Ical: Hasil survei hanya politik jangka pendek
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menilai, lembaga survei merupakan sebagai alat politik jangka pendek. Maka itu, pihaknya tidak akan terpengaruh terhadap hasil survei tersebut.
"Saya enggak ada tanggapan kalau mengenai masalah survei-survei, itu politik jangka pendek saja. Kita bikin politik jangka panjang, saya ingin ajak pers bicara jangka panjang jangan jangka pendek," katanya di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Rabu (20/2/2013).
Ical mengklaim, partainya sedang fokus pada persiapkan blueprint pembangunan nasional. Dia berharap, pembangunan Indonesia sampai 2045 bisa menggantikan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) di masa orde baru (orba).
"Misalnya saya mengharapkan pendidikan gratis selama 12 tahun, apa kita mengharapkan intervensi pemerintah pada kesehatan itu. Jamkesmas sekarang 84 juta orang, kita fokus terhadap itu," tegasnya.
Sebelumnya, Pusat Data Bersatu (PDB) yang merilis elektabilitas dan potensial calon presiden (capres) Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dengan nilai 9,4 persen berada di urutan kelima dibanding Joko Widodo, Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri, dan Rhoma Irama.
"Saya enggak ada tanggapan kalau mengenai masalah survei-survei, itu politik jangka pendek saja. Kita bikin politik jangka panjang, saya ingin ajak pers bicara jangka panjang jangan jangka pendek," katanya di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Rabu (20/2/2013).
Ical mengklaim, partainya sedang fokus pada persiapkan blueprint pembangunan nasional. Dia berharap, pembangunan Indonesia sampai 2045 bisa menggantikan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) di masa orde baru (orba).
"Misalnya saya mengharapkan pendidikan gratis selama 12 tahun, apa kita mengharapkan intervensi pemerintah pada kesehatan itu. Jamkesmas sekarang 84 juta orang, kita fokus terhadap itu," tegasnya.
Sebelumnya, Pusat Data Bersatu (PDB) yang merilis elektabilitas dan potensial calon presiden (capres) Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dengan nilai 9,4 persen berada di urutan kelima dibanding Joko Widodo, Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri, dan Rhoma Irama.
(mhd)