DPR Minta Kemenpora Lindungi Atlet dari Ancaman Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda meminta Kementerian Pemuda dan Olahraga serta KONI benar-benar menyosialisasikan bahaya wabah corona (Covid-19) bagi di kalangan atlet dan mantan atlet Indonesia.
“Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas berpulangnya salah satu olimpian Indonesia, Lukman Naiode yang diduga karena terjangkit Covid-19. Semoga dedikasi almarhum ke dunia olahraga menjadi inspirasi banyak anak bangsa,” ujar Syaiful Huda, kepada wartawan, Jumat (17/4/2020).
Dia menjelaskan Lukman Niode yang biasa disapa Lucky adalah atlet dari cabang renang yang pernah berlaga di Olimpiade Los Angeles, Amerika Serikat, 1984 silam. Selain itu, Lucky sempat menjadi pemegang rekor Asia untuk nomor renang gaya punggung 100 meter. ( )
Setelah pensiun, Lucky juga tetap mengabdikan diri di dunia olahraga Indonesia. Terakhir dirinya pernah menjadi salah satu panitia Asian Paragames 2018 Indonesia.
“Sudah tidak terhitung medali emas yang dia raih saat aktif menjadi atlet renang Indonesia baik di ajang nasional maupun internasional. Bahkan saat pensiun dari dunia renang, dedikasi beliau ke dunia olah raga juga tidak luntur,” katanya.
Huda mengatakan dari informasi yang dia terima, Lucky meninggal karena masalah di paru-paru. Namun ada dugaan yang bersangkutan meninggal karena terjangkit Covid-19.
Menurut dia, fakta ini menjadi bukti jika ancaman bahaya Covid-19 memang nyata dan harus menjadi pengingat bagi semua kalangan utamanya para atlet dan mantan atlet untuk terus berhati-hati dalam beraktivitas hari-hari ini.
“Kami berharap atlet terus melakukan pola hidup sehat dan menjaga jarak selama masa pandemic Covid-19,” tuturnya.
Politikus PKB ini meminta kepada Kemenpora dan KONI untuk terus melindungi para atlet dan mantan atlet selama pandemi corona.
Dia meminta agar semua pengurus cabang olah raga terus memantau para atlet Pelatnas dan Puslatda yang saat ini hampir seluruhnya melakukan latihan mandiri. Mereka harus dijaga asupan nutrisi dan pola hidup selama berlatih secara mandiri.
“Jangan sampai saat mereka berlatih mandiri dimanfaatkan untuk libur dari rutinitas latihan dan tidak menjaga jarak saat harus beraktivitas di luar rumah,” tuturnya.
“Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas berpulangnya salah satu olimpian Indonesia, Lukman Naiode yang diduga karena terjangkit Covid-19. Semoga dedikasi almarhum ke dunia olahraga menjadi inspirasi banyak anak bangsa,” ujar Syaiful Huda, kepada wartawan, Jumat (17/4/2020).
Dia menjelaskan Lukman Niode yang biasa disapa Lucky adalah atlet dari cabang renang yang pernah berlaga di Olimpiade Los Angeles, Amerika Serikat, 1984 silam. Selain itu, Lucky sempat menjadi pemegang rekor Asia untuk nomor renang gaya punggung 100 meter. ( )
Setelah pensiun, Lucky juga tetap mengabdikan diri di dunia olahraga Indonesia. Terakhir dirinya pernah menjadi salah satu panitia Asian Paragames 2018 Indonesia.
“Sudah tidak terhitung medali emas yang dia raih saat aktif menjadi atlet renang Indonesia baik di ajang nasional maupun internasional. Bahkan saat pensiun dari dunia renang, dedikasi beliau ke dunia olah raga juga tidak luntur,” katanya.
Huda mengatakan dari informasi yang dia terima, Lucky meninggal karena masalah di paru-paru. Namun ada dugaan yang bersangkutan meninggal karena terjangkit Covid-19.
Menurut dia, fakta ini menjadi bukti jika ancaman bahaya Covid-19 memang nyata dan harus menjadi pengingat bagi semua kalangan utamanya para atlet dan mantan atlet untuk terus berhati-hati dalam beraktivitas hari-hari ini.
“Kami berharap atlet terus melakukan pola hidup sehat dan menjaga jarak selama masa pandemic Covid-19,” tuturnya.
Politikus PKB ini meminta kepada Kemenpora dan KONI untuk terus melindungi para atlet dan mantan atlet selama pandemi corona.
Dia meminta agar semua pengurus cabang olah raga terus memantau para atlet Pelatnas dan Puslatda yang saat ini hampir seluruhnya melakukan latihan mandiri. Mereka harus dijaga asupan nutrisi dan pola hidup selama berlatih secara mandiri.
“Jangan sampai saat mereka berlatih mandiri dimanfaatkan untuk libur dari rutinitas latihan dan tidak menjaga jarak saat harus beraktivitas di luar rumah,” tuturnya.
(dam)