akan menyelenggarakan pesta besar dan bersejarah dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Sekitar 190 juta orang akan memilih anggota DPR, DPD, DPR provinsi, DPR kota dan kabupaten.
Beberapa bulan setelah itu, bangsa Indonesia akan memilih putra terbaiknya untuk dilantik sebagai presiden RI periode berikut. Dipastikan, pemilu Indonesia 2014 akan mendapat perhatian luas dari berbagai kalangan, regional maupun internasional, khususnya yang mempunyai kepentingan dengan Indonesia. Selain peran globalnya yang kian signifikan di tahun-tahun belakangan, Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
Dunia mengakui Indonesia telah sukses mentransformasi diri atas komitmen dan kekuatan sendiri menuju kehidupan demokrasi yang sesungguhnya dalam waktu begitu cepat dan damai. Capaian demokrasi itu kemudian menempatkan Indonesia di titik pandang pergerakan, pergolakan, dan gelombang demokrasi dunia, khususnya oleh bangsa dan negara yang mulai, sedang bergerak dan berjuang menuju kehidupan demokrasi yang mereka inginkan.
Berbagi pengalaman
Mendahului pesta akbar demokrasi itu, Indonesia menjadi tuan rumah Bali Democracy Forum (BDF) yang akan diselenggarakan 7-8 November, minggu depan. Forum ini bukan yang pertama dan terakhir. Ini untuk keenam kalinya. Sejak 2008, Indonesia yang juga penggagas BDF, menyelenggarakan forum itu setiap tahun. Sesuai nama, diselenggarakan di Bali.
Kenapa Bali? Karena Bali adalah salah satu etalase demokrasi Indonesia dan dunia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut Bali tidak saja sebagai the island of Gods, the island of paradise, dan the best tourist destination. Bali kini juga menjadi the island of peace and democracy.
BDF adalah ajang tukar pikiran, ide, gagasan, wawasan dan pengalaman praktik-praktik pembangunan politik dan demokrasi di kalangan pemerintah berbagai negara di Asia-Pasifik, yang kemudian ternyata juga mendapat sambutan luas dari negara-negara di luar kawasan. Forum ini sekaligus mendorong lahir kerja sama konkret antarnegara dalam memajukan demokrasi di kawasan.
BDF kian menjadi penting artinya karena setiap tahun dihadiri banyak kepala negara dan pemerintah, menteri dan pejabat tinggi negara, serta duta besar dari berbagai kawasan. Ini merupakan forum demokrasi dunia yang sangat penting yang menjadi perhatian besar berbagai negara, lembaga pemikir, tokoh dan pelaku politik, akademisi, pengamat serta pelaku bisnis.
Kepala negara dan pemerintahan hadir. Menteri luar negeri dan pejabat setingkat menteri lainnya juga hadir. Karena itu, Presiden SBY, seperti tahun-tahun sebelumnya, direncanakan akan membuka BDF VI.
Arsitektur demokrasi
Pantas dan tepat, itulah dua kata pilihan yang dapat disandingkan dengan Indonesia yang tampil sebagai penggagas dan penyelenggara BDF. Indonesia mempunyai komitmen yang sangat kuat mempromosikan nilai-nilai demokrasi, baik di kawasannya sendiri maupun dunia.
Menurut Menteri Luar Negeri Dr Marty M Natalegawa, Indonesia menyelenggarakan forum tersebut berdasarkan capaian dan pengalaman nyata penegakan demokrasi yang pernah dialami Indonesia. Marty bahkan juga menegaskan bahwa BDF merupakan arsitektur penegakan demokrasi dunia. Bicara demokrasi dan transformasi, Indonesia-lah tempat dan rujukan yang paling tepat.
Anggota Kongres Amerika Serikat Jim McDermontt bahkan menilai Indonesia sebagai model demokrasi yang baik. Tentu menarik disimak, apa saja fokus perhatian dan capaian lima BDF sebelumnya. Menengok sejenak ke belakang, BDF pertama menyepakati bahwa demokrasi adalah agenda strategis untuk kawasan Asia-Pasifik.
Forum kedua mempromosikan sinergi antara demokrasi dan pembangunan, di mana masyarakat diharapkan dapat menikmati kesejahteraan lebih merata. Forum ketiga, peranan demokrasi dalam menyebarluaskan perdamaian dan stabilitas. Forum keempat membahas demokrasi dan tata pemerintahan, sementara BDF kelima mendorong agar masyarakat internasional mengembangkan prinsip-prinsip demokrasi pada tingkat global.
BDF VI kali ini akan menampilkan tema Consolidating Democracy in Pluralistic Society, yang menekankan pentingnya konsolidasi dalam kehidupan masyarakat yang plural. Sebagaimana diketahui, hampir seluruh negara di dunia memiliki masyarakat yang plural.
Di dalam sesi interaktif BDF, peserta akan berbicara dalam topik Conducting Free and Fair Elections dan Building and Strengthening Democratic Institution yang tentunya sangat relevan dengan perkembangan terkini demokrasi kawasan dan dunia, apalagi dikaitkan dengan Indonesia yang akan menyelenggarakan pemilu tahun depan.
Untuk melaksanakan berbagai pandangan, ide dan gagasan yang muncul di dalam BDF, sejak forum pertama 2008 dibentuk Institue for Peace and Democracy (IPD). Institut ini antara lain menyelenggarakan pertemuan, kuliah umum, dialog, seminar, lokakarya, pelatihan, program magang, dan publikasi dalam bidang perdamaian dan demokrasi.
IPD dirancang sebagai pusat pengembangan kehidupan demokrasi di Indonesia, sekaligus mampu memberikan kontribusi nyata terhadap upaya penegakan perdamaian dan demokrasi di kawasan Asia dan dunia. BDF adalah suatu forum demokrasi yang sudah mendunia yang menempatkan Indonesia di barisan terdepan pergerakan dan perjuangan bangsa-bangsa menuju demokrasi yang sesungguhnya.
Lebih berkualitas
BDF adalah forum yang memang dirindukan sejak lama oleh pencinta dan pencari demokrasi, dan akan tetap sangat dibutuhkan pada tahun-tahun berikut. Ini berarti peran Indonesia ke depan, khususnya dalam upaya mendorong pertumbuhan demokrasi kawasan dan dunia, tetap sangat diperlukan.
Bukan saja karena Indonesia telah memulainya, namun lebih karena memang Indonesia paling tepat menyelenggarakan forum demokrasi seperti ini. Sukses Indonesia dengan BDF tentu tidak akan berhenti di situ. Serangkaian peluang, tantangan, dan tugas baru demokrasi menunggu di hadapan kita.
Di tengah kita menikmati kehidupan demokrasi di negeri sendiri sebagai hasil perjuangan panjang dan di saat yang sama kita berbagi pengalaman dengan negara-negara lain, tantangan yang tidak ringan adalah menjadikan BDF lebih bermakna bagi kehidupan dan kemajuan demokrasi bangsa Indonesia. Karena rakyat Indonesia senantiasa mengamati dan melihat semua proses itu dengan mata telanjang dengan harapan yang tentunya sangat tinggi.
Mengingat tahun depan Indonesia akan menyelenggarakan pesta besar demokrasi, pemilu, tentunya BDF VI mempunyai arti khusus dan strategis bagi Indonesia. Masyarakat duniatidakhanya akan mendengar dan belajar dari sukses perjalanan demokrasi Indonesia.
Indonesia juga akan mendengar pengalaman, pemikiran, dan pandangan negaranegara lain tentang demokrasi, demi menuju Pemilu 2014 yang lebih berkualitas dalam bingkai demokrasi Indonesia. * Tulisan ini adalah pendapat pribadi.
AL BUSYRA BASNUR
Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri
Beberapa bulan setelah itu, bangsa Indonesia akan memilih putra terbaiknya untuk dilantik sebagai presiden RI periode berikut. Dipastikan, pemilu Indonesia 2014 akan mendapat perhatian luas dari berbagai kalangan, regional maupun internasional, khususnya yang mempunyai kepentingan dengan Indonesia. Selain peran globalnya yang kian signifikan di tahun-tahun belakangan, Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
Dunia mengakui Indonesia telah sukses mentransformasi diri atas komitmen dan kekuatan sendiri menuju kehidupan demokrasi yang sesungguhnya dalam waktu begitu cepat dan damai. Capaian demokrasi itu kemudian menempatkan Indonesia di titik pandang pergerakan, pergolakan, dan gelombang demokrasi dunia, khususnya oleh bangsa dan negara yang mulai, sedang bergerak dan berjuang menuju kehidupan demokrasi yang mereka inginkan.
Berbagi pengalaman
Mendahului pesta akbar demokrasi itu, Indonesia menjadi tuan rumah Bali Democracy Forum (BDF) yang akan diselenggarakan 7-8 November, minggu depan. Forum ini bukan yang pertama dan terakhir. Ini untuk keenam kalinya. Sejak 2008, Indonesia yang juga penggagas BDF, menyelenggarakan forum itu setiap tahun. Sesuai nama, diselenggarakan di Bali.
Kenapa Bali? Karena Bali adalah salah satu etalase demokrasi Indonesia dan dunia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut Bali tidak saja sebagai the island of Gods, the island of paradise, dan the best tourist destination. Bali kini juga menjadi the island of peace and democracy.
BDF adalah ajang tukar pikiran, ide, gagasan, wawasan dan pengalaman praktik-praktik pembangunan politik dan demokrasi di kalangan pemerintah berbagai negara di Asia-Pasifik, yang kemudian ternyata juga mendapat sambutan luas dari negara-negara di luar kawasan. Forum ini sekaligus mendorong lahir kerja sama konkret antarnegara dalam memajukan demokrasi di kawasan.
BDF kian menjadi penting artinya karena setiap tahun dihadiri banyak kepala negara dan pemerintah, menteri dan pejabat tinggi negara, serta duta besar dari berbagai kawasan. Ini merupakan forum demokrasi dunia yang sangat penting yang menjadi perhatian besar berbagai negara, lembaga pemikir, tokoh dan pelaku politik, akademisi, pengamat serta pelaku bisnis.
Kepala negara dan pemerintahan hadir. Menteri luar negeri dan pejabat setingkat menteri lainnya juga hadir. Karena itu, Presiden SBY, seperti tahun-tahun sebelumnya, direncanakan akan membuka BDF VI.
Arsitektur demokrasi
Pantas dan tepat, itulah dua kata pilihan yang dapat disandingkan dengan Indonesia yang tampil sebagai penggagas dan penyelenggara BDF. Indonesia mempunyai komitmen yang sangat kuat mempromosikan nilai-nilai demokrasi, baik di kawasannya sendiri maupun dunia.
Menurut Menteri Luar Negeri Dr Marty M Natalegawa, Indonesia menyelenggarakan forum tersebut berdasarkan capaian dan pengalaman nyata penegakan demokrasi yang pernah dialami Indonesia. Marty bahkan juga menegaskan bahwa BDF merupakan arsitektur penegakan demokrasi dunia. Bicara demokrasi dan transformasi, Indonesia-lah tempat dan rujukan yang paling tepat.
Anggota Kongres Amerika Serikat Jim McDermontt bahkan menilai Indonesia sebagai model demokrasi yang baik. Tentu menarik disimak, apa saja fokus perhatian dan capaian lima BDF sebelumnya. Menengok sejenak ke belakang, BDF pertama menyepakati bahwa demokrasi adalah agenda strategis untuk kawasan Asia-Pasifik.
Forum kedua mempromosikan sinergi antara demokrasi dan pembangunan, di mana masyarakat diharapkan dapat menikmati kesejahteraan lebih merata. Forum ketiga, peranan demokrasi dalam menyebarluaskan perdamaian dan stabilitas. Forum keempat membahas demokrasi dan tata pemerintahan, sementara BDF kelima mendorong agar masyarakat internasional mengembangkan prinsip-prinsip demokrasi pada tingkat global.
BDF VI kali ini akan menampilkan tema Consolidating Democracy in Pluralistic Society, yang menekankan pentingnya konsolidasi dalam kehidupan masyarakat yang plural. Sebagaimana diketahui, hampir seluruh negara di dunia memiliki masyarakat yang plural.
Di dalam sesi interaktif BDF, peserta akan berbicara dalam topik Conducting Free and Fair Elections dan Building and Strengthening Democratic Institution yang tentunya sangat relevan dengan perkembangan terkini demokrasi kawasan dan dunia, apalagi dikaitkan dengan Indonesia yang akan menyelenggarakan pemilu tahun depan.
Untuk melaksanakan berbagai pandangan, ide dan gagasan yang muncul di dalam BDF, sejak forum pertama 2008 dibentuk Institue for Peace and Democracy (IPD). Institut ini antara lain menyelenggarakan pertemuan, kuliah umum, dialog, seminar, lokakarya, pelatihan, program magang, dan publikasi dalam bidang perdamaian dan demokrasi.
IPD dirancang sebagai pusat pengembangan kehidupan demokrasi di Indonesia, sekaligus mampu memberikan kontribusi nyata terhadap upaya penegakan perdamaian dan demokrasi di kawasan Asia dan dunia. BDF adalah suatu forum demokrasi yang sudah mendunia yang menempatkan Indonesia di barisan terdepan pergerakan dan perjuangan bangsa-bangsa menuju demokrasi yang sesungguhnya.
Lebih berkualitas
BDF adalah forum yang memang dirindukan sejak lama oleh pencinta dan pencari demokrasi, dan akan tetap sangat dibutuhkan pada tahun-tahun berikut. Ini berarti peran Indonesia ke depan, khususnya dalam upaya mendorong pertumbuhan demokrasi kawasan dan dunia, tetap sangat diperlukan.
Bukan saja karena Indonesia telah memulainya, namun lebih karena memang Indonesia paling tepat menyelenggarakan forum demokrasi seperti ini. Sukses Indonesia dengan BDF tentu tidak akan berhenti di situ. Serangkaian peluang, tantangan, dan tugas baru demokrasi menunggu di hadapan kita.
Di tengah kita menikmati kehidupan demokrasi di negeri sendiri sebagai hasil perjuangan panjang dan di saat yang sama kita berbagi pengalaman dengan negara-negara lain, tantangan yang tidak ringan adalah menjadikan BDF lebih bermakna bagi kehidupan dan kemajuan demokrasi bangsa Indonesia. Karena rakyat Indonesia senantiasa mengamati dan melihat semua proses itu dengan mata telanjang dengan harapan yang tentunya sangat tinggi.
Mengingat tahun depan Indonesia akan menyelenggarakan pesta besar demokrasi, pemilu, tentunya BDF VI mempunyai arti khusus dan strategis bagi Indonesia. Masyarakat duniatidakhanya akan mendengar dan belajar dari sukses perjalanan demokrasi Indonesia.
Indonesia juga akan mendengar pengalaman, pemikiran, dan pandangan negaranegara lain tentang demokrasi, demi menuju Pemilu 2014 yang lebih berkualitas dalam bingkai demokrasi Indonesia. * Tulisan ini adalah pendapat pribadi.
AL BUSYRA BASNUR
Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri
(nfl)