Salma Bertutur tentang Suarti

Minggu, 06 September 2015 - 09:48 WIB
Salma Bertutur tentang Suarti
Salma Bertutur tentang Suarti
A A A
Perjuangan seniman Desak Nyoman Suarti dalam mempertahankan seni dan budaya Indonesia menggugah hati artis Happy Salma.

Hal tersebut terungkap dalam buku The Warrior Daughter yang diluncurkan Rabu (26/8) di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta. Buku tersebut menceritakan perjalanan hidup Suarti dari masa muda dan pencarian jati dirinya, hingga pada tahap memperjuangkan kesenian dan kebudayaan Indonesia.

Happy menilai Suarti merupakan sosok seniman serbabisa yang mendobrak batasan sosial pada masanya. Ketika itu kultur sosial di Bali tidak memperbolehkan perempuan untuk melukis. Namun, Suarti mengkritik kultur budaya tersebut dan menunjukkan bahwa tak ada masalah berarti jika perempuan melukis.

Tak hanya melukis, Suarti juga menggeluti dan mempelajari seni tari Indonesia. Dari kemampuan menarinya inilah yang di kemudian hari mengantarkan Suarti menembus kancah internasional. ”Suarti merupakan sosok seniman yang serbabisa dan menembus batas,” kata Happy.

Suarti menghabiskan waktu enam tahun di Singapura sebagai guru tari. Di negeri orang tersebut, Suarti dengan giat membimbing murid-muridnya dalam dunia tari. Setelah tinggal dan menikahi orang Singapura, Suarti kembali mengunjungi Indonesia. Di Indonesia itulah kemudian Suarti mempelajari motif-motif ragam hias Nusantara yang di kemudian hari diaplikasikannya pada media perak.

Seiring berjalannya waktu, kesenian yang diaplikasikan ke dalam media perak tersebut menjadi peluang yang menjanjikan. Suarti pun mulai membangun jaringan di kalangan lokal dan internasional untuk mendukung industri kerajinan aksesori etnik Nusantara.

Menurut Happy, kisah hidup Suarti merupakan hal yang unik dan menarik. Seorang wanita yang menjadi seniman dan mendunia merupakan hal yang tidak mudah. Terlebih karya dan karier Suarti lebih dulu diapresiasi oleh dunia internasional ketimbang di Indonesia sendiri.

Dalam hidup selama 20 tahun di Amerika, misalnya, Suarti dengan giat mempromosikan aksesori perak bermotif Nusantara ke berbagai ajang besar yang diselenggarakan negeri Paman Sam tersebut. Menurut Happy, hal itu merupakan sebuah keberanian dan kepercayaan diri tinggi yang dilahirkan dari seorang wanita.

Menanggapi pujian terhadap dirinya pada peluncuran buku The Warrior Daughter itu, Suarti meneteskan air mata. Ia mengaku sangat terharu dengan apresiasi yang diberikan Happy melalui buku mengenai biografi dirinya. Ia tak menyangka perjalanan hidupnya di dunia seni dan budaya selama ini telah membuat jejak yang berarti. Ia berharap buku yang ditulis Happy mengenai dirinya dapat dijadikan inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama kaum wanita.

Menanggapi makna seni, Suarti berpendapat, seni merupakan suatu yang harus dikerjakan dengan hati. Jati diri yang kuat dan kecintaan terhadap bangsa merupakan kunci dalam menghadirkan rasa dalam meracik karya seni. Maka, ketika kultur sosial membatasi seseorang dalam berkesenian, seseorang bisa menolaknya dengan etika yang baik.

Hal itulah yang kemudian membuat dirinya berani untuk melukis dan mengubah jalan hidupnya.”Jati diri dan cinta terhadap tanah air akan menghadirkan rasa dalam setiap karya,” ujarnya.

Menurut Suarti, Indonesia menyediakan banyak inspirasi dalam setiap karya. Dia pun tak pernah kehilangan inspirasi dalam mendesain karyakaryanya.

Imas damayanti
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4786 seconds (0.1#10.140)