Anak-Anak Tanpa Smartphone

Rabu, 05 September 2018 - 08:00 WIB
Anak-Anak Tanpa Smartphone
Anak-Anak Tanpa Smartphone
A A A
BEBERAPA negara di Eropa melarang keberadaan dan penggunaan smartphone di sekolah. Salah satunya adalah Prancis yang telah mengeluarkan undang-undang (UU) pelarangan smartphone, tablet, dan smartwatch di sekolah. Larangan ini berlaku untuk pelajar sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).Adapun pelajar sekolah menengah atas (SMA), juga ada yang dilarang total atau sebagian untuk membawa smartphone ke sekolah. Khusus untuk pelajar SMA, kebijakan disesuaikan dengan keputusan pemerintah di wilayah masing-masing.
Negara Eropa lainnya yang menerapkan aturan serupa ialah Inggris, Belgia, Spanyol, Italia, Swiss, Jerman, Austria, Swedia, Finlandia, dan Siprus. Beberapa negara di Asia di antaranya India, Israel, Malaysia. Pakar psikologi anak Michael Carr-Gregg menyarankan, penggunaan smartphone di kalangan pelajar memang harus dibatasi. Alasannya adalah banyak masalah yang muncul ketika pelajar terpapar smartphone. Michael menyarankan seorang pelajar menggunakan ponsel tanpa jaringan internet dan kamera, sedangkan kebutuhan internet bisa dipenuhi dengan menggunakan personal computer (PC).

Para pendukung kebijakan ini menyatakan larangan akan mengurangi gangguan di ruang kelas, memerangi saling ejek, dan mendorong pelajar lebih aktif saat istirahat sekolah. Para pendukung larangan ini berharap aturan ini dapat membantu membatasi meluasnya konten kekerasan dan pornografi pada anak-anak.Menteri Pendidikan Prancis Jean-Michel Blanquer mengatakan aturan ini untuk memperbaiki kedisiplinan 12 juta pelajar sekolah di Prancis. Menurut dia, menjadi terbuka pada teknologi masa depan tidak berarti harus menerima semua penggunaannya. Sementara itu, para pengkritik menganggap kebijakan ini berlebihan karena hanya sebagai pencitraan pemerintah.
Kemajuan teknologi informasi terutama untuk kalangan anak-anak dan remaja memang dilematis. Jika terlalu melarang maka ada ketakutan nantinya anak-anak akan tertinggal kemajuan teknologi informasi, sedangkan jika diberikan kebebasan tentu akan memunculkan dampak-dampak negatif lainnya.Toh, jikapun orang tua melarang atau membatasi penggunaan smartphone pada anak-anaknya, faktor lingkungan juga akan patut diwaspadai karena anak-anak justru lebih mudah terpapar dengan lingkungan bermain. Artinya, ketika di lingkungan keluarga orang tua membatasi, namun di lingkungan sosial lainnya anak-anak akan mudah terpapar penggunaan smartphone.
Di sinilah peran orang tua yang menentukan. Salah satu dengan menerapkan golden rule atau aturan emas. Poin utama dari golden rule adalah perlakukan orang lain seperti kita memperlakukan kita sendiri. Sederhananya, jika kita ingin membatasi penggunaan smartphone pada anak-anak kita, terlebih dahulu kita juga harus membatasi penggunaan smartphone terutama saat berkumpul keluarga.Sangat lucu dan aneh, ketika orang tua meminta anak-anak untuk tidak terlalu sering menggunakan smartphone, justru orang tua sering menggunakan smartphone di depan anak-anak. Hal lain adalah lebih banyak berinteraksi dengan anak-anak, terutama memberikan ruang kepada mereka dengan membiasakan berkegiatan yang tidak terkait dengan smartphone. Namun di sisi lain, kita juga memberikan waktu kepada mereka untuk menggunakan smartphone dengan pendampingan dari orang tua.
Dengan cara-cara di atas pun, faktor lingkungan masih sangat berperan. Nah, tugas orang tua untuk memberikan keseimbangan pikiran dan perilaku kepada anak-anak.Peran orang tua harus lebih intens dalam berinteraksi dengan anak-anak untuk bisa memberikan perimbangan di lingkungan sosial. Komunikasi yang intens perlu terus dilakukan agar bisa menangkap perubahan perilaku anak-anak. Toh, jika kita menganalogikan anak-anak adalah papan tulis kosong, orang tua juga mempunyai peran penting dalam mengisi papan tulis tersebut.
Masuknya teknologi informasi tidak bisa dihindari. Menjauhi bukan solusi yang tepat juga. Demikian pula dengan berlebihan memanfaatkannya. Teknologi informasi pada prinsipnya adalah tools bagi manusia untuk semakin mudah berinteraksi sosial.Jika sekadar tools maka peran teknologi informasi bukan menggantikan kehidupan manusia, melainkan membantu. Memberikan dengan batasan-batasan dan aturan merupakan langkah yang bijak dalam menghadapi kemajuan teknologi informasi.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3601 seconds (0.1#10.140)