Pesantren dan Indonesia Berkemajuan

Sabtu, 20 Oktober 2018 - 08:30 WIB
Pesantren dan Indonesia Berkemajuan
Pesantren dan Indonesia Berkemajuan
A A A
Djoko Subinarto Esais
Alumnus FISIP Universitas Padjadjaran Bandung

DI samping menjadi salah satu garda terdepan dalam ikut menjaga keutuhan negara, pesantren diharapkan juga mampu menjadi benteng moral bagi bangsa ini. Sejak 2015, berdasarkan Keputusan Presiden No 22 Tahun 2015, ditetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

Salah satu pertimbangan ditetapkannya Hari Santri Nasional adalah untuk mengapresiasi peran historis kalangan pesantren dalam ikut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Seperti kita ketahui, kiai dan santri menjadi salah satu kelompok yang memiliki kontribusi sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan negara ini dan sekaligus mempertahankannya hingga negara ini tetap merdeka hingga saat ini. Sejarah mencatat banyak pejuang dan tokoh pergerakan republik ini berasal dari kalangan pesantren.

Nasib ke Depan

Sebagai salah satu institusi pendidikan di negeri ini, pesantren sudah barang tentu memikul tanggung jawab dalam ikut memastikan perjalanan nasib bangsa dan negara ini ke depan. Bagaimanapun kemajuan dan keunggulan sebuah bangsa, di mana pun, tidak bisa dilepaskan dari keberhasilan sektor pendidikannya.

Pendidikan menjadi salah satu aspek sangat krusial dalam membuat kita mampu mengerti, memahami, dan mencari solusi-solusi yang mungkin atas pelbagai fenomena serta persoalan di sekeliling kita––serumit apa pun. Dengan demikian idealnya setiap institusi pendidikan dituntut untuk selalu mampu menjawab tantangan dan persoalan zaman.

Sistem pendidikan yang baik dan andal bakal menelurkan generasi-generasi gemilang yang bakal menjadi pelopor dan motor penggerak kemajuan di pelbagai bidang. Tidak usah kita mengambil contoh terlalu jauh. Tengoklah negara-negara maju Asia macam Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan.

Negara-negara tersebut sangat serius dalam merancang dan mengaplikasikan sistem pendidikan yang berkualitas prima bagi para warga negaranya. Mereka paham benar bahwa pendidikan adalah ujung tombak dalam mencetak sumber daya manusia berkualitas.

Menghadapi pelbagai tantangan saat ini, pesantren-pesantren kita tentu saja diharapkan tetap mampu berkontribusi lebih besar lagi bagi kemajuan bangsa dan negara ini sehingga bangsa dan negara ini berada setidaknya sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya. Bagaimanapun, persaingan antarbangsa ke depan bakal kian sengit.

Sementara itu di depan kita saat ini terbentang tantangan global yang tidak kecil. Perubahan iklim, kedaulatan energi, perang dagang, ancaman krisis pangan, ledakan penduduk, kelangkaan air serta epidemis penyakit merupakan beberapa contoh tantangan global yang perlu mendapatkan perhatian serius. Hanya bangsa yang memiliki ilmu serta pengetahuan dan karakter yang prima saja yang akan melenggang melewati tantangan-tantangan itu.

Bangsa Indonesia sama sekali tidak boleh tinggal diam dan akhirnya hanya menjadi penonton kemajuan-kemajuan yang diraih bangsa lain. Bangsa Indonesia harus menjadi bagian dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peradaban masa depan.

Sebagai salah satu institusi pendidikan di negeri ini, pesantren sudah barang tentu memikul tanggung jawab dalam ikut memastikan perjalanan nasib bangsa dan negara ini ke depan. Sebagai mayoritas di negeri ini, umat muslim memikul tugas lebih besar dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang menyamai dan bahkan mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia. Persoalan inilah yang tampaknya harus mampu dijawab dengan sebaik-baiknya oleh kalangan pesantren di negeri ini.

Kemajuan moral

Di sisi lain, pesantren juga diharapkan menjadi benteng moral bagi bangsa ini. Moral adalah hal yang membuat sebuah bangsa bisa tetap ada dan bertahan. Jika moral sebuah bangsa hancur, maka bangsa itu akan hancur pula. Sejarah dengan jelas mencatat bagaimana kekaisaran Romawi yang besar dan kuat itu akhirnya luluh lantak gara-gara para penyelenggaranya tidak mampu lagi menjaga moral mereka. Romawi kemudian musnah dan yang tersisa hanya sebuah kisah sejarah dan kenangan pahit masa silam.

Menilik asal usulnya, kata moral berasal dari bahasa Latin yaitu moralis. Kata ini kemudian diserap ke dalam bahasa Prancis dan Inggris menjadi moral. Merriam-Webster Dictionary mendefinisikan moral antara lain sebagai "segala sesuatu yang terkait dengan prinsip-prinsip benar dan salah dalam berperilaku".

Kemunduran moral yang tampak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita saat ini bisa bersumber dari semakin lemahnya tekad sebagian besar para penyelenggara negara dalam menjunjung dan menegakkan prinsip-prinsip benar dan salah. Padahal, mereka ini adalah panutan segenap rakyat yang harus senantiasa tampil paling depan dalam menunjukkan ketegasan dalam menegakkan prinsip-prinsip benar dan salah.

Akar masalahnya agaknya terletak pada landasan yang selama ini dijadikan acuan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Sejauh ini sebagian besar penyelenggara negara kita cenderung kian pragmatis.

Mereka hanya berusaha mewujudkan kepentingan diri mereka sendiri dan kelompoknya dan bukan berusaha mewujudkan cita-cita yang ada di luar diri mereka. Karenanya, mereka cuma sibuk mengkreasi hal-hal kecil dan jangka pendek semisal sebatas bagaimana meraih dan mempertahankan jabatan serta mengeruk pelbagai keuntungan, sekaligus menyelamatkan kepentingan-kepentingan personal dan kelompok dalam lingkaran mereka dengan meminggirkan prinsip-prinsip apa yang benar dan apa yang tidak benar.

Sebagai lembaga yang memiliki peran sentral dalam ikut melahirkan calon-calon pemimpin bangsa, pesantren harus mampu berkontribusi dalam mendorong terjadinya kemajuan moral dengan jalan mencetak santri-santri yang memberi teladan nyata dalam menjunjung dan menegakkan prinsip-prinsip benar dan salah. Kemajuan moral sangat diperlukan jika kita ingin benar-benar melihat negeri ini bergerak ke arah yang lebih baik dan lebih maju. Tanpa ada kemajuan moral, dikhawatirkan kehidupan berbangsa dan bernegara kita bakal semakin amburadul tak karuan.

Kita berharap semoga pesantren-pesantren kita mampu menjadi wahana bagi lahirnya generasi-generasi penerus bangsa nan gemilang dengan moral cemerlang sehingga cepat atau lambat kita dapat melihat adanya kemajuan moral dalam praktik kehidupan kita sebagai sebuah bangsa dan negara yang beradab dan berkeadilan.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2081 seconds (0.1#10.140)