Tak Hanya Cemari Lingkungan, Limbah Beracun Bisa Merusak Otak

Minggu, 29 September 2019 - 22:13 WIB
Tak Hanya Cemari Lingkungan, Limbah Beracun Bisa Merusak Otak
Tak Hanya Cemari Lingkungan, Limbah Beracun Bisa Merusak Otak
A A A
JAKARTA - Dampak dari limbah bahan berbahaya beracun (B3) tidak hanya terhadap lingkungan, tapi juga kehidupan masyarakat sekitar lingkungan pembuangan limbah. Salah satu limbah yang berbahaya, yakni limbah yang berasal dari produksi aki bekas.

Wakil Bidang hubungan antar lembaga LSM Gerakan Rakyat Pembela Tanah Air (Gerapana) Ferry Is Mirza mengungkapkan dampak limbah B3 dirasakan masyarakat di Cinangka, Depok, Jawa Barat yang menjadi tempat semelter ilegal.

Ferry mengungkapkan bahwa banyak masyarakat yang terkena dampaknya karena menghirup dari pengolahan aki bekas.

"Mungkin terkontaminasi oleh air akinya, bisa jadi. Hasil dari diskusi saya dengan pengamat lingkungan, ini (kemungkinan-red) dari menghirup air aki," ujar Ferry di Jakarta, Minggu (29/9/2019).

Tidak hanya menghirup, di Cinangka hampir semua warganya dipekerjakan untuk mengelola aki bekas. Itu diduga membuat banyak warga terkena penyakit tremor. Sebab di dalam aki bekas terdapat ingot atau logam cair yang telah dicetak dalam bentuk tertentu.

Tidak hanya menderita tremor, kata dia, aktivitas tersebut bisa membuat kinerja otak menjadi melambat. Celakanya, masyarakat disana sudah menjadikan pekerjaan mengolah aki bekas menjadi mata pencaharian sehari-hari.

"Kemudian semisal dari 20 tahun sampe 40 tahun dia kerja kayak gitu," katanya.

Tremor adalah gerakan yang tidak terkontrol dan tidak terkendali pada satu atau lebih bagian tubuh Anda. Itu terjadi karena adanya masalah pada bagian otak yang mengontrol otot.

Oleh karena itu, sambung dia, perlu ada tindakan tegas dari aparat Polisi, Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen Gakum LHK) untuk melakukan penegakan hukum agar korban tidak bertambah.

"Ditjen Gakkum LHK harus tegas menjerat dan menjatuhkan hukuman," tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8600 seconds (0.1#10.140)