BNPT Perbanyak Agen Penyebar Kedamaian di Dunia Maya
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menargetkan pembentukan Duta Damai Dunia Maya di tujuh provinsi pada tahun 2017.
Sementara ini BNPT sudah membentuk dua Duta Damai, yakni di Bandung, Jawa Barat pada April lalu dan di Kota Semarang, Jawa Tengah yang resmi ditutup pelatihannya, Kamis (18/5/2017). Duta Damai adalah kumpulan anak muda yang bertugas menjadi agen penyebar perdamaian di dunia maya.
Kepala Subdit Kontra Propaganda BNPT, Kolonel Sujatmiko mengatakan, pelatihan di Kota Semarang menghasilkan lima website. “Isinya macam-macam. Kreativitas mereka bagus-bagus. Isinya berita, tulisan mereka, menolak enggak bener, hoax dari kelompok radikal teroris. Mereka membuat kartun, meme, video yang menarik. Tahun ini target tujuh provinsi, sudah dapat dua (provinsi),” ungkap Sujatmiko usai penutupan pelatihan Duta Damai Dunia Maya di Hotel Crowne Plaza Kota Semarang, Kamis (18/5/2017).
Target tujuh provinsi pada tahun 2017 ini, selain Jawa Tengah dan Jawa Barat, adalah Padang, Manado, Denpasar, Malang, dan Balikpapan. Sementara tahun kemarin, sudah dibentuk di Medan, Makassar, Jakarta dan Yogyakarta.
Diketahui, Mereka yang dipilih di Semarang berjumlah 60 anak muda, terdiri atas programmer, blogger hingga peminat desain komunikasi visual
“Prinsip kita pencegahan paling baik adalah yang tumbuh dari seluruh lapisan masyarakat, khususnya anak muda. Kita berharap selain kegiatan online, juga offline. Bertemu langsung komunitas mereka, LSM, teman-teman kampus dan masyarakat luas untuk memberikan pencerahan,” tutur Sujatmiko.
Ambassador Duta Damai BNPT 2017, Kikan Namara mengatakan, saat ini Indonesia sebagai suatu negara dan bangsa dihadapkan dengan berbagai persoalan cukup rumit. Salah satunya isu intoleransi.
“Mengapa harus tidak toleransi. Sejarah membuktikan dari dulu kemerdekaan Indonesia diperjuangkan begitu banyak golongan, agama, suku dan ras. Kenapa ini mau 72 tahun malah mengalami kemunduran (adanya intoleransi),” ungkapnya.
Dia antusias dengan apa yang dilakukan anak-anak muda, khususnya mereka yang terpilih jadi Duta Damai BNPT. Namun demikian, tidak mungkin berharap kepada 60 orang anak muda saja untuk menyebarkan virus-virus positif, khususnya di dunia maya.
Semua lapisan masyarakat, terutama anak muda dikatakanya harus ambil bagian. “Ini isu nasional, isu bersama. Kita semua enggak bisa diam saja. Apapun pekerjaan kalian, profesi kalian, berikan kontribusi yang nyata. Supaya Indonesia tetap jadi negara yang toleran,” tutup eks vokalis grup musik, Cokelat ini.
Sementara ini BNPT sudah membentuk dua Duta Damai, yakni di Bandung, Jawa Barat pada April lalu dan di Kota Semarang, Jawa Tengah yang resmi ditutup pelatihannya, Kamis (18/5/2017). Duta Damai adalah kumpulan anak muda yang bertugas menjadi agen penyebar perdamaian di dunia maya.
Kepala Subdit Kontra Propaganda BNPT, Kolonel Sujatmiko mengatakan, pelatihan di Kota Semarang menghasilkan lima website. “Isinya macam-macam. Kreativitas mereka bagus-bagus. Isinya berita, tulisan mereka, menolak enggak bener, hoax dari kelompok radikal teroris. Mereka membuat kartun, meme, video yang menarik. Tahun ini target tujuh provinsi, sudah dapat dua (provinsi),” ungkap Sujatmiko usai penutupan pelatihan Duta Damai Dunia Maya di Hotel Crowne Plaza Kota Semarang, Kamis (18/5/2017).
Target tujuh provinsi pada tahun 2017 ini, selain Jawa Tengah dan Jawa Barat, adalah Padang, Manado, Denpasar, Malang, dan Balikpapan. Sementara tahun kemarin, sudah dibentuk di Medan, Makassar, Jakarta dan Yogyakarta.
Diketahui, Mereka yang dipilih di Semarang berjumlah 60 anak muda, terdiri atas programmer, blogger hingga peminat desain komunikasi visual
“Prinsip kita pencegahan paling baik adalah yang tumbuh dari seluruh lapisan masyarakat, khususnya anak muda. Kita berharap selain kegiatan online, juga offline. Bertemu langsung komunitas mereka, LSM, teman-teman kampus dan masyarakat luas untuk memberikan pencerahan,” tutur Sujatmiko.
Ambassador Duta Damai BNPT 2017, Kikan Namara mengatakan, saat ini Indonesia sebagai suatu negara dan bangsa dihadapkan dengan berbagai persoalan cukup rumit. Salah satunya isu intoleransi.
“Mengapa harus tidak toleransi. Sejarah membuktikan dari dulu kemerdekaan Indonesia diperjuangkan begitu banyak golongan, agama, suku dan ras. Kenapa ini mau 72 tahun malah mengalami kemunduran (adanya intoleransi),” ungkapnya.
Dia antusias dengan apa yang dilakukan anak-anak muda, khususnya mereka yang terpilih jadi Duta Damai BNPT. Namun demikian, tidak mungkin berharap kepada 60 orang anak muda saja untuk menyebarkan virus-virus positif, khususnya di dunia maya.
Semua lapisan masyarakat, terutama anak muda dikatakanya harus ambil bagian. “Ini isu nasional, isu bersama. Kita semua enggak bisa diam saja. Apapun pekerjaan kalian, profesi kalian, berikan kontribusi yang nyata. Supaya Indonesia tetap jadi negara yang toleran,” tutup eks vokalis grup musik, Cokelat ini.
(dam)