Megawati Nilai Ideologi Tertutup Bertentangan dengan Pancasila

Selasa, 10 Januari 2017 - 15:22 WIB
Megawati Nilai Ideologi...
Megawati Nilai Ideologi Tertutup Bertentangan dengan Pancasila
A A A
JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan Pancasila sebagai ideologi bangsa. ‎Menurutnya, keberadaan Pancasila sebagai pendeteksi sekaligus tameng proteksi terhadap ideologi tertutup yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa saat ini.

Menurut Megawati, kemunculan ideologi tertutup dipandang lahir dari kelompok tertentu yang memaksakan kehendak. ‎Ideologi tertutup menghendaki keseragaman dalam berpikir dan bertindak, dengan memaksakan kehendaknya.

Maka itu, mantan presiden kelima ini menilai, ideologi tertutup sangat sempit atas pemahaman terhadap agama dan keyakinan, sehingga bentuk kesosialan pun dihancurkan, bahkan dimusnahkan. Selain itu, katanya, demokrasi dan keberagaman dalam ideologi tertutup tidak ditolelir karena kepatuhan total masyarakat menjadi tujuan‎.

Dia berpandangan, ideologi tertutup yang melahirkan berbagai persoalan SARA akhir-akhir ini. "Di sisi lain, para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan dirinya sebagai pembawa 'self fulfilling prophecy', para peramal masa depan," tutur Mega dalam pidato politik HUT PDIP di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (10/1/2017).

"Mereka (ideologi tertutup) dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, yang notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya," imbuhnya.

Megawati menuturkan, Pancasila sebagai ideologi bangsa berbeda dari ideologi tertutup. Lanjutnya, Pancasila bukan ideologi yang dipaksakan Soekarno dan tokoh-tokoh lainnya, melainkan ideologi yang didasari atas nilai-nilai, norma, tradisi dan cita-cita bangsa Indonesia sejak masa lalu, bahkan jauh sebelum kemerdekaan.

Dia mengungkapkan‎, Soekarno bukan penemu Pancasila, melainkan sebagai penggali Pancasila. Menurutnya, Soekarno dan founding fathers lainnya menggali Pancasila berdasarkan moral, rohani dan budaya bangsa Indonesia.

"Pancasila dengan sendirinya adalah warisan budaya bangsa Indonesia. Apakah ketika Indonesia berumur 71 tahun, kita telah melupakan sejarah bangsa? Jangan sekali-kali melupakan sejarah kita," tegasnya.

Selanjutnya, tambah Megawati, Pancasila kemudian diterjemahkan dalam kontitusi UUD 1945 yang menjadi penuntun sekaligus norma-norma sosial-politik, di mana produk kebijakan politik pun tidak boleh bersifat apriori. Bahkan harus merupakan keputusan demokratis berdasarkan musyawarah mufakat.

"Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipasif dan mampu menjadi 'leidstar', bintang penuntun dan penerang, bagi bangsa Indonesia. Pancasila selalu relevan di dalam menghadapi setiap tantangan yang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan, serta dinamika aspirasi rakyat," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1061 seconds (0.1#10.140)