Alasan Ridwan Hisjam Maju Caketum Golkar di Munas
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Ridwan Hisjam memastikan maju sebagai calon ketua umum partai berlambang pohon beringin itu pada musyawarah nasional (Munas) 3-6 Desember nanti. Ridwan mengaku ingin kembali membawa Partai Golkar berjaya seperti pada Pemilu 2004. Kesuksesan Golkar di kala itu adalah karena adanya paradigma baru yang dimunculkan yakni dengan membuat demokrasi itu berasal dari bawah yang ditarik ke atas.
“Saya melihat bahwa ke depan ini ada proses yang namanya siklus politik 20 tahunan Indonesia, dan itu akan terjadi di tahun 2024. Oleh karena itulah saya terpanggil untuk ikut di dalam proses kepemimpinan Partai Golkar di tingkat nasional,” ujarnya, Senin (25/11/2019).
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur V ini menilai perjalanan Partai Golkar saat ini semakin menurun. Hal itu terbukti dengan perolehan suara yang terus merosot pasca kepemimpinan Akbar Tanjung tahun 2004.
Menurut dia, ada kesalahan sistem yang dilakukan selama tiga periode terakhir. Kesalahan sistem yang dimaksudnya adalah demokrasi yang dibangun dengan pemikiran pragmatis.
“Harus dikembalikan ke sebenarnya karena Golkar setelah pasca Akbar Tanjung itu adalah bukan lagi menjadi partai yang mengedepankan ideologis, tetapi dia di dalam praktek-prakteknya dia mengedepankan yang namanya pragmatis (serba praktis dengan menyodorkan uang),” tuturnya.
Dia juga berpendapat, dengan adanya Revolusi industri 4.0 mau tidak mau strategi politik Partai Golkar harus berubah. Ridwan menuturkan, Partai Golkar harus lebih banyak merangkul pemilih kelompok milenial dan generasi Z.
Pasalnya, jumlah pemilih kelompok tersebut sudah 50%. Bahkan pada pemilu 2024 sudah 70%. "Dalam perubahan pola perilaku pemilih kaum milenial dan generasi Z partai Golkar harus mengambil bagian menggarap mereka. Partai Golkar harus melakukan revolusi internal kelembagaan partai dan harus fokus atau memberikan perhatian besar terhadap kaum muda milenial dan generasi Z sebagai langkah kaderisasi partai Golkar," imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki bonus demografi terbesar di dunia. Dia menambahkan, kesempatan atau peluang itu harus bisa ditangkap oleh Golkar untuk menambah suara pemilih. Jika tidak, maka Golkar akan semakin tertinggal. "Caranya beri panggung seluas-luasnya bagi anak muda untuk berkiprah di Golkar," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Padepokan Kosgoro 57 Jawa Timur Yusuf Husni menilai Ridwan Hisjam bukan hanya sekadar melakukan kritik, tapi juga memberikan solusi untuk kemajuan Golkar ke depan. "Beliau ini punya cara berpikir out of the box dalam menyelamatkan Partai Golkar ke depan. Gagasannya untuk membesarkan Golkar tidak terpaku pada cara lama, tapi dia berani keluar dengan cara berpikir yang kontekstual," kata Yusuf Husni.
Dia juga melihat Ridwan Hisjam sebagai kader yang militan. Gagasan Paradigma Baru Partai Golkar yang dibangun disebut sebagai reformasi jilid 2 pasca reformasi.
Sebab, strategi politik Partai Golkar untuk memenangkan Pemilu pasca reformasi ini dianggap tidak lagi relevan. “Terimakasih Pak Ridwan telah memberikan kontribusi ini paling tidak memberikan suatu peringatan awal bahwa pemikirin ini dicetuskan dalam waktu yang sangat tepat, karena kurun waktu untuk memiliki Partai Golkar menjadi pemenang tahun 2024," tuturnya.
“Saya melihat bahwa ke depan ini ada proses yang namanya siklus politik 20 tahunan Indonesia, dan itu akan terjadi di tahun 2024. Oleh karena itulah saya terpanggil untuk ikut di dalam proses kepemimpinan Partai Golkar di tingkat nasional,” ujarnya, Senin (25/11/2019).
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur V ini menilai perjalanan Partai Golkar saat ini semakin menurun. Hal itu terbukti dengan perolehan suara yang terus merosot pasca kepemimpinan Akbar Tanjung tahun 2004.
Menurut dia, ada kesalahan sistem yang dilakukan selama tiga periode terakhir. Kesalahan sistem yang dimaksudnya adalah demokrasi yang dibangun dengan pemikiran pragmatis.
“Harus dikembalikan ke sebenarnya karena Golkar setelah pasca Akbar Tanjung itu adalah bukan lagi menjadi partai yang mengedepankan ideologis, tetapi dia di dalam praktek-prakteknya dia mengedepankan yang namanya pragmatis (serba praktis dengan menyodorkan uang),” tuturnya.
Dia juga berpendapat, dengan adanya Revolusi industri 4.0 mau tidak mau strategi politik Partai Golkar harus berubah. Ridwan menuturkan, Partai Golkar harus lebih banyak merangkul pemilih kelompok milenial dan generasi Z.
Pasalnya, jumlah pemilih kelompok tersebut sudah 50%. Bahkan pada pemilu 2024 sudah 70%. "Dalam perubahan pola perilaku pemilih kaum milenial dan generasi Z partai Golkar harus mengambil bagian menggarap mereka. Partai Golkar harus melakukan revolusi internal kelembagaan partai dan harus fokus atau memberikan perhatian besar terhadap kaum muda milenial dan generasi Z sebagai langkah kaderisasi partai Golkar," imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki bonus demografi terbesar di dunia. Dia menambahkan, kesempatan atau peluang itu harus bisa ditangkap oleh Golkar untuk menambah suara pemilih. Jika tidak, maka Golkar akan semakin tertinggal. "Caranya beri panggung seluas-luasnya bagi anak muda untuk berkiprah di Golkar," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Padepokan Kosgoro 57 Jawa Timur Yusuf Husni menilai Ridwan Hisjam bukan hanya sekadar melakukan kritik, tapi juga memberikan solusi untuk kemajuan Golkar ke depan. "Beliau ini punya cara berpikir out of the box dalam menyelamatkan Partai Golkar ke depan. Gagasannya untuk membesarkan Golkar tidak terpaku pada cara lama, tapi dia berani keluar dengan cara berpikir yang kontekstual," kata Yusuf Husni.
Dia juga melihat Ridwan Hisjam sebagai kader yang militan. Gagasan Paradigma Baru Partai Golkar yang dibangun disebut sebagai reformasi jilid 2 pasca reformasi.
Sebab, strategi politik Partai Golkar untuk memenangkan Pemilu pasca reformasi ini dianggap tidak lagi relevan. “Terimakasih Pak Ridwan telah memberikan kontribusi ini paling tidak memberikan suatu peringatan awal bahwa pemikirin ini dicetuskan dalam waktu yang sangat tepat, karena kurun waktu untuk memiliki Partai Golkar menjadi pemenang tahun 2024," tuturnya.
(pur)