SAS Institute Tawarkan 5 Kandidat Cawapres Pendamping Jokowi

Selasa, 06 Maret 2018 - 18:29 WIB
SAS Institute Tawarkan...
SAS Institute Tawarkan 5 Kandidat Cawapres Pendamping Jokowi
A A A
JAKARTA - Memasuki tahun ketiga pemerintahan Jokowi-JK justru disibukkan oleh suasana politik yang gaduh. Di tengah tuntutan pembangunan ekonomi, pemerintah dipaksa merespons dinamika politik yang kian memanas.

Menguatnya politisasi identitas menuntut pemerintah bekerja keras untuk mengelola persaingan politik agar tidak menjadi konflik kekerasan. Sebagai negara dengan populasi mayoritas Islam, isu Islam dan komunisme selalu menjadi bola panas. Akhir-akhir ini isu kriminalisasi ulama, penganiayaan ulama dan kebangkitan komunisme menjadi alat menyudutkan Jokowi.

Direktur Said Aqil Siradj (SAS) Institute, M Imdadun Rahmat menyayangkan fabrikasi fitnah tersebut. Imdadun yang pernah menjabat sebagai Ketua Komnas HAM, memastikan bahwa kampanye hitam semacam itu merupakan residu politik musiman menjelang pilkada dan pilpres.

"Publik kan mulai mengerti pasca terbongkarnya jaringan Muslim Cyber Army (MCA). Ada kelompok penebar fitnah dengan mengatasnamakan Muslim. Ini perilaku tak terpuji, mencoreng wajah Islam," ujar Imdadun di Kantor SAS Institute di bilangan Menteng, Jakarta, Selasa (3/6/2018).

Imdadun mengkaitkan kampanye hitam ini dengan disparitas antara kepuasan kerja Jokowi di angka 65%, sedangkan asumsi elektabilitas ada pada angka 45%. Persepsi Jokowi antiislam sangat merugikan pihaknya.

"Ini harus diatasi. Pak Jokowi mesti makin mendekat ke publik santri dan ulama. Selain itu, Jokowi harus tepat memilih calon kandidat wakilnya. Ini berkaitan dengan tiga aspek; konsolidasi pemilih muslim, penguatan sektor ekonomi dan stabilitas politik dan keamanan hingga akhir periode," tambah Imdadun.

Berdasarkan pengamatan SAS Institute, ada lima nama yang tepat mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019. Mereka berlatar belakang berbeda-beda. Pertama Kiai Said Aqil Siradj, yang hari ini adalah salah satu tokoh sentral pemersatu kekuatan Islam moderat.

Selain menjabat sebagai Ketua Umum PBNU dan ketua gabungan ormas-ormas Islam (LPOI), Kyai Said Aqil Siradj adalah pembaharu gerakan Islam di Indonesia. Said Aqil adalah salah satu pemikir Islam yang sangat berpengaruh di dunia. Gagasan moderasi Islam dan Islam Nusantara sudah beliau sematkan dalam dinamika pemikiran Islam dunia.

Menurutnya, portofolio keberpihakan Said Aqil pada kepentingan umat tercatat dengan baik oleh publik. Ini akan menyempurnakan posisi Jokowi di Pilpres 2019, pasangan ini dapat dianggap paling komplimenter.

Representasi kalangan santri dan ulama Nahdliyin juga ada nama Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB. Dikenal sebagai tokoh muda Nahdliyin, Cak Imin juga berpengalaman dalam politik dengan elektabilitas yang merangkak naik.

Kemudian sosok Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT), kecakapannya dalam membangun ekonomi makro dan mikro. HT adalah salah satu tokoh pebisnis yang juga memiliki pengaruh dalam ruang politik. Visi dan misi kebangsaan HT juga seiring dengan jargon Revolusi Mental Presiden Jokowi.

Moeldoko juga salah satu nama yang cocok mendampingi Jokowi. Moeldoko adalah mantan Panglima TNI, tentu sosoknya masih memiliki kharisma di mata publik. Dengan tugas barunya sebagai Kepala Kantor Staf Presiden, dirinya dinilai bisa menunjukkan kepiawaiannya dalam menjaga stabilitas politik.

Terakhir adalah sosok perempuan tangguh yang namanya mendunia. Sri Mulyani Indrawati (SMI) adalah Menteri Keuangan yang mampu mengejar maksimalisasi penerimaan pajak negara. Di samping itu, sosok SMI mampu memberikan garansi positif kepada dunia investasi untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dan prestasi yang belakangan diraih sebagai Menteri Keuangan terbaik dunia.

"SAS Institute menilai kelima nama ini adalah sosok yang layak untuk Pak Jokowi. Tentu penilaian kami berbasis kinerja dan popularitas. Di waktu yang sama, sosok-sosok itu memiliki akseptabilitas baik dalam persepsi publik," tutup Imdadun.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1024 seconds (0.1#10.140)