Moderator Debat Capres 2014 Zainal Arifin Mochtar: 2024 Harus Menarik, Bukan Hanya Nanya dan Dijawab
loading...
A
A
A
JAKARTA - Moderator debat capres tahun 2014, Zainal Arifin Mochtar menyebut Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus bisa menyelenggarakan debat capres-cawapres 2024 lebih menarik. Debat itu harus menghasilkan dinamika yang lebih kuat.
Hal itu diungkapkan Zainal lantaran berkaca pada debat Pilpres 2014. Pada debat 2014 lalu, menurutnya pertanyaan yang disiapkan dari moderator tidak boleh lagi diperdalam.
"Memang harus dibuat lebih menarik, bukan untuk bikin berantem, tapi kemudian ada dinamika yang lebih kuat dari sekadar cerdas cermat, baca soal-dijawab, baca soal-dijawab," ungkap Zainal Arifin Mochtar dalam Polemik Trijaya FM 'Dramaturgi Debat KPU', Sabtu (9/12/2023).
Menurut Zainal, debat serupa tidak akan bisa memberikan pandangan masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden. Padahal, momen ini bisa digunakan untuk mempertunjukkan gagasan masing-masing calon.
"Dengan metode yang ada sekarang saya yakin hampir nyaris percuma, karena tidak banyak menggali, mereka kebanyakan bersikap normatif membaca apa yang mereka punya di visi dan misi, jadi pertanyaan itu tidak pernah dielaborasi dengan baik," ujar Zainal.
"Kenapa tidak bisa dielaborasi dengan baik? Karena memang tidak bisa dikejar jawabannya dia itu apa emang begitu, bahkan data harusnya bisa dibantah," sambungnya.
Ia juga menyarankan agar KPU mampu menyusun konsep debat yang lebih baik, misalnya pada sesi tarung bebas atau pertanyaan antarpasangan calon. Hal itu untuk menghindari pertanyaan yang terlalu teknis.
"Jadi saya kira gagasan dan ide juga enggak dibatasi ketika mereka tarung bebas, padahal tarung bebas itu pertarungan gagasan bukan pertarungan teknis," ucapnya.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
Hal itu diungkapkan Zainal lantaran berkaca pada debat Pilpres 2014. Pada debat 2014 lalu, menurutnya pertanyaan yang disiapkan dari moderator tidak boleh lagi diperdalam.
"Memang harus dibuat lebih menarik, bukan untuk bikin berantem, tapi kemudian ada dinamika yang lebih kuat dari sekadar cerdas cermat, baca soal-dijawab, baca soal-dijawab," ungkap Zainal Arifin Mochtar dalam Polemik Trijaya FM 'Dramaturgi Debat KPU', Sabtu (9/12/2023).
Menurut Zainal, debat serupa tidak akan bisa memberikan pandangan masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden. Padahal, momen ini bisa digunakan untuk mempertunjukkan gagasan masing-masing calon.
Baca Juga
"Dengan metode yang ada sekarang saya yakin hampir nyaris percuma, karena tidak banyak menggali, mereka kebanyakan bersikap normatif membaca apa yang mereka punya di visi dan misi, jadi pertanyaan itu tidak pernah dielaborasi dengan baik," ujar Zainal.
"Kenapa tidak bisa dielaborasi dengan baik? Karena memang tidak bisa dikejar jawabannya dia itu apa emang begitu, bahkan data harusnya bisa dibantah," sambungnya.
Ia juga menyarankan agar KPU mampu menyusun konsep debat yang lebih baik, misalnya pada sesi tarung bebas atau pertanyaan antarpasangan calon. Hal itu untuk menghindari pertanyaan yang terlalu teknis.
"Jadi saya kira gagasan dan ide juga enggak dibatasi ketika mereka tarung bebas, padahal tarung bebas itu pertarungan gagasan bukan pertarungan teknis," ucapnya.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
(hab)