Pernyataan Prabowo Dinilai Banyak yang Tidak Nyambung di Debat Kedua

Senin, 18 Februari 2019 - 13:32 WIB
Pernyataan Prabowo Dinilai...
Pernyataan Prabowo Dinilai Banyak yang Tidak Nyambung di Debat Kedua
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Diaz Hendropriyono melontarkan keprihatinannya kepada Capres 02 Prabowo Subianto terkait paparan dalam debat kedua yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) malam.

Diaz Hendropriyoni menemukan beberapa kejanggalan paparan Prabowo yang dinilainya mengurai mimpi dan tidak 'nyambung' dengan substansi implementasi tema yang telah disodorkan oleh KPU.

"Capres Prabowo seperti Jaka Sembung (enggak nyambung) ketika bicara mengenai isu Revolusi Industri 4.0 dan menunjukkan ketidakmengertiannya akan isu tersebut dengan membelokkannya ke impor makanan dan kesejahteraan petani. Terlihat bahwa Prabowo tidak mengerti mengenai Revolusi Industri 4.0," ujar Diaz dalam keterangan rilis resminya yang diterima SINDOnews, Senin (18/2/2019).

"Jokowi memberikan peta jalan yang sangat jelas, bahkan menghubungkan antara teknologi dengan akses permodalan dan juga perluasan akses konsumen bagi para petani. Kompleksitas permasalahan Revolusi Industri 4.0 dijawab oleh Jokowi dengan lugas dan tegas," sambung Diaz.
(Baca juga: Jokowi Dinilai Bicara Pakai Data, Prabowo Lebih Banyak Beretorika)


Mengenai substansi unicorn, Diaz menilai Capres Prabowo perlu belajar mengenai trend dunia yang semakin berubah ke arah digital, baik IoT, ekonomi digital, AI, maupun robotic. Ketidaktahuan Prabowo dalam isu unicorn dan bahkan memiliki sikap sinis terhadap ekonomi digital ini menunjukkan ketidaksanggupan Prabowo dalam menghadapi perubahan paradigma dunia.

Menurutnya Jokowi mengerti bahwa telah dan terus akan terjadi perubahan paradigma industri secara revolusioner dan terus melakukan mengambil energi inovatif dari industri digital dengan berbagai kebijakan dan visi-visinya.

Dalam closing statement Prabowo, Diaz juga mengomentari hal yang menurutnya seperti mengurai mimpi dan menunjukkan ketidaksiapan Prabowo terkait solusi pendapat yang ia sampaikan di akhir acara.

"Kok malah nawarin tanah? Mau jadi presiden apa makelar tanah? Penguasaan tanah secara masif yang dimiliki oleh Prabowo itu menunjukkan bahwa memang oligarki masih sangat kuat di Indonesia. Presiden Jokowi menawarkan solusi dengan melakukan reforma agraria secara komprehensif dengan melakukan perhutanan sosial dan pembagian sertifikat tanah secara adil kepada publik, bukan lagi kepada korporasi besar semata-mata."

(Baca juga: Jokowi Tegaskan Tak Ada Serangan Personal ke Prabowo)


"Secara umum Prabowo terlihat tidak siap dalam debat kali ini dan cenderung gampang menyerah dengan tidak memanfaatkan waktu yang diberikan dan lebih banyak mendukung kebijakan pemerintah. Selain itu banyak pemikirannya yang ternyata sudah dilakukan oleh pemerintah, seperti pembentukan BUMN bidang perikanan," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1432 seconds (0.1#10.140)