Polri Diminta Antisipasi Melonjaknya Kejahatan di Akhir 2015
A
A
A
JAKARTA - Jajaran kepolisian diharapkan segera mengantisipasi melonjaknya angka kejahatan menjelang akhir tahun 2015 hingga awal
2016. Munculnya berbagai bencana dan kondisi sosial ekonomi akhir-akhir ini dikhawatirkan berdampak pada melonjaknya angka
kejahatan di Indonesia, apalagi peredaran senjata api ilegal seperti tidak terkendali.
Indonesia Police Watch (IPW) melihat, sedikitnya ada lima kondisi yang memberi kontribusi pada melonjaknya angka kejahatan menjelang akhir tahun 2015 maupun awal tahun 2016.
"Pertama, meluasnya bencana asap, terjadinya bencana kekeringan, PHK akibat krisis ekonomi pasca melonjaknya dolar AS terhadap rupiah, pilkada serentak Desember 2015, dan tingginya kebutuhan ekonomi menjelang Natal dan Tahun Baru yang berlanjut pada tahun ajaran baru 2016," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane melalui rilis yang diterima Sindonews, Kamis 17 September 2015.
Neta menilai, makin meluasnya bencana asap di Sumatera dan Kalimantan serta meluasnya kekeringan di Jawa telah membuat kesulitan ekonomi di pedesaan. Sehingga dikhawatirkan akan memunculkan arus urbanisasi di kota-kota besar.
"Sementara, akibat berkembangnya krisis ekonomi dengan tidak terkendalinya dolar AS, para pekerja di kota-kota besar terancam
PHK," ucapnya.
IPW mengimbau berbagai pihak patut mencermati bahwa tragedi pedesaan akan terus berlanjut hingga awal 2016. Desa-desa di Jawa kekeringan dan desa desa di Sumatera dan Kalimantan dikepung asap.
Kebakaran hutan yang berkepanjangan membuat sumber air punah dan krisis ekonomi akan menerjang wilayah pedesaan. Dampaknya urbanisasi bakal marak.
"Rakyat desa akan mengepung kota. Sementara di kota PHK mengancam industri. Akibatnya pengangguran kota plus pengangguran desa mengepung kota-kota besar," jelasnya.
Dalam kondisi seperti ini, kata Neta, jalan pintas yang diambil sebagian pihak biasanya adalah terjebak dalam dunia kriminalitas. Kejahatan dan pelacuran akan mengepung kota.
"Fenomena ini tentunya perlu dicermati dan diantisipasi Polri. Sementara Polri juga harus berkonsentrasi penuh untuk mengantisipasi pilkada serentak yang berlangsung akhir 2015 ini," ujarnya.
Dia menambahkan, dalam hal ini tentunya Polri tidak bisa bekerja sendiri. Pemda dan TNI perlu memberikan kontribusi besar untuk bahu membahu dengan Polri dalam mengantisipasi kondisi sosial ini agar situasi Kamtibmas tetap terjaga.
PILIHAN:
Pemerintah Ogah Negosiasi dengan Penyandera 2 WNI di PNG
Mendagri Ingin Penanganan Konflik Sosial seperti Orde Baru
2016. Munculnya berbagai bencana dan kondisi sosial ekonomi akhir-akhir ini dikhawatirkan berdampak pada melonjaknya angka
kejahatan di Indonesia, apalagi peredaran senjata api ilegal seperti tidak terkendali.
Indonesia Police Watch (IPW) melihat, sedikitnya ada lima kondisi yang memberi kontribusi pada melonjaknya angka kejahatan menjelang akhir tahun 2015 maupun awal tahun 2016.
"Pertama, meluasnya bencana asap, terjadinya bencana kekeringan, PHK akibat krisis ekonomi pasca melonjaknya dolar AS terhadap rupiah, pilkada serentak Desember 2015, dan tingginya kebutuhan ekonomi menjelang Natal dan Tahun Baru yang berlanjut pada tahun ajaran baru 2016," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane melalui rilis yang diterima Sindonews, Kamis 17 September 2015.
Neta menilai, makin meluasnya bencana asap di Sumatera dan Kalimantan serta meluasnya kekeringan di Jawa telah membuat kesulitan ekonomi di pedesaan. Sehingga dikhawatirkan akan memunculkan arus urbanisasi di kota-kota besar.
"Sementara, akibat berkembangnya krisis ekonomi dengan tidak terkendalinya dolar AS, para pekerja di kota-kota besar terancam
PHK," ucapnya.
IPW mengimbau berbagai pihak patut mencermati bahwa tragedi pedesaan akan terus berlanjut hingga awal 2016. Desa-desa di Jawa kekeringan dan desa desa di Sumatera dan Kalimantan dikepung asap.
Kebakaran hutan yang berkepanjangan membuat sumber air punah dan krisis ekonomi akan menerjang wilayah pedesaan. Dampaknya urbanisasi bakal marak.
"Rakyat desa akan mengepung kota. Sementara di kota PHK mengancam industri. Akibatnya pengangguran kota plus pengangguran desa mengepung kota-kota besar," jelasnya.
Dalam kondisi seperti ini, kata Neta, jalan pintas yang diambil sebagian pihak biasanya adalah terjebak dalam dunia kriminalitas. Kejahatan dan pelacuran akan mengepung kota.
"Fenomena ini tentunya perlu dicermati dan diantisipasi Polri. Sementara Polri juga harus berkonsentrasi penuh untuk mengantisipasi pilkada serentak yang berlangsung akhir 2015 ini," ujarnya.
Dia menambahkan, dalam hal ini tentunya Polri tidak bisa bekerja sendiri. Pemda dan TNI perlu memberikan kontribusi besar untuk bahu membahu dengan Polri dalam mengantisipasi kondisi sosial ini agar situasi Kamtibmas tetap terjaga.
PILIHAN:
Pemerintah Ogah Negosiasi dengan Penyandera 2 WNI di PNG
Mendagri Ingin Penanganan Konflik Sosial seperti Orde Baru
(kri)