Ajakan Penguatan Kerja Sama Ekonomi Terselip di Ucapan Selamat Pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin
A
A
A
JAKARTA - Setidaknya ada lima kepala negara diterima langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) Minggu pagi (20/10/2019). Selain menerima ucapan dari negara-negara sahabat, pertemuan tersebut tak lepas dari pembahasan kerjasama ekonomi .
Seperti saat Presiden Jokowi bertemu Sultan Brunei Darussalam Sultan Haji Hassanal Bolkiah yang ingin memperkuat hubungan dengan Indonesia. (Baca juga: Hadiri Pesta Rakyat, Massa Pendukung Jokowi Mulai Bergerak Menuju Monas)
“Sultan mengatakan kita tidak pernah punya masalaah. Yang ada hanya kita ingin terus memperkuat. Dan Sultan juga menyampaikan terima kasih atas kontribusi warga negara Indonesia yang memang jumlahnya cukup banyak di Brunai dalam mendukung pembangunan ekonomi di Brunai Darusalam,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Sementara dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong , Presiden Jokowi membahas tindaklanjut kerjasama yang sudah berjalan. Salah satunya berkaitan dengan ekonomi digital.
“Dan tampaknya perdana menteri juga melakukan beberapa pertemuan dengan perusahan-perusahaan Indonesia yg bergerak di bdiang digital economi. Karena kita juga punya kerjasama misalnya di Batam untuk digital economi,” ungkap Menlu. (Baca juga: Keamanan Menuju Kompleks Parlemen Dijaga Ketat)
Pembahasan serupa juga terjadi saat Presiden Jokowi menerima PM Kamboja Hun Sen . Presiden Jokowi ingin memperkokoh hubungan ekonomi dengan Kamboja. Hal ini mengingat beberapa perusahaan Indonesia telah masuk ke sana.
“Beberapa perusahan pharmaceutical Indonesia sudah bergerak ke Kamboja. Dan sekarang kita sedang menawarkan beberapa produk industri strategis Indonesia. Termasuk di antaranya adalah dari PT INKA,” tuturnya.
Lalu saat bertemu dengan Raja Eswatini, Raja Mswati III , Presiden Jokowi mengatakan Indonesia tertarik untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur di sana. Pasalnya saat ini tengah melakukan banyak pembangunan infrastruktur. (Baca juga: Lima Kepala Negara Ucapkan Selamat kepada Jokowi di Istana Merdeka)
“Afrika adlaah fokus dari politik luar negeri Indonesia. Terutama dalam konteks mengembangkan kerjsama ekonomi. Dan saat ini sedang dilakukan pembicaraan antara Eswatini dengan PT Peruri untuk pencetakan. Ini penjajakan, kemungkinan percetakan-percetakan terkait dengan dokumen-dokumen negara,” paparnya.
Pertemuan berbeda terjadi saat Presiden Jokowi menerima PM Australia Scott Morrison . Pasalnya kedua kepala negara itu bertemu empat mata. Sehingga tidak diketahui apa yang dibahas. (Baca juga: MPR Pastikan Semua Tokoh Hadir Kecuali Try Sutrisno)
“Sementara dengan PM Australia, pertemuannya adalaah bersifat tete a tete. Jadi saya tidak berada di pertemuan tersebut. Bapak hanya bicara dengan beliau,” pungkasnya.
Seperti saat Presiden Jokowi bertemu Sultan Brunei Darussalam Sultan Haji Hassanal Bolkiah yang ingin memperkuat hubungan dengan Indonesia. (Baca juga: Hadiri Pesta Rakyat, Massa Pendukung Jokowi Mulai Bergerak Menuju Monas)
“Sultan mengatakan kita tidak pernah punya masalaah. Yang ada hanya kita ingin terus memperkuat. Dan Sultan juga menyampaikan terima kasih atas kontribusi warga negara Indonesia yang memang jumlahnya cukup banyak di Brunai dalam mendukung pembangunan ekonomi di Brunai Darusalam,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Sementara dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong , Presiden Jokowi membahas tindaklanjut kerjasama yang sudah berjalan. Salah satunya berkaitan dengan ekonomi digital.
“Dan tampaknya perdana menteri juga melakukan beberapa pertemuan dengan perusahan-perusahaan Indonesia yg bergerak di bdiang digital economi. Karena kita juga punya kerjasama misalnya di Batam untuk digital economi,” ungkap Menlu. (Baca juga: Keamanan Menuju Kompleks Parlemen Dijaga Ketat)
Pembahasan serupa juga terjadi saat Presiden Jokowi menerima PM Kamboja Hun Sen . Presiden Jokowi ingin memperkokoh hubungan ekonomi dengan Kamboja. Hal ini mengingat beberapa perusahaan Indonesia telah masuk ke sana.
“Beberapa perusahan pharmaceutical Indonesia sudah bergerak ke Kamboja. Dan sekarang kita sedang menawarkan beberapa produk industri strategis Indonesia. Termasuk di antaranya adalah dari PT INKA,” tuturnya.
Lalu saat bertemu dengan Raja Eswatini, Raja Mswati III , Presiden Jokowi mengatakan Indonesia tertarik untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur di sana. Pasalnya saat ini tengah melakukan banyak pembangunan infrastruktur. (Baca juga: Lima Kepala Negara Ucapkan Selamat kepada Jokowi di Istana Merdeka)
“Afrika adlaah fokus dari politik luar negeri Indonesia. Terutama dalam konteks mengembangkan kerjsama ekonomi. Dan saat ini sedang dilakukan pembicaraan antara Eswatini dengan PT Peruri untuk pencetakan. Ini penjajakan, kemungkinan percetakan-percetakan terkait dengan dokumen-dokumen negara,” paparnya.
Pertemuan berbeda terjadi saat Presiden Jokowi menerima PM Australia Scott Morrison . Pasalnya kedua kepala negara itu bertemu empat mata. Sehingga tidak diketahui apa yang dibahas. (Baca juga: MPR Pastikan Semua Tokoh Hadir Kecuali Try Sutrisno)
“Sementara dengan PM Australia, pertemuannya adalaah bersifat tete a tete. Jadi saya tidak berada di pertemuan tersebut. Bapak hanya bicara dengan beliau,” pungkasnya.
(shf)