Sempat Jadi Rival di Pilpres, Prabowo Ungkap Alasannya Mau Jadi Menteri Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengungkapkan alasannya mau menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) dalam Kabinet Indonesia Maju bentukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Walaupun sempat jadi rival Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019, namun Prabowo tak segan untuk menjadi anak buah presiden.
Prabowo mengaku, tidak bisa marah dengan kekalahan di Pilpres 2019. Menurut Prabowo, jabatan Menteri Pertahanan yang diembannya saat ini merupakan hal yang lumayan.
"Saya ingin jadi presiden, enggak jadi. Mau marah-marah? Mau marah sama Tuhan? Ya enggak bisa. Tapi lumayan, saya Menteri Pertahanan sekarang," kata Prabowo melalui potongan video yang diunggah akun Instagram @fraksipartaigerindra, Rabu (6/7/2022).
Prabowo mengatakan beberapa negara pun bingung dengan langkah Prabowo yang mau menduduki jabatan Menteri Pertahanan di pemerintahan Jokowi. Namun, dengan langkah yang diambilnya, politik Indonesia pun dianggap stabil. Sebab, kata Prabowo, tidak banyak yang bisa melakukan hal tersebut.
”Bahkan, stabilnya politik tidak terlihat di Amerika Serikat (AS). Dua parpol di AS, yakni Demokrat dan Republik tidak mau duduk satu meja dalam sejumlah kesempatan,” katanya.
Prabowo pun mengambil contoh lain, saat mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak mengakui kekalahan yang dialami ketika pilpres AS yang lalu."Bayangkan. Saya keliling ke mana-mana di dunia, mereka bingung, kok bisa Anda rivalnya Pak Jokowi kok Anda mau sekarang anak buahnya Pak Jokowi," kata Prabowo.
"Di Mbah-nya demokrasi, AS, Anda lihat antara Partai Demokrat dan Republik sampai sekarang mereka itu kadang-kadang duduk satu meja pun tidak mau. Bahkan, ada presiden mereka, Donald Trump, sampai hari ini belum mengakui bahwa dia kalah," sambungnya.
Mantan Danjen Kopassus ini menjelaskan, stabilnya kondisi politik Indonesia saat ini karena tidak ada yang bermusuhan meskipun sebelumnya sempat menjadi lawan dalam Pilpres 2014 dan 2019 lalu. Prabowo mengungkapkan, keutuhan Indonesia harus tetap terjaga meski kerap terjadi persaingan atau perbedaan pendapat.
"Mereka bingung kok di Indonesia bisa. Di Indonesia filosofi kita lain, filosofi kita adalah bahwa kalau kita berbeda pendapat tidak berarti kita harus bermusuhan. Kadang-kadang kakak adik di satu keluarga ribut, ya kan? Masa mau gontok-gontokan kakak adik? Kadang-kadang kita berbeda pandangan dengan orang yang paling dekat sama kita, istri kita lah, kadang-kadang orang tua kita, kadang-kadang anak kita, tapi tetap keluarga kita," sambungnya.
Prabowo mengaku, tidak bisa marah dengan kekalahan di Pilpres 2019. Menurut Prabowo, jabatan Menteri Pertahanan yang diembannya saat ini merupakan hal yang lumayan.
"Saya ingin jadi presiden, enggak jadi. Mau marah-marah? Mau marah sama Tuhan? Ya enggak bisa. Tapi lumayan, saya Menteri Pertahanan sekarang," kata Prabowo melalui potongan video yang diunggah akun Instagram @fraksipartaigerindra, Rabu (6/7/2022).
Prabowo mengatakan beberapa negara pun bingung dengan langkah Prabowo yang mau menduduki jabatan Menteri Pertahanan di pemerintahan Jokowi. Namun, dengan langkah yang diambilnya, politik Indonesia pun dianggap stabil. Sebab, kata Prabowo, tidak banyak yang bisa melakukan hal tersebut.
”Bahkan, stabilnya politik tidak terlihat di Amerika Serikat (AS). Dua parpol di AS, yakni Demokrat dan Republik tidak mau duduk satu meja dalam sejumlah kesempatan,” katanya.
Prabowo pun mengambil contoh lain, saat mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak mengakui kekalahan yang dialami ketika pilpres AS yang lalu."Bayangkan. Saya keliling ke mana-mana di dunia, mereka bingung, kok bisa Anda rivalnya Pak Jokowi kok Anda mau sekarang anak buahnya Pak Jokowi," kata Prabowo.
"Di Mbah-nya demokrasi, AS, Anda lihat antara Partai Demokrat dan Republik sampai sekarang mereka itu kadang-kadang duduk satu meja pun tidak mau. Bahkan, ada presiden mereka, Donald Trump, sampai hari ini belum mengakui bahwa dia kalah," sambungnya.
Mantan Danjen Kopassus ini menjelaskan, stabilnya kondisi politik Indonesia saat ini karena tidak ada yang bermusuhan meskipun sebelumnya sempat menjadi lawan dalam Pilpres 2014 dan 2019 lalu. Prabowo mengungkapkan, keutuhan Indonesia harus tetap terjaga meski kerap terjadi persaingan atau perbedaan pendapat.
"Mereka bingung kok di Indonesia bisa. Di Indonesia filosofi kita lain, filosofi kita adalah bahwa kalau kita berbeda pendapat tidak berarti kita harus bermusuhan. Kadang-kadang kakak adik di satu keluarga ribut, ya kan? Masa mau gontok-gontokan kakak adik? Kadang-kadang kita berbeda pandangan dengan orang yang paling dekat sama kita, istri kita lah, kadang-kadang orang tua kita, kadang-kadang anak kita, tapi tetap keluarga kita," sambungnya.
(cip)