Hati-hati Bermedsos

Rabu, 03 Agustus 2016 - 12:48 WIB
Hati-hati Bermedsos
Hati-hati Bermedsos
A A A
ARUS informasi saat ini begitu deras, bahkan boleh dikatakan surplus. Perkembangan teknologi digital saat ini membuat komunikasi antarmanusia di belahan dunia mana pun seolah menjadi tidak berjarak. Dari e-mail yang menggantikan peran surat menyurat, telepon fix (statis) digantikan mobile phone, dan puncaknya adalah internet yang mampu menyebarkan informasi dalam hitungan detik. Banjir atau surplus informasi saat ini tak lepas dari kemunculan media sosial yang membuat manusia mudah mengakses informasi. Dengan internet dan media sosial, manusia semakin mudah memperoleh informasi.

Kemudahan mendapatkan dan menyebarkan informasi semestinya semakin meningkatkan kualitas hidup manusia. Semakin banyak dan mudah informasi didapat, pengetahuan seseorang semakin meningkat. Itu harapan besar pascakemunculan teknologi informasi yang terus berkembang karena pada prinsipnya kemajuan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Dengan gampang memperoleh informasi, seseorang akan semakin cerdas ataupun bijak dalam menghadapi lingkungan sosial. Tanpa membutuhkan usaha yang besar, saat ini bisa mengetahui apa yang terjadi di belahan dunia lain.

Namun, harapan tak semanis realitas. Banjir atau surplus informasi yang terjadi di dunia saat ini membuat sebagian manusia justru tampak tak berkualitas atau bahkan kualitasnya menurun. Tidak tambah cerdas atau bijak dalam menghadapi lingkungan sosial. Menteri Keuangan Sri Mulyani satu hari sebelum ditunjuk sebagai menteri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pekan lalu mengungkapkan keprihatinan ini di depan mahasiswa Universitas Indonesia (UI). Arus deras informasi yang semestinya meningkatkan kualitas manusia justru yang terjadi sebaliknya.

Peristiwa Tanjung Balai, Sumatera Utara pun seolah menjadi pembenaran bagaimana percepatan informasi media sosial justru mengarah ke ihwal yang negatif. Kerusuhan SARA justru meledak ketika kelompok masyarakat begitu mudah mempercayai informasi dari seseorang melalui media sosial. Dan, seseorang yang mem-posting di media sosial pun dengan mudah menyebarkannya hanya dalam hitungan detik. Dan, yang terjadi cukup memprihatinkan, beberapa kelompok massa justru berbuat jauh dari kata cerdas dan bijak. Mereka bersikap brutal dan merugikan pihak lain serta melanggar hukum yang berlaku.

Mudahnya akses informasi semestinya diiringi dengan filter yang semakin kuat. Semakin banyak informasi semestinya semua pihak justru waspada dengan kualitas atau kebenaran informasi tersebut. Sayang, masih banyak orang yang begitu mudah melakukan blast informasi tanpa menyaring, apakah informasi tersebut benar atau layak untuk disebarluaskan (blast). Seolah mereka bahagia ketika menyebarluaskan sebuah informasi tanpa menimbang dampak pascadisebarluaskan informasi tersebut.

Selain itu, sebagian pihak justru menganggap teknologi komunikasi saat ini mempunyai peran menggantikan komunikasi tatap muka. Padahal, teknologi komunikasi tersebut bukanlah menggantikan, namun membantu mempermudah. Jika dianggap sebagai pembantu manusia, artinya tidak memiliki peran utama. Pandangan ini yang membuat sebagian pihak seolah mendewakan teknologi informasi dan menghilangkan sifat alami manusia untuk bisa bertatap muka atau bersilaturahmi.

Sudah seyogianya semua pihak prihatin dengan kondisi ini. Kasus Tanjungbalai bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Teknologi komunikasi sudah waktunya benar-benar digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Semakin maju teknologi sudah semestinya manusia di muka bumi ini semakin cerdas dan bijak. Kuncinya adalah memahami dan berhati-hati serta cermat dalam menggunakan teknologi tersebut.

Di sisi lain, tidak mungkin kita menghindar dari teknologi informasi tersebut karena toh justru kita akan tertinggal dari pihak lain. Yang lebih tepat, hidup berdampingan dengan teknologi dan memahami karakter teknologi tersebut. Dengan itu, kita akan menjadi manusia-manusia cerdas dan bijak.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6762 seconds (0.1#10.140)