Besok, Buku Bamsoet dari Wartawan ke Senayan Diluncurkan
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo bakal meluncurkan sebuah bukunya Berjudul Dari Wartawan ke Senayan di Gedung DPR, Kamis 25 Oktober 2018. Buku itu tentang perjalanan karir Bambang Soesatyo atau biasa disapa Bamsoet, seorang wartawan yang menapak sukses menjadi pengusaha dan politikus, lalu mengantarnya ke Senayan.
"Kerja-kerja saya bermodal kesungguhan dan percaya terhadap kekuatan kebersamaan," kata Bamsoet dalam undangan peluncuran bukunya itu kepada SINDOnews, Rabu (24/10/2018).
Buku Bamsoet ke-14 itu merupakan testimoni orang-orang yang mengetahui dekat Bamsoet, sejak menjadi jurnalis hingga menjadi seorang politisi dan berkiprah di Parlemen. Buku itu ditulis oleh para senior dan rekan-rekannya sewaktu di Harian Prioritas milik Surya Paloh, di antaranya Derek Manangka (alm), Wina Armada, Nano Bramono, Heru Subroto dan Bobby Batara.
Walau bukan tulisannya, namun kehadiran buku itu tetap bisa mengungkap dengan jelas dan lugas pikirannya sebagai seorang wartawan yang dulu bukan siapa-siapa hingga menjadi orang nomor satu di Senayan.
"Wartawan karena profesinya, bisa jadi apa saja. Karena kaya akan akses dan jaringan," ujar Bamsoet, yang saat akad nikah putra keduanya, Sabtu 8 September 2018, menyerahkan bukunya itu kepada pengusaha nasional Chairul Tanjung (CT).
Selain itu, perjalanan Bamsoet dalam perspektif kewartawanan, hobi-hobinya, akselerasinya dalam berorganisasi, filosofinya dalam berbisnis dan berpolitik hingga menjadi Ketua DPR-RI, dikupas dalam buku itu. Mulai dari Presiden Jokowi, hingga Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan terkesan dengan perjalanan karir Bamsoet.
Berikut sejumlah pernyataan para pejabat yang dikutip dari buku yang diterbitkan PT Gramedia itu.
"Kesan pertama saya terhadap Bamsoet, kalau mengkritik pedas sekali. Tapi saya tahu beliau adalah orang yang konsisten dan apa adanya. Perjalanannya yang berliku dan keras sebagai wartawan, dan jiwa kewirausahaannya yang kuat saat menjadi pengusaha, telah membetuk kematangan jiwa dan pikirannya dalam berpolitik." (Ir. H.Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia).
"Sebagai wartawan yang menjadi Ketua DPR RI, tentunya Bamsoet mempunyai informasi dan hubungan yang baik dengan banyak kalangan. Karena itu Bamsoet bisa mengemban amanah ini dengan lebih baik, adil dan independen. Selamat!" (Drs H M Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia).
"Sejak dipimpin Bamsoet, DPR-RI lebih terbuka dan kondusif. Tidak ada lagi kegaduhan yang berarti. Tidak mudah menyatukan pandangan 560 politisi dari 10 partai politik dengan latar belakang beragam. Itulah kepiawaian Bamsoet." (Jenderal Pol (Purn) Prof Dr Budi Gunawan, Kepala BIN dan Guru Besar Sekolah Tinggi Intelejen Negara).
"Kemauan dan kesanggupan Mas Bamsoet dalam memahami berbagai persoalan sosial kemasyarakatan menjadi bukti kesetiaannya pada panggilan hidup sebagai wartawan. Dia berhasil menerjemahkan kerja wartawan dalam peran dan fungsinya sebagai anggota DPR. Saya berharap buku ini bisa menjadi inspirasi, tidak saja bagi para calon pemimpin tapi juga bagi masyarakat luas.” (M Prasetyo, Jaksa Agung Republik Indonesia).
"Saya mengenal sosok Bamsoet sebagai politisi yang sangat cair namun teguh dalam pendirian. Latar belakangnya sebagai wartawan itulah menurut saya yang membedakan Bamsoet dengan politisi lainnya. Pikirannya luas, solutif, dan sosoknya open mind, smart, low profile, serta merupakan komunikator mumpuni. Tak heran jika Bamsoet mampu jadi perajut bagi banyak kalangan. Maju terus saudaraku." (Marsekal Hadi Tjahjanto, Panglima TNI).
"Nyaris tidak ada yang berubah dari seorang Bamsoet. Sejak pertama kami saling kenal hingga dia jadi Ketua DPR-RI, Bamsoet tetap luwes, cerdas, tegas, dan kritis. Lebih dari itu dia tetap pribadi yang terbuka dan apa adanya, sehingga dapat diterima dengan hangat di semua kalangan." (Jenderal Polisi Tito Karnavian, Kepala Kepolisian Republik Indonesia).
"Bamsoet adalah figur wartawan dan pengusaha yang meniti karier dari bawah hingga menjadi politisi papan atas. Karakternya keras dan tak mudah menyerah. Sepak terjangnya sangat terbuka tapi mengayomi, sehingga kiprahnya bisa diterima oleh semua kalangan. Buku ini tak hanya mengupas tentang seorang Bamsoet sebagai politisi, tapi juga menguak dimensi lainnya yang bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat luas, khususnya bagi para wartawan." (Agus Rahardjo, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia).
"Untuk sekian kali Bamsoet menorehkan hasil pengamatan dan renungannya tentang berbagai masalah masyarakat, bangsa, dan negara dalam format karya tulis. Pengalamannya selama bergulat sebagai wartawan dan pergumulannya dalam politik kebangsaan yang antalogi intens sampai meraih posisi sebagai Ketua DPR tercermin dalam buku ini." (Prof.DR. Ahmad Syafii Maarif, Guru Bangsa).
"Bamsoet adalah figur seorang jurnalis yang memiliki jiwa politikus sebagai panggilan hidup, dengan kemampuannya membaca tanda zaman. Dia mampu memberikan sumbangan besar dalam menciptakan keadaban demokrasi. Sentuhan dan kemampuannya untuk menjalan politik keadaban DPR telah memberikan warna yang berbeda dan memberi harapan akan masa depan bangsa ini. Buku ini akan membuka mata hati setiap insan politik bangsa ini atas gagasan dan akal sehat yang menjadi pilihannya sebagai panggilan hidup." (Romo Benny Susatyo, Rohaniawan).
"Kerja-kerja saya bermodal kesungguhan dan percaya terhadap kekuatan kebersamaan," kata Bamsoet dalam undangan peluncuran bukunya itu kepada SINDOnews, Rabu (24/10/2018).
Buku Bamsoet ke-14 itu merupakan testimoni orang-orang yang mengetahui dekat Bamsoet, sejak menjadi jurnalis hingga menjadi seorang politisi dan berkiprah di Parlemen. Buku itu ditulis oleh para senior dan rekan-rekannya sewaktu di Harian Prioritas milik Surya Paloh, di antaranya Derek Manangka (alm), Wina Armada, Nano Bramono, Heru Subroto dan Bobby Batara.
Walau bukan tulisannya, namun kehadiran buku itu tetap bisa mengungkap dengan jelas dan lugas pikirannya sebagai seorang wartawan yang dulu bukan siapa-siapa hingga menjadi orang nomor satu di Senayan.
"Wartawan karena profesinya, bisa jadi apa saja. Karena kaya akan akses dan jaringan," ujar Bamsoet, yang saat akad nikah putra keduanya, Sabtu 8 September 2018, menyerahkan bukunya itu kepada pengusaha nasional Chairul Tanjung (CT).
Selain itu, perjalanan Bamsoet dalam perspektif kewartawanan, hobi-hobinya, akselerasinya dalam berorganisasi, filosofinya dalam berbisnis dan berpolitik hingga menjadi Ketua DPR-RI, dikupas dalam buku itu. Mulai dari Presiden Jokowi, hingga Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan terkesan dengan perjalanan karir Bamsoet.
Berikut sejumlah pernyataan para pejabat yang dikutip dari buku yang diterbitkan PT Gramedia itu.
"Kesan pertama saya terhadap Bamsoet, kalau mengkritik pedas sekali. Tapi saya tahu beliau adalah orang yang konsisten dan apa adanya. Perjalanannya yang berliku dan keras sebagai wartawan, dan jiwa kewirausahaannya yang kuat saat menjadi pengusaha, telah membetuk kematangan jiwa dan pikirannya dalam berpolitik." (Ir. H.Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia).
"Sebagai wartawan yang menjadi Ketua DPR RI, tentunya Bamsoet mempunyai informasi dan hubungan yang baik dengan banyak kalangan. Karena itu Bamsoet bisa mengemban amanah ini dengan lebih baik, adil dan independen. Selamat!" (Drs H M Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia).
"Sejak dipimpin Bamsoet, DPR-RI lebih terbuka dan kondusif. Tidak ada lagi kegaduhan yang berarti. Tidak mudah menyatukan pandangan 560 politisi dari 10 partai politik dengan latar belakang beragam. Itulah kepiawaian Bamsoet." (Jenderal Pol (Purn) Prof Dr Budi Gunawan, Kepala BIN dan Guru Besar Sekolah Tinggi Intelejen Negara).
"Kemauan dan kesanggupan Mas Bamsoet dalam memahami berbagai persoalan sosial kemasyarakatan menjadi bukti kesetiaannya pada panggilan hidup sebagai wartawan. Dia berhasil menerjemahkan kerja wartawan dalam peran dan fungsinya sebagai anggota DPR. Saya berharap buku ini bisa menjadi inspirasi, tidak saja bagi para calon pemimpin tapi juga bagi masyarakat luas.” (M Prasetyo, Jaksa Agung Republik Indonesia).
"Saya mengenal sosok Bamsoet sebagai politisi yang sangat cair namun teguh dalam pendirian. Latar belakangnya sebagai wartawan itulah menurut saya yang membedakan Bamsoet dengan politisi lainnya. Pikirannya luas, solutif, dan sosoknya open mind, smart, low profile, serta merupakan komunikator mumpuni. Tak heran jika Bamsoet mampu jadi perajut bagi banyak kalangan. Maju terus saudaraku." (Marsekal Hadi Tjahjanto, Panglima TNI).
"Nyaris tidak ada yang berubah dari seorang Bamsoet. Sejak pertama kami saling kenal hingga dia jadi Ketua DPR-RI, Bamsoet tetap luwes, cerdas, tegas, dan kritis. Lebih dari itu dia tetap pribadi yang terbuka dan apa adanya, sehingga dapat diterima dengan hangat di semua kalangan." (Jenderal Polisi Tito Karnavian, Kepala Kepolisian Republik Indonesia).
"Bamsoet adalah figur wartawan dan pengusaha yang meniti karier dari bawah hingga menjadi politisi papan atas. Karakternya keras dan tak mudah menyerah. Sepak terjangnya sangat terbuka tapi mengayomi, sehingga kiprahnya bisa diterima oleh semua kalangan. Buku ini tak hanya mengupas tentang seorang Bamsoet sebagai politisi, tapi juga menguak dimensi lainnya yang bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat luas, khususnya bagi para wartawan." (Agus Rahardjo, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia).
"Untuk sekian kali Bamsoet menorehkan hasil pengamatan dan renungannya tentang berbagai masalah masyarakat, bangsa, dan negara dalam format karya tulis. Pengalamannya selama bergulat sebagai wartawan dan pergumulannya dalam politik kebangsaan yang antalogi intens sampai meraih posisi sebagai Ketua DPR tercermin dalam buku ini." (Prof.DR. Ahmad Syafii Maarif, Guru Bangsa).
"Bamsoet adalah figur seorang jurnalis yang memiliki jiwa politikus sebagai panggilan hidup, dengan kemampuannya membaca tanda zaman. Dia mampu memberikan sumbangan besar dalam menciptakan keadaban demokrasi. Sentuhan dan kemampuannya untuk menjalan politik keadaban DPR telah memberikan warna yang berbeda dan memberi harapan akan masa depan bangsa ini. Buku ini akan membuka mata hati setiap insan politik bangsa ini atas gagasan dan akal sehat yang menjadi pilihannya sebagai panggilan hidup." (Romo Benny Susatyo, Rohaniawan).
(mhd)