Sahroni: Bandara Soetta Harus Jadi Satu-satunya Pintu Masuk ke Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Penyebaran virus Corona (COVID-19) makin mengkhawatirkan. Selain telah tersebar di 114 negara, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO juga telah mengumumkan COVID-19 sebagai epidemik.
Bahkan, berbagai negara seperti Amerika Serikat, India, Saudi Arabia, hingga negara-negara Eropa telah memberlakukan kebijakan untuk menolak pengunjung yang datang dari negara-negara dengan angka infeksi Corona yang besar, seperti China, Jepang, Italia, hingga Iran. (Baca juga: Daripada Subsidi Pesawat Murah, Pemerintah Diminta Fokus Tangani Corona )
Indonesia memang sudah memberlakukan larangan masuk atas pengunjung yang datang dari China disusul Iran, Italia dan Korea Selatan dan bagi mereka yang dalam 14 hari belakangan mengunjungi negara-negara tersebut.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mendorong pemerintah untuk bisa lebih tegas dalam menetapkan kebijakan penutupan penerbangan dari dan ke negara-negara yang memiliki angka infeksi Corona yang tinggi.
“Pemerintah Indonesia harus berani ambil langkah untuk menutup penerbangan yang masuk tidak hanya dari Italia, tapi juga dari negara-negara lain di Eropa. Amerika Serikat sudah memberlakukan kebijakan itu, dan kita juga harusnya bertindak tegas. Selain dari Eropa, penerbangan dari Asia juga perlu dipertimbangkan untuk dihentikan. Pemerintah kita harus berani menutup semua bandara dari penerbangan luar negeri yang datang dari negara-negara dengan angka Corona yang tinggi,” ujar Sahroni dalam siaran pers kepada SINDOnews, Kamis (12/3/2020).
Sahroni melanjutkan jika memang Indonesia masih akan menerima penerbangan yang datang dari luar negeri, maka penjagaannya perlu ekstra ketat. Salah satu upaya pencegahan yang bisa diambil adalah pemberlakukan sistem satu pintu di bandara. Menurutnya Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) harus menjadi satu-satunya pintu masuk dan keluar Indonesia.
“Jika memang perlu banget ada penerbangan dari Eropa maupun Asia yang masuk ke Indonesia, maka pamerintah bisa mempertimbangkan sistem satu pintu di bandara. Misalnya, pengunjung masuk hanya boleh dari Bandara Soekarno-Hatta, dan keluarnya juga hanya boleh dari Soetta. Dengan begini, kita bisa sangat fokus dalam melakukan pemeriksaan,” usulnya.
Selain itu, Bendahara Umum Partai Nasdem ini menilai perlunya pelibatan personel dari TNI dan Polri di bandara demi menghadirkan pemeriksaan dan pencegahan ekstra bagi para pengunjung yang hendak masuk ke Tanah Air. (Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, Nadiem Diminta Pertimbangkan Penutupan Sekolah )
“TNI dan Polri perlu siaga di pintu masuk dan pintu keluar untuk pengamanan ekstra dan upaya pencegahan, dengan begitu kita waspada dengan cara yang baik,” tandasnya.
Bahkan, berbagai negara seperti Amerika Serikat, India, Saudi Arabia, hingga negara-negara Eropa telah memberlakukan kebijakan untuk menolak pengunjung yang datang dari negara-negara dengan angka infeksi Corona yang besar, seperti China, Jepang, Italia, hingga Iran. (Baca juga: Daripada Subsidi Pesawat Murah, Pemerintah Diminta Fokus Tangani Corona )
Indonesia memang sudah memberlakukan larangan masuk atas pengunjung yang datang dari China disusul Iran, Italia dan Korea Selatan dan bagi mereka yang dalam 14 hari belakangan mengunjungi negara-negara tersebut.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mendorong pemerintah untuk bisa lebih tegas dalam menetapkan kebijakan penutupan penerbangan dari dan ke negara-negara yang memiliki angka infeksi Corona yang tinggi.
“Pemerintah Indonesia harus berani ambil langkah untuk menutup penerbangan yang masuk tidak hanya dari Italia, tapi juga dari negara-negara lain di Eropa. Amerika Serikat sudah memberlakukan kebijakan itu, dan kita juga harusnya bertindak tegas. Selain dari Eropa, penerbangan dari Asia juga perlu dipertimbangkan untuk dihentikan. Pemerintah kita harus berani menutup semua bandara dari penerbangan luar negeri yang datang dari negara-negara dengan angka Corona yang tinggi,” ujar Sahroni dalam siaran pers kepada SINDOnews, Kamis (12/3/2020).
Sahroni melanjutkan jika memang Indonesia masih akan menerima penerbangan yang datang dari luar negeri, maka penjagaannya perlu ekstra ketat. Salah satu upaya pencegahan yang bisa diambil adalah pemberlakukan sistem satu pintu di bandara. Menurutnya Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) harus menjadi satu-satunya pintu masuk dan keluar Indonesia.
“Jika memang perlu banget ada penerbangan dari Eropa maupun Asia yang masuk ke Indonesia, maka pamerintah bisa mempertimbangkan sistem satu pintu di bandara. Misalnya, pengunjung masuk hanya boleh dari Bandara Soekarno-Hatta, dan keluarnya juga hanya boleh dari Soetta. Dengan begini, kita bisa sangat fokus dalam melakukan pemeriksaan,” usulnya.
Selain itu, Bendahara Umum Partai Nasdem ini menilai perlunya pelibatan personel dari TNI dan Polri di bandara demi menghadirkan pemeriksaan dan pencegahan ekstra bagi para pengunjung yang hendak masuk ke Tanah Air. (Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, Nadiem Diminta Pertimbangkan Penutupan Sekolah )
“TNI dan Polri perlu siaga di pintu masuk dan pintu keluar untuk pengamanan ekstra dan upaya pencegahan, dengan begitu kita waspada dengan cara yang baik,” tandasnya.
(kri)