Pilpres 2019, Strategi Saling Sindir Bikin Swing Voters Sulit Didekati
A
A
A
JAKARTA - Dua kubu calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) disarankan untuk mengubah model kampanyenya demi menarik suara calon pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) atau swing voters.
"Karakter swing voters itu rasional memilih calon yang memiliki program kerjanya mantap, terukur, dan realistis. Makanya, (capres-cawapres) 01 dan 02 mesti mulai mengubah model kampanyenya," tutur pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno kepada SINDOnews, Kamis (7/3/2019).
Selama ini, kata Adi, kedua kubu capres-cawapres, baik Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno lebih banyak menghadirkan gimmick politik yang negatif. Misalnya saling nyinyir dan saling sindir tidak karuan.
"Jadinya swing voters makin tak simpati karena gagasan besar untuk membangun Indonesia ke depan hambar tak dinarasikan dengan baik," tandasnya.
Menurut dia, seharusnya model kampanye kedua kubu harus menyuguhkan hal yang simpatik serta menarasikan gagasan untuk lima tahun ke depan.
"Model kampanye simpatik dan dialog menarasikan gagasan besar lima tahun ke depan. Butuh treatment khusus memang untuk menggoda kelompok swing, enggak bisa instan," tuturnya.
"Karakter swing voters itu rasional memilih calon yang memiliki program kerjanya mantap, terukur, dan realistis. Makanya, (capres-cawapres) 01 dan 02 mesti mulai mengubah model kampanyenya," tutur pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno kepada SINDOnews, Kamis (7/3/2019).
Selama ini, kata Adi, kedua kubu capres-cawapres, baik Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno lebih banyak menghadirkan gimmick politik yang negatif. Misalnya saling nyinyir dan saling sindir tidak karuan.
"Jadinya swing voters makin tak simpati karena gagasan besar untuk membangun Indonesia ke depan hambar tak dinarasikan dengan baik," tandasnya.
Menurut dia, seharusnya model kampanye kedua kubu harus menyuguhkan hal yang simpatik serta menarasikan gagasan untuk lima tahun ke depan.
"Model kampanye simpatik dan dialog menarasikan gagasan besar lima tahun ke depan. Butuh treatment khusus memang untuk menggoda kelompok swing, enggak bisa instan," tuturnya.
(dam)