Kunjungan Jokowi ke India Selaras dengan Visi Poros Maritim Dunia
A
A
A
JAKARTA - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke India dan beberapa negara Asia Selatan selaras dengan visi Poros Maritim Dunia.
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas NH Kertapati mengatakan, Indonesia sangat berkepentingan dengan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Menurut dia, sudah banyak kerja sama Indonesia dengan negara-negara di kawasan Samudera Pasifik. "Kini tiba saatnya perhatian Indonesia kepada negara-negara di kawasan Samudera Hindia," kata wanita yang biasa disapa Nuning ini, Jumat (26/01/2018).
Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) ini mengatakan, kebijakan luar negeri Indonesia untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara Asia Selatan merupakan agenda prioritas Indonesia dalam kerangka Indian Ocean Rim Association (IORA).
"Penting bagi Indonesia memosisikan diri sebagai penghubung Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mengingat perairan Indonesia menjadi jalur laut lalu lintas perdagangan dunia," tuturnya.
Mantan anggota Komisi I DPR ini menambahkan, khusus India sebagai major power di kawasan Samudera Hindia, maka kemitraan Indonesia juga dapat ditujukan untuk mengimbangi kebijakan maritim India yang meningkat dari yang semula Look East Policy menjadi Act East Policy.
"Penting bagi Indonesia menunjukkan peran sentralnya di ASEAN untuk bisa mengimbangi kebijakan maritim India tersebut dengan kebijakan Poros Maritim Dunia," katanya.
Menurut dia, kepentingan nasional Indonesia atas Samudera Hindia juga dapat diarahkan untuk melihat peluang memanfaatkan program yang digagas Cina dengan the Belt and Road Initiatives (BRI).
"Indonesia perlu berdialog dengan mitranya di kawasan Samudera Hindia untuk memastikan bahwa program BRI Cina tidak berseberangan dengan upaya-upaya meningkatan ketahanan regional," katanya.
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas NH Kertapati mengatakan, Indonesia sangat berkepentingan dengan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Menurut dia, sudah banyak kerja sama Indonesia dengan negara-negara di kawasan Samudera Pasifik. "Kini tiba saatnya perhatian Indonesia kepada negara-negara di kawasan Samudera Hindia," kata wanita yang biasa disapa Nuning ini, Jumat (26/01/2018).
Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) ini mengatakan, kebijakan luar negeri Indonesia untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara Asia Selatan merupakan agenda prioritas Indonesia dalam kerangka Indian Ocean Rim Association (IORA).
"Penting bagi Indonesia memosisikan diri sebagai penghubung Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mengingat perairan Indonesia menjadi jalur laut lalu lintas perdagangan dunia," tuturnya.
Mantan anggota Komisi I DPR ini menambahkan, khusus India sebagai major power di kawasan Samudera Hindia, maka kemitraan Indonesia juga dapat ditujukan untuk mengimbangi kebijakan maritim India yang meningkat dari yang semula Look East Policy menjadi Act East Policy.
"Penting bagi Indonesia menunjukkan peran sentralnya di ASEAN untuk bisa mengimbangi kebijakan maritim India tersebut dengan kebijakan Poros Maritim Dunia," katanya.
Menurut dia, kepentingan nasional Indonesia atas Samudera Hindia juga dapat diarahkan untuk melihat peluang memanfaatkan program yang digagas Cina dengan the Belt and Road Initiatives (BRI).
"Indonesia perlu berdialog dengan mitranya di kawasan Samudera Hindia untuk memastikan bahwa program BRI Cina tidak berseberangan dengan upaya-upaya meningkatan ketahanan regional," katanya.
(dam)