Komersialisasi Surga

Jum'at, 14 Desember 2018 - 06:38 WIB
Komersialisasi Surga
Komersialisasi Surga
A A A
Faisal Ismail

Guru Besar Pascasarjana FIAI

Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta

DALAM Alquran, surga dilukiskan sebagai taman dengan panorama yang sangat indah memesona, di bawahnya mengalir sungai-sungai yang sangat menyenangkan. Ada sofa lembut, bantal empuk, serta hamparan permadani indah untuk bersantai dan relaks. Tak ada kejenuhan dan kebosanan. Hal yang selalu ada adalah keceriaan, kegembiraan, kesenangan, dan kenikmatan. Cuaca di surga tidak panas, tidak ada gangguan terik matahari yang panas membakar. Tidak ada cuaca dan awan dingin membuat tubuh menggigil. Para penghuni surga memakai sutra halus dan tebal. Mereka duduk santai berhadap-hadapan dalam suasana keakraban. Para penghuni surga diberikan bidadari-bidadari yang cantik jelita.

Dengan sangat mudah, para penghuni surga tinggal memetik berjenis-jenis buah-buahan yang bergelantungan di pohon-pohon rindang, asri, dan teduh. Jika haus, mereka tinggal mereguk susu dari sungai-sungai susu murni yang mengalir di dalamnya. Mereka hidup relaks dalam atmosfer yang nyaman dan menyenangkan. Para penghuni surga disediakan takhta-takhta kebesaran yang didesain berhadap-hadapan dan disediakan pula sofa-sofa halus-lembut untuk berbaring memanjakan badan. Mereka disuguhi gelas-gelas berisi khamar berasal dari sungai yang mengalir. Warnanya putih jernih dan terlihat sangat bening, tidak ada setitik pun alkohol dalam khamar segar penuh kenikmatan itu.

Di sekeliling para penghuni surga itu ada bidadari-bidadari berparas ayu dan berwajah cantik jelita yang setiap waktu siap melayani mereka. Para bidadari yang berpakaian sutra halus dan tebal berwarna hijau serta bergelang perak, mengedarkan bejana-bejana terbuat dari perak dan piala-piala atau gelas-gelas indah yang sangat bening kepada para penghuni surga. Para penghuni surga dijamu dengan minuman bercampur jahe yang diambil dari mata air surga bernama Salsabila. Para penghuni surga tidak akan mengalami ketuaan. Tidak ada kulit keriput, mata rabun, gigi ompong, rambut uban, tua renta, dan pikun. Mereka akan tetap selalu muda belia. Tidak ada kematian di surga. Kematian hanya sekali di dunia. Para penghuni surga akan hidup kekal abadi dan senantiasa menikmati segala kenikmatan surgawi.

Komersialisasi Surga Bermotif Fulus

Daya tarik surga yang sangat indah, memukau, dan memesona inilah yang oleh Abdul Muhjib (AM) "dikomersialisasikan." Pertengahan 2016, AM (pria asal Karawang, Jawa Barat) mengklaim sebagai nabi dan mengajarkan kepada pengikutnya ajaran sangat nyleneh, sesat, dan menyesatkan. Nabi palsu itu mengubah kalimat syahadat dan memperjualbelikan tiket masuk surga senilai Rp2 juta. Ulah AM merupakan penistaan agama yang menimbulkan keresahan di kalangan komunitas muslim di Karawang. Kepolisian sektor Pangkalan dan Polres Karawang mengamankan AM serta pengikutnya. Sebagaimana diungkap Kasubag Humas Polres Karawang AKP Marjani, AM "merevisi" kalimat syahadat sesuai versinya sendiri: Asyhadu an-laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhjiban rasuulullaah (Aku bersaksi tidak ada tuhan selain Allah dan aku bersaksi Muhjib adalah rasul Allah).

Ulah AM menyebarkan paham sesatnya sudah mulai sejak Januari 2015. Pada mulanya ia (dibantu lima rekannya) mendirikan Padepokan Syekh Sangga Bintang Pratama. Ulah AM sangat meresahkan masyarakat. Karena itu, warga Medal Sari melaporkan dia ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karawang. MUI meminta AM dan lima orang kawannya bertobat seraya menandatangani pernyataan untuk tidak menyebarkan ajarannya. MUI meminta mereka kembali bersyahadat sesuai dengan ajaran Islam. Namun, pada 3 Agustus 2016, AM berulah lagi menyebarkan paham sesatnya. Warga pun geram dan beramai-ramai menghancur-ludeskan padepokan yang digunakan AM sebagai pusat penyebaran ajaran sesatnya.

MUI Jabar menyatakan, aliran yang disebarkan AM sudah masuk kategori paham sesat, menyesatkan, dan menodai agama. Sekretaris Umum MUI Jabar Rafani Achyar mengatakan, pusat penyebaran paham sesat yang diajarkan AM diduga berasal dari Subang. MUI terus melacak siapa guru yang mengajarkan paham sesat tersebut kepada AM. Pada 2008, AM diketahui pernah menjadi pasien gangguan jiwa dan menjalani perawatan di padepokan pimpinan Ghani yang dikenal sebagai ahli kejiwaan di Desa Karokrok, Kecamatan Patokbeusi, Subang, Jabar. Pimpinan padepokan Ghani kaget dengan pernyataan AM yang mengaku pernah berguru kepadanya. Ghani mengklarifikasi bahwa AM pernah tinggal di padepokannya sebagai pasien yang mengalami gangguan jiwa, bukan sebagai anggota jemaah.

Komersialisasi Surga Bermotif Politik

Pilpres 2019 akan diselenggarakan pada 17 April 2019. Pasangan capres-cawapres dengan nomor urut 01 adalah Joko Widodo/Jokowi-Ma’ruf Amin. Sedangkan pasangan capres-cawapres dengan nomor urut 02 adalah Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Kampanye sudah dimulai sejak dua bulan lalu. Saling sindir dengan ungkapan bahasa yang vulgar dan sarkastik antara kedua pasangan capres-cawapres terdengar di telinga publik, misalnya "tampang Boyolali" dan "pemimpin genderuwo." Selain itu, juga terjadi "komersialisasi" surga untuk konsumsi dan tujuan politik. Farhat Abbas (anggota Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf) menyatakan: "Yang Pilih Jokowi Masuk Surga, Yang Gak Pilih Jokowi Masuk Neraka."

Sementara itu, Humas Persaudaraan Alumni (PA) Novel Bamukmin yang memimpin doa di hadapan sekelompok massa didominasi kaum ibu-ibu dan mendeklarasikan diri sebagai Relawan Perempuan Prabowo di Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi, Jalan HOS Cokroaminoto 93, Menteng, Jakarta Pusat, menjajakan surga dengan mengatakan: "Bu, mau masuk surga? Minta sama Allah, minta sama Rasulullah, minta sama Prabowo, minta sama Sandiaga Uno. Betul? Takbir! Insya Allah masuk surga." Novel melanjutkan, "Yang di sono, yang kunci bukan sama Farhat, bukan, di sini. Masak masuk surga sama pendukung penista agama. Betul nggak? Kira-kira kalau ada orang penista agama masuk surga nggak? Ya nggak. Masak masuk surga pendukung penista agama."

Sangat tidak etis surga dijajakan dan dikomersialisasikan demi kepentingan pribadi untuk meraup fulus seperti yang dilakukan Abdul Muhjib. Begitu juga sangat tidak etis surga dijajakan dan dikomersialisasikan demi kepentingan serta tujuan politik. Praktik sangat tercela dan sangat tidak Islami ini harus dijauhkan serta tidak dilakukan.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1455 seconds (0.1#10.140)