Kejutan Indonesia di Asian Games
A
A
A
PERHELATAN Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang sudah memasuki paruh waktu. Asian Games 2018 yang resmi dibuka pada 18 Agustus akan berakhir pada 2 September mendatang. Delapan hari selepas pembukaan, berbagai kejutan terjadi, termasuk pecahnya rekor Asian Games, bahkan rekor dunia di cabang renang 50 meter punggung putri oleh atlet China Liu Xiang.
Khusus bagi kontingen Indonesia, sederet catatan manis sudah ditorehkan atlet-atlet yang membela panji Merah Putih. Hingga tadi malam, Indonesia sukses mengoleksi 12 medali emas, 12 perak, dan 19 perunggu. Beberapa cabang olahraga seperti angkat besi, wushu, dan taekwondo telah memenuhi target emas. Sejumlah atlet juga memberi kejutan, salah satunya pasangan Christoper Rungkat-Aldilla Sutjiadi yang mempersembahkan emas dari cabang tenis nomor ganda campuran.
Kontingen Indonesia masih berpotensi menambah pundi-pundi medali, terutama emas, karena babak final beberapa cabang olahraga belum dilombakan, di antaranya cabang favorit bulu tangkis dan pencak silat. Di cabang pencak silat, Indonesia juga mengejutkan karena sukses meloloskan delapan atletnya ke babak final. Ada peluang atlet kita panen emas di cabang olahraga yang dipertandingkan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ini.
Indonesia hingga tadi malam berada di posisi kelima dalam klasemen perolehan medali sementara, menguntit Iran yang bertengger di posisi keempat dengan koleksi 14 emas. Pemuncak klasemen masih China dengan 72 emas, disusul Jepang 32 emas dan Korea Selatan 25 emas.
Apa yang sudah dicapai kontingen Indonesia sejauh ini tentu membanggakan. Pasalnya tim Merah Putih sukses mengoleksi emas hingga dua digit, prestasi yang tidak pernah diraih selama puluhan tahun Indonesia berkiprah di ajang pesta olahraga bangsa-bangsa se-Asia ini. Dalam sejarahnya Indonesia hanya sekali meraih lebih dari 10 emas, yakni pada Asian Games IV di Jakarta pada 1962. Saat itu koleksi emas Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah sebanyak 21, berada di posisi runner up di bawah Jepang. Kemudian prestasi terbaik Indonesia adalah peringkat keempat di Asian Games Bangkok 1970 dengan 9 emas. Setelah itu prestasi Indonesia terus merosot. Peringkat terburuk Indonesia diperoleh pada Asian Games 2006 di Doha. Qatar. Meski mengemas 2 emas, Indonesia berada di peringkat ke-22.
Apa yang membuat prestasi kontingen Merah Putih meroket di Asian Games ini? Pertama tentu persiapan sejumlah cabang olahraga yang dilakukan dengan baik. Kedua, keuntungan sebagai tuan rumah. Menjadi pengetahuan umum bahwa tuan rumah memiliki hak istimewa untuk mendaftarkan cabang olahraga andalan yang dinilai bisa mendulang emas. Ketiga, adaptasi cuaca dan arena pertandingan. Indonesia diuntungkan karena berkesempatan menjajal tempat pertandingan lebih banyak daripada atlet negara lain.
Masih ada kesempatan bagi atlet Indonesia untuk terus mengukir prestasi terbaik. Menjadi harapan bersama target yang dicanangkan Kementerian Pemuda dan Olahraga, yakni 16 hingga 20 emas, bisa tercapai.
Apa pun hasil akhir dari Asian Games ini, Indonesia sudah boleh berbangga karena bisa dikatakan telah sukses dalam hal prestasi. Dalam hal penyelenggaraan, sejauh ini juga berjalan cukup baik. Sepekan pelaksanaan Asian Games, keluhan hanya pada persoalan manajemen penjualan tiket yang kurang berjalan baik, terutama pada cabang bulu tangkis. Masalah tiket habis di loket saat orang sudah mengantre lama juga sempat menjadi sorotan. Apalagi faktanya di arena pertandingan justru ditemukan banyak bangku kosong. Namun masalah ini sudah dijawab Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir. Menurutnya, dalam standar pelaksanaan multievent, ada tipe bangku yang memang tidak dijual karena dialokasikan khusus untuk wartawan, atlet, perwakilan negara peserta, federasi olahraga dunia hingga perwakilan sponsor.
Kesuksesan lain dari Asian Games ini adalah antusiasme publik untuk menyaksikan pertandingan. Sudah jadi pemandangan jamak penonton berbondong-bondong untuk memasuki stadion. Daya tariknya tentu tak lepas dari prestasi yang diukir atlet-atlet Tanah Air. Apa yang dicapai dalam perhelatan Asian Games ini semoga jadi momentum untuk pembenahan olahraga kita secara menyeluruh. Dengan melakukan pembinaan usia muda yang baik, berkesinambungan, disertai kompetisi dan uji tanding yang baik pula, niscaya Indonesia bisa lebih banyak berbicara di level internasional. Semoga.
Khusus bagi kontingen Indonesia, sederet catatan manis sudah ditorehkan atlet-atlet yang membela panji Merah Putih. Hingga tadi malam, Indonesia sukses mengoleksi 12 medali emas, 12 perak, dan 19 perunggu. Beberapa cabang olahraga seperti angkat besi, wushu, dan taekwondo telah memenuhi target emas. Sejumlah atlet juga memberi kejutan, salah satunya pasangan Christoper Rungkat-Aldilla Sutjiadi yang mempersembahkan emas dari cabang tenis nomor ganda campuran.
Kontingen Indonesia masih berpotensi menambah pundi-pundi medali, terutama emas, karena babak final beberapa cabang olahraga belum dilombakan, di antaranya cabang favorit bulu tangkis dan pencak silat. Di cabang pencak silat, Indonesia juga mengejutkan karena sukses meloloskan delapan atletnya ke babak final. Ada peluang atlet kita panen emas di cabang olahraga yang dipertandingkan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ini.
Indonesia hingga tadi malam berada di posisi kelima dalam klasemen perolehan medali sementara, menguntit Iran yang bertengger di posisi keempat dengan koleksi 14 emas. Pemuncak klasemen masih China dengan 72 emas, disusul Jepang 32 emas dan Korea Selatan 25 emas.
Apa yang sudah dicapai kontingen Indonesia sejauh ini tentu membanggakan. Pasalnya tim Merah Putih sukses mengoleksi emas hingga dua digit, prestasi yang tidak pernah diraih selama puluhan tahun Indonesia berkiprah di ajang pesta olahraga bangsa-bangsa se-Asia ini. Dalam sejarahnya Indonesia hanya sekali meraih lebih dari 10 emas, yakni pada Asian Games IV di Jakarta pada 1962. Saat itu koleksi emas Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah sebanyak 21, berada di posisi runner up di bawah Jepang. Kemudian prestasi terbaik Indonesia adalah peringkat keempat di Asian Games Bangkok 1970 dengan 9 emas. Setelah itu prestasi Indonesia terus merosot. Peringkat terburuk Indonesia diperoleh pada Asian Games 2006 di Doha. Qatar. Meski mengemas 2 emas, Indonesia berada di peringkat ke-22.
Apa yang membuat prestasi kontingen Merah Putih meroket di Asian Games ini? Pertama tentu persiapan sejumlah cabang olahraga yang dilakukan dengan baik. Kedua, keuntungan sebagai tuan rumah. Menjadi pengetahuan umum bahwa tuan rumah memiliki hak istimewa untuk mendaftarkan cabang olahraga andalan yang dinilai bisa mendulang emas. Ketiga, adaptasi cuaca dan arena pertandingan. Indonesia diuntungkan karena berkesempatan menjajal tempat pertandingan lebih banyak daripada atlet negara lain.
Masih ada kesempatan bagi atlet Indonesia untuk terus mengukir prestasi terbaik. Menjadi harapan bersama target yang dicanangkan Kementerian Pemuda dan Olahraga, yakni 16 hingga 20 emas, bisa tercapai.
Apa pun hasil akhir dari Asian Games ini, Indonesia sudah boleh berbangga karena bisa dikatakan telah sukses dalam hal prestasi. Dalam hal penyelenggaraan, sejauh ini juga berjalan cukup baik. Sepekan pelaksanaan Asian Games, keluhan hanya pada persoalan manajemen penjualan tiket yang kurang berjalan baik, terutama pada cabang bulu tangkis. Masalah tiket habis di loket saat orang sudah mengantre lama juga sempat menjadi sorotan. Apalagi faktanya di arena pertandingan justru ditemukan banyak bangku kosong. Namun masalah ini sudah dijawab Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir. Menurutnya, dalam standar pelaksanaan multievent, ada tipe bangku yang memang tidak dijual karena dialokasikan khusus untuk wartawan, atlet, perwakilan negara peserta, federasi olahraga dunia hingga perwakilan sponsor.
Kesuksesan lain dari Asian Games ini adalah antusiasme publik untuk menyaksikan pertandingan. Sudah jadi pemandangan jamak penonton berbondong-bondong untuk memasuki stadion. Daya tariknya tentu tak lepas dari prestasi yang diukir atlet-atlet Tanah Air. Apa yang dicapai dalam perhelatan Asian Games ini semoga jadi momentum untuk pembenahan olahraga kita secara menyeluruh. Dengan melakukan pembinaan usia muda yang baik, berkesinambungan, disertai kompetisi dan uji tanding yang baik pula, niscaya Indonesia bisa lebih banyak berbicara di level internasional. Semoga.
(whb)