Ini Strategi Parpol Koalisi Jokowi untuk Pemenangan di 2019
A
A
A
JAKARTA - Strategi pemenangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah dilakukan sembilan partai politik (parpol) koalisi. Mereka akan mengoptimalkan potensi ratusan ribu caleg di daerah untuk memenangkan Jokowi di Pilpres 2019.
Pertemuan lanjutan Jokowi dengan parpol koalisi terus berlanjut. Kali ini pertemuan dilakukan Jokowi dengan sembilan sekjen parpol koalisi, Selasa (31/8/2018). Pertemuan ini menghasilkan empat poin penting kesepakatan.
Satu di antaranya menyangkut startegi pemenangan Pemilu 2019. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, pembahasan tim kampanye sudah dilakukan.
"Kami membahas tim kampanye. Bagaimana tim kampanye ini. Sebab, Pileg dan Pilpres nanti berjalan serentak. Kami bersepakat penuh memastikan jalan kemenangan untuk rakyat terhadap Pak Jokowi," ungkap Hasto, Rabu (1/8/2018)
Mendukung strategi pemenangan Jokowi, kekuatan besar sudah disiapkan koalisi ini. Sekitar 170.000 caleg akan didorong menjadi mesin kampanye yang efektif untuk mensosialisasikan program-program Jokowi ke depan.
Hasil pertemuan kemarin Selasa 31 Juli 2018, Hasto menyebutkan, pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk menjabarkan Nawa Cita Jilid Dua. Meski finalisasi dilakukan bersama koalisi sembilan parpol dan Jokowi.
Menggunakan potensi besar kader, koalisi ini memiliki sekitar 21.000 caleg per parpol. Koalisi besar Jokowi ini memang terdiri dari Golkar, PDIP, PKPI, PPP, PKB, NasDem, Hanura, Perindo, hingga PSI. Hasto menambahkan, potensi besar sumber daya manusia koalisi ini akan dimanfaatkan.
Nantinya, para caleg ini akan memenangkan Jokowi di Pilpres 2019. "Koalisi ini gabungan yang khusus kekuatan wanitanya kuat, media kuat, hingga kekuatan daratnya sangat kuat. Caleg per parpol mencapai 21 ribu orang. Ini akan menjadi kekuatan yang sangat efektif," lanjut Hasto lagi.
Memenangkan kembali Jokowi, sembilan parpol koalisi tetap mengedepankan politih santun dan sejuk. Hasto menerangkan kembali, upaya dialog akan selalu dikedepankan untuk meraih suara dukungan sebanyak mungkin. Pileg dan khususnya Pilpres 2019 ini tetap diarahkan untuk kontestasi mencari ide untuk memilih pemimpin terbaik dan demokratis.
"Kami tetap membawa upaya dialog. Pilpres ini kontestasi mencari gagasan pemimpin terbaik. Dengan adanya partai-partai ini, sudah 62% suara di DPR bisa didapat. Kalau dominan seperti ini akan efektif menopang jalannya pemerintahan ke depan. Ekonomi akan terus didorong pertumbuhannya," terang Hasto lagi.
Demi memenangkan kampanye, antisipasi beragam isu negatif juga dilakukan koalisi. Sebab, beberapa waktu lalu isu negatif masih membelit Jokowi. Jokowi difitnah antek Tiongkok, PKI, hingga anti-Islam. Sekjen Partai NasDem Jhonny G Platte menuturkan, para caleg harus aktif dan taktis menepis isu-isu negatif tersebut. Sebab, ada potensi warga masih percaya dengan isu dan fitnah tersebut.
"Tidak hanya prestasi, tapi pengelolaan isu-isu negatif harus dimenangkan. Tujuannya agar masyarakat tidak terpengaruh dan menjadi persepsi publik. Isu-isu negatif tersebut tidak berbasis data dan fakta. Kualitas demokrasi harus ditingkatkan dengan politik rasional. Ini untuk menghindarkan eksploitasi SARA berlebihan," ujar Jhonny.
Rencana lain juga digulirkan parpol koalisi. Sekjen Perindo Ahmad Rofiq menegaskan, forum sosialisasi informasi kampanye akan dibentuk bagi seluruh calegnya. Forum ini akan diberi nama Jokowi Center.
"Dalam waktu dekat forum ini akan dibentuk. Nanti akan ada pelatihan kampanye di Jokowi Center ini. Jadi, ada banyak langkah teknis yang dilakukan parpol," pungkasnya.
Pertemuan lanjutan Jokowi dengan parpol koalisi terus berlanjut. Kali ini pertemuan dilakukan Jokowi dengan sembilan sekjen parpol koalisi, Selasa (31/8/2018). Pertemuan ini menghasilkan empat poin penting kesepakatan.
Satu di antaranya menyangkut startegi pemenangan Pemilu 2019. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, pembahasan tim kampanye sudah dilakukan.
"Kami membahas tim kampanye. Bagaimana tim kampanye ini. Sebab, Pileg dan Pilpres nanti berjalan serentak. Kami bersepakat penuh memastikan jalan kemenangan untuk rakyat terhadap Pak Jokowi," ungkap Hasto, Rabu (1/8/2018)
Mendukung strategi pemenangan Jokowi, kekuatan besar sudah disiapkan koalisi ini. Sekitar 170.000 caleg akan didorong menjadi mesin kampanye yang efektif untuk mensosialisasikan program-program Jokowi ke depan.
Hasil pertemuan kemarin Selasa 31 Juli 2018, Hasto menyebutkan, pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk menjabarkan Nawa Cita Jilid Dua. Meski finalisasi dilakukan bersama koalisi sembilan parpol dan Jokowi.
Menggunakan potensi besar kader, koalisi ini memiliki sekitar 21.000 caleg per parpol. Koalisi besar Jokowi ini memang terdiri dari Golkar, PDIP, PKPI, PPP, PKB, NasDem, Hanura, Perindo, hingga PSI. Hasto menambahkan, potensi besar sumber daya manusia koalisi ini akan dimanfaatkan.
Nantinya, para caleg ini akan memenangkan Jokowi di Pilpres 2019. "Koalisi ini gabungan yang khusus kekuatan wanitanya kuat, media kuat, hingga kekuatan daratnya sangat kuat. Caleg per parpol mencapai 21 ribu orang. Ini akan menjadi kekuatan yang sangat efektif," lanjut Hasto lagi.
Memenangkan kembali Jokowi, sembilan parpol koalisi tetap mengedepankan politih santun dan sejuk. Hasto menerangkan kembali, upaya dialog akan selalu dikedepankan untuk meraih suara dukungan sebanyak mungkin. Pileg dan khususnya Pilpres 2019 ini tetap diarahkan untuk kontestasi mencari ide untuk memilih pemimpin terbaik dan demokratis.
"Kami tetap membawa upaya dialog. Pilpres ini kontestasi mencari gagasan pemimpin terbaik. Dengan adanya partai-partai ini, sudah 62% suara di DPR bisa didapat. Kalau dominan seperti ini akan efektif menopang jalannya pemerintahan ke depan. Ekonomi akan terus didorong pertumbuhannya," terang Hasto lagi.
Demi memenangkan kampanye, antisipasi beragam isu negatif juga dilakukan koalisi. Sebab, beberapa waktu lalu isu negatif masih membelit Jokowi. Jokowi difitnah antek Tiongkok, PKI, hingga anti-Islam. Sekjen Partai NasDem Jhonny G Platte menuturkan, para caleg harus aktif dan taktis menepis isu-isu negatif tersebut. Sebab, ada potensi warga masih percaya dengan isu dan fitnah tersebut.
"Tidak hanya prestasi, tapi pengelolaan isu-isu negatif harus dimenangkan. Tujuannya agar masyarakat tidak terpengaruh dan menjadi persepsi publik. Isu-isu negatif tersebut tidak berbasis data dan fakta. Kualitas demokrasi harus ditingkatkan dengan politik rasional. Ini untuk menghindarkan eksploitasi SARA berlebihan," ujar Jhonny.
Rencana lain juga digulirkan parpol koalisi. Sekjen Perindo Ahmad Rofiq menegaskan, forum sosialisasi informasi kampanye akan dibentuk bagi seluruh calegnya. Forum ini akan diberi nama Jokowi Center.
"Dalam waktu dekat forum ini akan dibentuk. Nanti akan ada pelatihan kampanye di Jokowi Center ini. Jadi, ada banyak langkah teknis yang dilakukan parpol," pungkasnya.
(maf)