Revitalisasi Karakter Keprajuritan Melalui Ibadah Puasa Ramadhan
A
A
A
Jenderal TNI Mulyono
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)
ASSALAMU'ALAIKUM Warahmatullahi Wabarakatuh. Di bulan yang penuh berkah ini, atas nama keluarga besar TNI Angkatan Darat, izinkan saya mengucapkan Marhabban Yaa Ramadhan, Selamat menjalankan Ibadah Puasa 1437 Hijriyah kepada segenap ummat Islam.
Semoga amal ibadah kita di bulan suci Ramadhan ini diterima Allah SWT, sehingga pada akhirnya kita semua mampu meraih derajat muttaqin.
Umat Islam tentunya sudah sangat memahami, bahwa ibadah puasa Ramadhan adalah ibadah yang khusus dan istimewa karena langsung diawasi oleh Allah SWT dan peruntukannya juga hanya bagi-Nya.
Dalam sebuah hadits qudsi seperti yang tercantum dalam kitab Bukhari dan Muslim, Allah berfirman bahwa puasa adalah milik-Nya dan Ia pun akan memberikan pahala secara spesial dan pribadi kepada hamba-hambanya yang diterima amal ibadah puasanya. “Puasa itu untuk-Ku, karena itu Akulah yang akan memberi ganjaraannya langsung!” (Bihar al-Anwaar 96:255).
Kekhususan sifat dari puasa Ramadhan itulah yang kemudian diharapkan dapat melahirkan manusia-manusia takwa. Bagi prajurit TNI Angkatan Darat, puasa dapat dimaknai sebagai sebuah latihan, sebuah kawah candradimuka untuk membentuk, membangun dan memperkuat karakter.
Kelebihan puasa dari ibadah lainnya dalam Islam, adalah sifatnya yang khusus dan pribadi, tidak terlihat oleh pandangan kasat manusia. Karena itu tidak salah jika puasa disebut sebagai ibadah “rahasia” dan hanya bisa dinilai oleh Allah SWT.
Bisa jadi seseorang terlihat tidak makan dan tidak minum ketika bersama-sama dengan orang lain, namun tidak ada yang tahu apa yang dilakukan ketika sendirian, semuanya hanya dapat dimengerti oleh dirinya sendiri dan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, puasa sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai loyalitas, kedisiplinan dan kejujuran yang juga merupakan nilai-nilai dasar serta karakter keprajuritan.
Puasa juga akan melahirkan manusia-manusia yang tangguh, sabar, ikhlas dan pantang menyerah serta memiliki solidaritas dan saling mengasihi satu sama lain.
Ibadah puasa Ramadhan yang dilaksanakan dengan benar juga akan melatih dan menanamkan kemampuan pengendalian diri bagi prajurit TNI AD, sehingga mampu menghindari berbagai tindakan indisipliner dalam kedinasan maupun kehidupan sehari-hari yang tidak saja merugikan diri sendiri, akan tetapi juga akan merusak citra dan nama baik satuan.
Di situlah letak keselarasan antara nilai-nilai yang terkandung dalam puasa Ramadhan dan karakter dan nilai-nilai keprajuritan. Lebih jauh, kemuliaan yang terdapat dalam ibadah puasa Ramadhan sejatinya tidak hanya terbatas pada pembentukan pribadi-pribadi yang saleh, tetapi juga mampu membentuk karakter sebuah organisasi, sebuah masyarakat (bangsa) yang saleh dan kokoh.
Individu yang telah mampu menyerap dimensi horizontal dari puasa Ramadhan, harus memiliki kesadaran yang tinggi terkait posisi dirinya sebagai makhluk sosial sejati yang harus peka dengan problematika kehidupan sosial di sekitarnya, dalam arti tidak lagi berpangku tangan dan justru akan menjadi ringan tangan membantu sesamanya.
Makna itulah yang juga terkandung dalam hakekat salah satu fungsi utama TNI AD, yaitu fungsi territorial. Bagi TNI AD, fungsi teritorial merupakan implementasi dari tanggung jawab sosial TNI AD sebagai alat negara, sebagai komponen bangsa yang harus senantiasa dekat dengan masyarakat untuk bersama-sama membangun masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Akhirnya, nilai-nilai yang terkandung dalam puasa Ramadhan tersebut sejatinya telah ditanamkan dan harus melekat dalam setiap individu sejak seorang prajurit dididik dalam lembaga pendidikan pembentukan pertama.
Oleh karenanya, momentum puasa Ramadhan ini lebih bersifat revitalisasi nilai-nilai dan karakter tersebut agar tidak terkikis dan kabur oleh perjalanan kehidupan dan interaksi sosial yang dialami prajurit.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)
ASSALAMU'ALAIKUM Warahmatullahi Wabarakatuh. Di bulan yang penuh berkah ini, atas nama keluarga besar TNI Angkatan Darat, izinkan saya mengucapkan Marhabban Yaa Ramadhan, Selamat menjalankan Ibadah Puasa 1437 Hijriyah kepada segenap ummat Islam.
Semoga amal ibadah kita di bulan suci Ramadhan ini diterima Allah SWT, sehingga pada akhirnya kita semua mampu meraih derajat muttaqin.
Umat Islam tentunya sudah sangat memahami, bahwa ibadah puasa Ramadhan adalah ibadah yang khusus dan istimewa karena langsung diawasi oleh Allah SWT dan peruntukannya juga hanya bagi-Nya.
Dalam sebuah hadits qudsi seperti yang tercantum dalam kitab Bukhari dan Muslim, Allah berfirman bahwa puasa adalah milik-Nya dan Ia pun akan memberikan pahala secara spesial dan pribadi kepada hamba-hambanya yang diterima amal ibadah puasanya. “Puasa itu untuk-Ku, karena itu Akulah yang akan memberi ganjaraannya langsung!” (Bihar al-Anwaar 96:255).
Kekhususan sifat dari puasa Ramadhan itulah yang kemudian diharapkan dapat melahirkan manusia-manusia takwa. Bagi prajurit TNI Angkatan Darat, puasa dapat dimaknai sebagai sebuah latihan, sebuah kawah candradimuka untuk membentuk, membangun dan memperkuat karakter.
Kelebihan puasa dari ibadah lainnya dalam Islam, adalah sifatnya yang khusus dan pribadi, tidak terlihat oleh pandangan kasat manusia. Karena itu tidak salah jika puasa disebut sebagai ibadah “rahasia” dan hanya bisa dinilai oleh Allah SWT.
Bisa jadi seseorang terlihat tidak makan dan tidak minum ketika bersama-sama dengan orang lain, namun tidak ada yang tahu apa yang dilakukan ketika sendirian, semuanya hanya dapat dimengerti oleh dirinya sendiri dan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, puasa sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai loyalitas, kedisiplinan dan kejujuran yang juga merupakan nilai-nilai dasar serta karakter keprajuritan.
Puasa juga akan melahirkan manusia-manusia yang tangguh, sabar, ikhlas dan pantang menyerah serta memiliki solidaritas dan saling mengasihi satu sama lain.
Ibadah puasa Ramadhan yang dilaksanakan dengan benar juga akan melatih dan menanamkan kemampuan pengendalian diri bagi prajurit TNI AD, sehingga mampu menghindari berbagai tindakan indisipliner dalam kedinasan maupun kehidupan sehari-hari yang tidak saja merugikan diri sendiri, akan tetapi juga akan merusak citra dan nama baik satuan.
Di situlah letak keselarasan antara nilai-nilai yang terkandung dalam puasa Ramadhan dan karakter dan nilai-nilai keprajuritan. Lebih jauh, kemuliaan yang terdapat dalam ibadah puasa Ramadhan sejatinya tidak hanya terbatas pada pembentukan pribadi-pribadi yang saleh, tetapi juga mampu membentuk karakter sebuah organisasi, sebuah masyarakat (bangsa) yang saleh dan kokoh.
Individu yang telah mampu menyerap dimensi horizontal dari puasa Ramadhan, harus memiliki kesadaran yang tinggi terkait posisi dirinya sebagai makhluk sosial sejati yang harus peka dengan problematika kehidupan sosial di sekitarnya, dalam arti tidak lagi berpangku tangan dan justru akan menjadi ringan tangan membantu sesamanya.
Makna itulah yang juga terkandung dalam hakekat salah satu fungsi utama TNI AD, yaitu fungsi territorial. Bagi TNI AD, fungsi teritorial merupakan implementasi dari tanggung jawab sosial TNI AD sebagai alat negara, sebagai komponen bangsa yang harus senantiasa dekat dengan masyarakat untuk bersama-sama membangun masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Akhirnya, nilai-nilai yang terkandung dalam puasa Ramadhan tersebut sejatinya telah ditanamkan dan harus melekat dalam setiap individu sejak seorang prajurit dididik dalam lembaga pendidikan pembentukan pertama.
Oleh karenanya, momentum puasa Ramadhan ini lebih bersifat revitalisasi nilai-nilai dan karakter tersebut agar tidak terkikis dan kabur oleh perjalanan kehidupan dan interaksi sosial yang dialami prajurit.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
(dam)