Penyanderaan di Papua
A
A
A
SUASANA keamanan Papua sedikit menghangat. Sekelompok orang bersenjata melakukan penyanderaan terhadap sedikitnya 1.500 warga Papua.
Hingga tadi malam, kondisi mereka belum diketahui secara pasti. Karena itu, pemerintah dan aparat keamanan harus segera bertindak cepat dan terukur untuk bisa menyelamatkan ribuan masyarakat Papua yang disandera.
Kelompok bersenjata tersebut menyandera ribuan warga yang ada di dua kampung yang berada sekitar 2 km dari Tembagapura, yakni Banti dan Kimbely. Sejauh ini menurut pantauan kepolisian, para warga masih bisa beraktivitas seperti biasa, namun tidak bisa keluar dari kampungnya karena diancam oleh kelompok bersenjata tersebut. Jadi, mereka tidak dikurung dalam satu atau tempat.
Motif pengepungan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata terhadap dua kampung di Papua itu belum diketahui secara pasti. Namun, dilihat dari catatan kepolisian, mereka sering kali berbuat melanggar hukum.
Di antara aksi yang pernah dilakukan adalah menembaki ambulans warga. Mereka juga dilaporkan tidak segan melakukan perampasan barang-barang milik warga, pemukulan, hingga pemerkosaan.
Ada sejumlah hal yang patut menjadi perhatian khusus terkait masalah penyanderaan tersebut. Pertama, fenomena penyanderaan ini merupakan masalah sangat serius yang harus mendapat penanganan cepat dan total dari pemerintah dan aparat keamanan.
Pemerintah dan aparat keamanan tidak boleh menganggap enteng masalah ini. Yang paling utama karena ini menyangkut nasib ribuan nyawa masyarakat Papua. Semakin lama misi penyelamatan dilakukan, taruhannya adalah nyawa saudara-saudara kita di Papua.
Kedua, Indonesia adalah negara yang berlandaskan hukum. Karena itu, pemerintah dan aparat keamanan juga harus memastikan penegakan hukum di Papua. Siapa pun yang berani melakukan tindakan di luar hukum harus segera ditertibkan, bagaimanapun caranya.
Apalagi, kelompok bersenjata ini sudah sangat meresahkan dan sangat berpotensi menjadi gangguan keamanan serius khususnya bagi masyarakat Papua dan Indonesia pada umumnya. Papua merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jadi apa yang terjadi di Papua, juga harus menjadi kepedulian seluruh masyarakat dan pemerintah Indonesia.
Ketiga, fenomena penyanderaan ini sekaligus merupakan ujian seberapa besar kemampuan pemerintah dan aparat keamanan Indonesia dalam menyelamatkan warga di Papua. Aparat keamanan kita sudah sangat teruji dan terkenal di seantero jagat memiliki kemampuan mumpuni dalam berbagai operasi pembebasan sandera.
Karena itu, ini merupakan ujian lagi bagaimana mereka bisa unjuk gigi untuk segera membebaskan masyarakat Papua dari cengkeraman kelompok yang tak bertanggung jawab tersebut. Apalagi, aksi kelompok bersenjata ini terkesan seperti menantang kekuatan aparat keamanan Indonesia.
Keempat, pemerintah dan aparat keamanan harus segera mengetahui apa motif di balik penyanderaan tersebut. Hal ini penting dilakukan karena menyangkut nasib Papua secara keseluruhan. Misalnya apa ada kepentingan besar (kelompok/negara tertentu) yang berada di belakang mereka.
Seperti kita ketahui, ada banyak negara yang berkepentingan terhadap Papua karena propinsi berbentuk kepala burung ini sangat banyak menyimpan sumber daya alam. Kita harus mewaspadai ini.
Kelima, keselamatan warga adalah prioritas utama. TNI dan Polri kemarin membentuk tim gabungan. Kita sangat menunggu aksi cepat dari mereka. Kecepatan langkah pemerintah sangat menentukan nasib para sandera.
Namun, yang perlu ditekankan adalah bagaimana bisa membebaskan para sandera tanpa tetesan darah. Karena itu, opsi pertama yang dipilih harus bersifat persuasif dengan melakukan negosiasi.
Meski begitu, pemerintah dan aparat keamanan kita tak boleh didikte oleh kelompok bersenjata. Cara persuasif belum berhasil, langkah tegas (represif) harus ditempuh sebagai opsi terakhir dengan tetap mempertimbangkan keselamatan warga sebagai pertimbangan utama.
Segala cara harus ditempuh pemerintah untuk menyelamatkan warga Papua. Dengan niat yang tulus dan kemampuan yang dimilikinya, TNI dan Polri pasti mampu melaksanakan tugas mulia ini dengan baik.
Hingga tadi malam, kondisi mereka belum diketahui secara pasti. Karena itu, pemerintah dan aparat keamanan harus segera bertindak cepat dan terukur untuk bisa menyelamatkan ribuan masyarakat Papua yang disandera.
Kelompok bersenjata tersebut menyandera ribuan warga yang ada di dua kampung yang berada sekitar 2 km dari Tembagapura, yakni Banti dan Kimbely. Sejauh ini menurut pantauan kepolisian, para warga masih bisa beraktivitas seperti biasa, namun tidak bisa keluar dari kampungnya karena diancam oleh kelompok bersenjata tersebut. Jadi, mereka tidak dikurung dalam satu atau tempat.
Motif pengepungan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata terhadap dua kampung di Papua itu belum diketahui secara pasti. Namun, dilihat dari catatan kepolisian, mereka sering kali berbuat melanggar hukum.
Di antara aksi yang pernah dilakukan adalah menembaki ambulans warga. Mereka juga dilaporkan tidak segan melakukan perampasan barang-barang milik warga, pemukulan, hingga pemerkosaan.
Ada sejumlah hal yang patut menjadi perhatian khusus terkait masalah penyanderaan tersebut. Pertama, fenomena penyanderaan ini merupakan masalah sangat serius yang harus mendapat penanganan cepat dan total dari pemerintah dan aparat keamanan.
Pemerintah dan aparat keamanan tidak boleh menganggap enteng masalah ini. Yang paling utama karena ini menyangkut nasib ribuan nyawa masyarakat Papua. Semakin lama misi penyelamatan dilakukan, taruhannya adalah nyawa saudara-saudara kita di Papua.
Kedua, Indonesia adalah negara yang berlandaskan hukum. Karena itu, pemerintah dan aparat keamanan juga harus memastikan penegakan hukum di Papua. Siapa pun yang berani melakukan tindakan di luar hukum harus segera ditertibkan, bagaimanapun caranya.
Apalagi, kelompok bersenjata ini sudah sangat meresahkan dan sangat berpotensi menjadi gangguan keamanan serius khususnya bagi masyarakat Papua dan Indonesia pada umumnya. Papua merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jadi apa yang terjadi di Papua, juga harus menjadi kepedulian seluruh masyarakat dan pemerintah Indonesia.
Ketiga, fenomena penyanderaan ini sekaligus merupakan ujian seberapa besar kemampuan pemerintah dan aparat keamanan Indonesia dalam menyelamatkan warga di Papua. Aparat keamanan kita sudah sangat teruji dan terkenal di seantero jagat memiliki kemampuan mumpuni dalam berbagai operasi pembebasan sandera.
Karena itu, ini merupakan ujian lagi bagaimana mereka bisa unjuk gigi untuk segera membebaskan masyarakat Papua dari cengkeraman kelompok yang tak bertanggung jawab tersebut. Apalagi, aksi kelompok bersenjata ini terkesan seperti menantang kekuatan aparat keamanan Indonesia.
Keempat, pemerintah dan aparat keamanan harus segera mengetahui apa motif di balik penyanderaan tersebut. Hal ini penting dilakukan karena menyangkut nasib Papua secara keseluruhan. Misalnya apa ada kepentingan besar (kelompok/negara tertentu) yang berada di belakang mereka.
Seperti kita ketahui, ada banyak negara yang berkepentingan terhadap Papua karena propinsi berbentuk kepala burung ini sangat banyak menyimpan sumber daya alam. Kita harus mewaspadai ini.
Kelima, keselamatan warga adalah prioritas utama. TNI dan Polri kemarin membentuk tim gabungan. Kita sangat menunggu aksi cepat dari mereka. Kecepatan langkah pemerintah sangat menentukan nasib para sandera.
Namun, yang perlu ditekankan adalah bagaimana bisa membebaskan para sandera tanpa tetesan darah. Karena itu, opsi pertama yang dipilih harus bersifat persuasif dengan melakukan negosiasi.
Meski begitu, pemerintah dan aparat keamanan kita tak boleh didikte oleh kelompok bersenjata. Cara persuasif belum berhasil, langkah tegas (represif) harus ditempuh sebagai opsi terakhir dengan tetap mempertimbangkan keselamatan warga sebagai pertimbangan utama.
Segala cara harus ditempuh pemerintah untuk menyelamatkan warga Papua. Dengan niat yang tulus dan kemampuan yang dimilikinya, TNI dan Polri pasti mampu melaksanakan tugas mulia ini dengan baik.
(rhs)