Kementerian PPPA: Calon Pekerja Migran Perlu Penguatan Mental
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melalui Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan mengingatkan calon pekerja migran perlu penguatan mental. Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan, Vennetia R. Dannes pada sambutannya dalam Pelatihan Penguatan Mental Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) mengingatkan perempuan calon migran perlu ditingkatkan kapasitas dan memperkuat mental para calon PMI sebelum ditempatkan di Negara tujuan.
“Kami harap para pekerja Migran yang telah mengikuti pelatihan ini dapat menjadi penyambung informasi kepada teman-teman PMI lainnya yang tidak berkesempatan mengikuti pelatihan. Informasi tersebut meliputi konsep gender, migrasi yang aman, peraturan perundang-undangan, kontrak kerja, komunikasi efektif, dan ketahanan keluarga. Selain itu, pelatihan ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi PMI saat bekerja di negara tujuan nantinya,” ungkap Vennetia.
Vennetia menjelaskan bahwa pekerja migran harus bisa menjaga perilaku, harkat dan martabat bangsa karena ketika bekerja ke luar negeri, PMI sedang membawa nama bangsa dan negara. Tunjukkan bahwa PMI mempunyai kemampuan kerja yang dapat diandalkan. Selain itu mampu menyerap ilmu dan keterampilan di tempat bekerja dan dapat mengembangkannya setelah pulang ke Indonesia.
“Pesan saya untuk para PMI, ingatlah selalu tujuan kalian bekerja ke luar negeri, jangan sampai terpengaruh dengan budaya dan lingkungan negara lain yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Jika tujuan bekerja ingin meningkatkan kesejahteraan keluarga, maka wujudkanlah dengan bekerja sungguh-sungguh, kelola penghasilan yang didapat dengan baik agar bermanfaat untuk mensejahterakan keluarga,” tutur Venne.
Menurut Venne akan lebih baik lagi apabila para PMI kembali ke daerah asalnya nanti, mereka dapat membuka usaha dan menyerap tenaga kerja di kampung halamannya sehingga dapat mencegah warga di sana untuk bekerja ke luar negeri.
“Penyiapan PMI terutama dari sisi mental psikologis perlu ditingkatkan, sehingga PMI lebih percaya diri dan profesional serta siap menghadapi berbagai tantangan terkait pekerjaan dan situasi kondisi kehidupan di luar negeri. Inilah yang mendorong kami melakukan pembenahan khususnya terkait penyiapan mental PMI Perempuan, melalui Pelatihan Penguatan Mental Calon PMI. Saya harap apa yang mereka dapat selama pelatihan ini dapat menjadi bekal yang kuat dalam bekerja di negara penempatan,” tegas Venne.
“Kami harap para pekerja Migran yang telah mengikuti pelatihan ini dapat menjadi penyambung informasi kepada teman-teman PMI lainnya yang tidak berkesempatan mengikuti pelatihan. Informasi tersebut meliputi konsep gender, migrasi yang aman, peraturan perundang-undangan, kontrak kerja, komunikasi efektif, dan ketahanan keluarga. Selain itu, pelatihan ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi PMI saat bekerja di negara tujuan nantinya,” ungkap Vennetia.
Vennetia menjelaskan bahwa pekerja migran harus bisa menjaga perilaku, harkat dan martabat bangsa karena ketika bekerja ke luar negeri, PMI sedang membawa nama bangsa dan negara. Tunjukkan bahwa PMI mempunyai kemampuan kerja yang dapat diandalkan. Selain itu mampu menyerap ilmu dan keterampilan di tempat bekerja dan dapat mengembangkannya setelah pulang ke Indonesia.
“Pesan saya untuk para PMI, ingatlah selalu tujuan kalian bekerja ke luar negeri, jangan sampai terpengaruh dengan budaya dan lingkungan negara lain yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Jika tujuan bekerja ingin meningkatkan kesejahteraan keluarga, maka wujudkanlah dengan bekerja sungguh-sungguh, kelola penghasilan yang didapat dengan baik agar bermanfaat untuk mensejahterakan keluarga,” tutur Venne.
Menurut Venne akan lebih baik lagi apabila para PMI kembali ke daerah asalnya nanti, mereka dapat membuka usaha dan menyerap tenaga kerja di kampung halamannya sehingga dapat mencegah warga di sana untuk bekerja ke luar negeri.
“Penyiapan PMI terutama dari sisi mental psikologis perlu ditingkatkan, sehingga PMI lebih percaya diri dan profesional serta siap menghadapi berbagai tantangan terkait pekerjaan dan situasi kondisi kehidupan di luar negeri. Inilah yang mendorong kami melakukan pembenahan khususnya terkait penyiapan mental PMI Perempuan, melalui Pelatihan Penguatan Mental Calon PMI. Saya harap apa yang mereka dapat selama pelatihan ini dapat menjadi bekal yang kuat dalam bekerja di negara penempatan,” tegas Venne.
(pur)