Menhan: Bela Negara Tak Bisa Ditawar-tawar Lagi
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudi menegaskan era globalisasi saat ini membuat persaingan antarnegara yang sangat ketat.
Persaingan terjadi sering adanya modernisasi di bidang sosial, politik, maupun teknologi. Oleh karena itu, kata Ryamziard, perlu adanya revitalisasi Pancasila untuk pemantapan jati diri bangsa .
Dia pun memaparkan tentang peran umat Islam dalam merebut kemerdekaan. "Kita ini ahli waris yang sah dari Tanah Air tercinta ini, Islam sangat mendukung bela negara karena tidak bertentangan dengan sunah dan unsur bela negara itu kesatuan dan persatuan, kemudian keturunan dan cinta Tanah Air," kata Ryamizard saat memberikan kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa baru di kampus 1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Ryamizard mengatakan, kesadaran membela negara merupakan sebuah kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar. Bela negara bertujuan untuk menjadikan bangsa Indonesia yang bermartabat. Terlebih para leluhur telah mewariskan ideologi negara, yakni Pancasila.
"Kita harus bersyukur sebagai penerus bangsa yang besar ini dan bangga melaksanakan bela negara. Kalau bukan kita semua siapa lagi," ucapnya.
Ryamizard juga mengingatkan tentang ancaman nyata saat ini, yakni terorisme, radikalisme dan narkoba. Tidak hanya pada serangan fisik, kata dia, prograganda serta serangan terhadap ideologi bangsa juga mengancam.
Dia mengatakan, rakyat Indonesia harus bersyukur karena ideologi Pancasila merupakan satu-satunya ideologi di dunia yang mendapat Rahmat dari Tuhan yang maha esa.
"Saya ingin para calon mahasiswa UIN Jakarta bisa menjadi pemimpin yang arif dan bijaksana, mampu meningkatkan kompetensi dan kapasitas tinggi dalam mewujudkan bela negara yang kuat," tandasnya.
Sementara itu, kegiatan pidato san kuliah kebangsaan di Kampus 1 UIN syarif Hidayatulah Jakarta tersebut turut pula dihadiri oleh Rektor UIN Prof dr Dede Rosyada MA, Kapuskom Publik Brigjen Totok, Staf Khusus Menhan Kolonel Soni erot, Kabag Dukmen Kolonel Laut Yos Sumiarsa, Kapolsek Ciputat Kompol Tatang Syarif, Kapten Informasi Ober Purba, serta para wakil rektor dan dekan fakultas UIN Jakarta.
Persaingan terjadi sering adanya modernisasi di bidang sosial, politik, maupun teknologi. Oleh karena itu, kata Ryamziard, perlu adanya revitalisasi Pancasila untuk pemantapan jati diri bangsa .
Dia pun memaparkan tentang peran umat Islam dalam merebut kemerdekaan. "Kita ini ahli waris yang sah dari Tanah Air tercinta ini, Islam sangat mendukung bela negara karena tidak bertentangan dengan sunah dan unsur bela negara itu kesatuan dan persatuan, kemudian keturunan dan cinta Tanah Air," kata Ryamizard saat memberikan kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa baru di kampus 1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Ryamizard mengatakan, kesadaran membela negara merupakan sebuah kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar. Bela negara bertujuan untuk menjadikan bangsa Indonesia yang bermartabat. Terlebih para leluhur telah mewariskan ideologi negara, yakni Pancasila.
"Kita harus bersyukur sebagai penerus bangsa yang besar ini dan bangga melaksanakan bela negara. Kalau bukan kita semua siapa lagi," ucapnya.
Ryamizard juga mengingatkan tentang ancaman nyata saat ini, yakni terorisme, radikalisme dan narkoba. Tidak hanya pada serangan fisik, kata dia, prograganda serta serangan terhadap ideologi bangsa juga mengancam.
Dia mengatakan, rakyat Indonesia harus bersyukur karena ideologi Pancasila merupakan satu-satunya ideologi di dunia yang mendapat Rahmat dari Tuhan yang maha esa.
"Saya ingin para calon mahasiswa UIN Jakarta bisa menjadi pemimpin yang arif dan bijaksana, mampu meningkatkan kompetensi dan kapasitas tinggi dalam mewujudkan bela negara yang kuat," tandasnya.
Sementara itu, kegiatan pidato san kuliah kebangsaan di Kampus 1 UIN syarif Hidayatulah Jakarta tersebut turut pula dihadiri oleh Rektor UIN Prof dr Dede Rosyada MA, Kapuskom Publik Brigjen Totok, Staf Khusus Menhan Kolonel Soni erot, Kabag Dukmen Kolonel Laut Yos Sumiarsa, Kapolsek Ciputat Kompol Tatang Syarif, Kapten Informasi Ober Purba, serta para wakil rektor dan dekan fakultas UIN Jakarta.
(dam)