KH Ma’ruf Amin Sebut Penindakan Korupsi Harus Ditingkatkan
A
A
A
JAKARTA - Upaya penindakan korupsi yang dilakukan di Indonesia mendapat apresiasi dari sejumlah kalangan. Termasuk dari cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin.
Kiai Ma’ruf mengatakan, korupsi adalah tindakan merusak. Merusak keuangan negara dan dapat merusak mental anak bangsa. Oleh karenanya, korupsi harus diperantas sampai ke akar-akarnya.
Menurutnya, pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK, kepolisian, dan kejaksaan sudah menunjukkan kemajuan yang signifikan. Namun, ulama yang digandeng Presiden Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2019 ini berharap penindakan korupai harus ditingkatkan.
Pasalnya sejauh ini masih kerap terjadi kebocoran uang negara. "Ya, pengembalian kebocoran keuangan negara, sejauh ini belum maksimal. Makanya harus ditingkatkan," katanya dalam seminar publik bertema Strategi Pemberantasan Korupsi untuk Kembalikan Uang Negara di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (19/3/2019) malam.
Bukan tanpa sebab upaya pengembalian uang negara belum maksimal. Menurut mantan Rais Aam PBNU itu ada beberapa faktor. “Keterbatasan fungsi dan kewenangan dari masing-masing lembaga penegak hukum bisa menjadi salah satu faktor," tuturnya.
Dalam seminar publik yang diprakarsai Seknas Jokowi dan Master C19 Portal KMA itu, Kiai Ma'ruf mengakui tidak gampang melakukan pengembalian uang negara yang dikorupsi. "Ketiadaan ruang yang cukup pada kebijakan dan peraturan perundang-undangan pemberantasan korupsi yang mengatur kejelasan dan mekanisme pengembalian kerugian keuangan negara," tambahnya.
Selain itu, dibutuhkan komitmen kepemimpinan nasional dalam mengambil kebijakan. Dibutuhkan strategi yang bersifat extraordinary. "Saya kira, Pak Jokowi selama ini komitmen melakukan pemberantasan korupsi dan mengembalikan uang negara yang bocor," tandasnya.
Dalam kesempatan itu, putra Kiai Ma'ruf yakni Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin membacakan puisi. Puisi tersebut sebagai hadiah untuk Kiai Ma’ruf yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-76.
Kiai Ma’ruf mengatakan, korupsi adalah tindakan merusak. Merusak keuangan negara dan dapat merusak mental anak bangsa. Oleh karenanya, korupsi harus diperantas sampai ke akar-akarnya.
Menurutnya, pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK, kepolisian, dan kejaksaan sudah menunjukkan kemajuan yang signifikan. Namun, ulama yang digandeng Presiden Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2019 ini berharap penindakan korupai harus ditingkatkan.
Pasalnya sejauh ini masih kerap terjadi kebocoran uang negara. "Ya, pengembalian kebocoran keuangan negara, sejauh ini belum maksimal. Makanya harus ditingkatkan," katanya dalam seminar publik bertema Strategi Pemberantasan Korupsi untuk Kembalikan Uang Negara di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (19/3/2019) malam.
Bukan tanpa sebab upaya pengembalian uang negara belum maksimal. Menurut mantan Rais Aam PBNU itu ada beberapa faktor. “Keterbatasan fungsi dan kewenangan dari masing-masing lembaga penegak hukum bisa menjadi salah satu faktor," tuturnya.
Dalam seminar publik yang diprakarsai Seknas Jokowi dan Master C19 Portal KMA itu, Kiai Ma'ruf mengakui tidak gampang melakukan pengembalian uang negara yang dikorupsi. "Ketiadaan ruang yang cukup pada kebijakan dan peraturan perundang-undangan pemberantasan korupsi yang mengatur kejelasan dan mekanisme pengembalian kerugian keuangan negara," tambahnya.
Selain itu, dibutuhkan komitmen kepemimpinan nasional dalam mengambil kebijakan. Dibutuhkan strategi yang bersifat extraordinary. "Saya kira, Pak Jokowi selama ini komitmen melakukan pemberantasan korupsi dan mengembalikan uang negara yang bocor," tandasnya.
Dalam kesempatan itu, putra Kiai Ma'ruf yakni Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin membacakan puisi. Puisi tersebut sebagai hadiah untuk Kiai Ma’ruf yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-76.
(poe)