Tren Jual Beli Keperawanan

Jum'at, 08 Maret 2019 - 05:33 WIB
Tren Jual Beli Keperawanan
Tren Jual Beli Keperawanan
A A A
Faisal Ismail

Guru Besar Pascasarjana FIAI Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta

APA yang menarik dari seorang gadis dilihat dari segi penampilan fisiknya? Tubuhnya mekar, kenyal, dan buah dadanya montok seiring dengan konstruksi pertumbuhan badaniahnya. Bagi pria lawan jenisnya, seorang gadis tentu saja sangat menarik. Perasaan tertarik seperti ini merupakan perasaan alamiah dan kodratiah. Seorang gadis identik dengan keperawanan. Bagi seorang gadis, keperawanan merupakan mahkota kehormatan yang amat bernilai dan sangat berharga. Bagi seorang gadis, keperawanan merupakan lambang "kesucian" bahwa dirinya masih asli, masih perawan, dan sama sekali tidak pernah melakukan hubungan seksual dengan pria mana pun. Lebih-lebih dalam kultur masyarakat Timur yang kehidupannya sangat terkondisi, terinternalisasi, dan diresapi ajaran dan nilai-nilai agama, keperawanan bagi seorang gadis terlalu sayang dijadikan semacam komoditas untuk dilelang dan dijual.

Tetapi tidak demikian halnya dalam masyarakat Barat yang pola dan acuan pandangan hidupnya berorientasi pada materialisme-hedonisme. Dalam masyarakat Barat yang menganut sekularisme, bermoral sekuler, dan berbudaya permisif, gadis yang menjual keperawanannya merupakan hal yang legal dan tidak masalah. Di Jerman, Jan Zakobielski (pria berusia 26 tahun) mendirikan situs Cinderella Escorts (CE) yang melalui situs ini ia menawarkan gadis-gadis yang hendak menjual keperawanan mereka kepada pria yang mau membelinya. Dalam mengelola bisnisnya, CE lewat Amazon menerbitkan buku berjudul "Selling My Virginity" untuk menarik minat calon-calon gadis dari berbagai negara yang mau menjual keperawanan mereka. Lewat CE, sejumlah gadis secara beramai-ramai menjual keperawanan mereka. Berikut ini beberapa gadis yang telah menjual keperawanan mereka.

Laku Rp 39 Miliar

Giselle (seorang gadis Amerika Serikat berusia 19 tahun) menjual keperawanannya seharga 2,5 juta euro (setara Rp 39,3 miliar) via Cinderella Escorts dalam lelang kontroversial secara daring. Pemenang lelang itu adalah seorang pengusaha kaya yang tinggal di Abu Dhabi (Uni Emirat Arab). Tawaran pengusaha yang tinggal di Abu Dhabi itu mengalahkan tawaran aktor Hollywood senilai USD 2,4 juta dan tawaran politikus Rusia sebesar USD 1,8 juta. Melalui pernyataannya yang dirilis situs CE, Giselle mengomentari tawaran yang begitu tinggi itu bagaikan mimpi jadi kenyataan. Giselle mantap mengakui dirinya sendiri yang ingin melelang keperawanannya.

Giselle menyatakan telah memutuskan untuk memberikan keperawanannya pada seseorang yang bukan cinta pertamanya. Ia berencana akan menggunakan uang yang ia peroleh dari hasil penjualan keperawanannya itu untuk biaya studi dan biaya jalan-jalan keliling dunia. Giselle mengklaim tren perempuan menjual keperawanannya merupakan ekspresi dan bentuk emansipasi. Dengan nada mantap ia berucap: "Aku senang menjadi bagian dari tren baru ini, menjadi bagian dari sejarah pergerakan wanita baru ini."

Mahbuba Mammadzada (model cantik asal Azerbaijan berusia 23 tahun yang kini tinggal di Turki), juga melelang keperawanannya di situs Cinderella Escorts. Keperawanan Mahbuba laku seharga 2,4 juta euro (setara Rp38 miliar). Lelang keperawanan tersebut dimenangkan oleh politikus asal Tokyo yang tidak ingin disebut namanya. Wanita berambut afro itu berdalih ingin membuat ibunya bahagia dan bangga. Mahbuba berencana akan menggunakan uang hasil penjualan keperawanannya itu untuk membelikan sang bunda sebuah rumah yang layak dan untuk biaya melanjutkan studi. Gadis ayu yang saat ini tinggal di Turki itu berdalih bahwa kendatipun profesinya sebagai model cukup laris, tetapi ia membutuhkan uang lebih banyak lagi agar bisa segera membelikan rumah untuk ibunya.

Terjual Rp 19 Miliar

Seorang gadis yang mengaku berasal dari Indonesia dan mengaku bernama Fela menjual keperawanannya lewat Cinderella Escorts. Siapakah Fela? Ia gadis berusia 21 tahun, tinggi 160 cm, berat 53 kg, rambut hitam, buah dada ukuran biasa (tidak pernah operasi), mata kecoklatan, tidak bertato, suka bermain bulu tangkis, mendengarkan musik, nonton film, suka steak dan seafood, suka jus buah, es teh, suka bunga mawar dan parfum Dior. Yang terpenting dari semuanya adalah keperawanan Fela telah diperiksa dokter dan dia telah memiliki sertifikatnya.

Fela mendadak sontak terkenal setelah keperawanannya dinyatakan laku terjual dengan harga 1,2 juta euro (setara Rp 19 miliar). Pemenang lelang keperawanan Fela adalah seorang politisi Jepang yang super kaya. Politisi Jepang ini mengalahkan dua penawar lainnya, yaitu pengusaha real estate Hongkong yang menawar sebesar 1 juta euro dan aktor terkenal dari Mumbai, India, yang menawar senilai 600 ribu euro. Sebagai agen yang berhasil menjualkan keperawanan Fela, Cinderella Escorts mendapatkan bagi hasil sebanyak 20 persen (240.400 euro), sedang bagian terbesar menjadi milik Fela setelah dipotong pajak. CE akan mempertemukan Fela dan politisi Jepang itu untuk berkencan di sebuah hotel di Jerman. Fela mengklaim, uang yang ia peroleh dari hasil penjualan keperawannya itu untuk mendukung kehidupan keluarga dan agar ia bisa mandiri secara ekonomi.

Praktik jual beli keperawanan merupakan hal yang legal dan tidak masalah di masyarakat Barat yang menganut sekularisme, bermoral sekuler, berbudaya permisif, dan berpandangan hidup materialisme-hedonisme. Bagi masyarakat yang taat beragama, praktik jual keperawanan merupakan aib besar. Saya yakin semua agama (khususnya Islam) tidak memberi celah dan bahkan tidak membenarkan praktik semacam itu. Bahasa agamanya: haram.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3465 seconds (0.1#10.140)