Pulau Galang Jadi Tempat Evakuasi Corona Jika Terjadi Lockdown

Rabu, 04 Maret 2020 - 21:32 WIB
Pulau Galang Jadi Tempat Evakuasi Corona Jika Terjadi Lockdown
Pulau Galang Jadi Tempat Evakuasi Corona Jika Terjadi Lockdown
A A A
JAKARTA - Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sekaligus Juru Bicara Pemerintah terkait Virus Corona (COVID-19), Achmad Yurianto mengatakan Pulau Galang di Kepulauan Riau akan disiapkan untuk tempat evakuasi jika terjadi apabila sejumlah negara menutup akses keluar masuk atau lockdown akibat virus Corona.

“Pemerintah akan dilihat kembali untuk kemudian ditata ulang bukan untuk RS saja, tetapi kita harus antisipasi manakala nanti beberapa negara melakukan lockdown maka kita harus menjemput WNI di luar negeri. Kita harus mencarikan tempat untuk kemudian menampung mereka,” ujar Achmad di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (4/3/2020). (Baca juga: Kemenkes: 447 Spesimen Telah Diperiksa Terkait Virus Corona )

Achmad menjelaskan bahwa Pulau Galang tidak hanya akan digunakan untuk penyakit menular tetapi untuk skenario jika terjadi lockdown. “Ini skenarionya artinya belum terjadi. Kita baru mulai milih-milih tempat kalau seandainya di beberapa negara melakukan lockdown. Kita berharap tidak ada lockdown karena kita tahu WNI kita yang masih ada di daerah-daerah yang berpotensi untuk bisa menjadi lebih buruk,” jelasnya.

Namun, ia mengatakan RS di Pulau Galang tidak seperti yang dibangun di China khusus untuk penanganan virus Corona. “Jadi bukan ke Galang untuk buat RS Corona seperti bayangan kita pada waktu China bangun RS di Wuhan, bukan seperti itu. Jadi kita jangan bayangkan seperti itu. Kita tidak akan buat seperti itu,” tegasnya. (Baca juga: Panglima TNI-Menteri PUPR Tinjau Lokasi Bakal RS Pasien Khusus Corona )

Apalagi, kata Achmad, gelombang kedua penyebaran virus Corona juga terjadi di sejumlah negara seperti Korea Selatan, Jepang, Iran, dan Italia. Negara tersebut menjadi pusat baru penyebaran virus Corona.

“Nah yang menjadi permasalahan sebenarnya kecepatan nyebar karena terakhir kemarin saya lihat lagi datanya ada 20 negara baru yang melaporkan. Baru melaporkan dia ada kasus di negara itu ada 20 negara baru,” katanya.

“Artinya kita tahu ini nyebarnya cepat sekali mana kala semua negara memperketat pintu masuknya, tapi kok banyak sekali yang lolos ini disebabkan karena adanya perubahan pada penyebaran penyakitnya. Satu inkubasinya ternyata tidak cukup hanya 1x14 hari,” tambah Achmad. (Baca juga: Komisi IX DPR Usul Pembentukan Desk Corona )
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5174 seconds (0.1#10.140)