Optimisme dan Persatuan

Kamis, 13 Agustus 2015 - 08:12 WIB
Optimisme dan Persatuan
Optimisme dan Persatuan
A A A
BAYU MUSTAQIM WICAKSONO
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sistem Perkapalan,
Fakultas Teknologi KelautanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember

Kemerdekaan, sejatinya adalah kebebasan untuk berkehendak/ bercita-cita dan mencapai kehendak tersebut.

Sebagai orang perorangan maupun sebagai bangsa, Indonesia sudah menuliskan tujuan masa depannya untuk mencapai keadilan dan kemakmuran. Masalah muncul jika ada sebagian orang Indonesia masih bermental terjajah. Orang jenis ini ada di dua kutub ekstrem: hidup dalam pesimisme seakan-akan Indonesia akan gagal dan hancur sehingga malas berbuat apa-apa, atau berbuat banyak tetapi hanya untuk kepentingan diri sendiri sehingga lebih suka menjegal daripada bersatu.

Kedua sikap tersebut secara nyata telah memudarkan makna kemerdekaan, karena merdeka adalah bentuk optimisme bangsa untuk mewujudkan cita-citanya sendiri, dan mau bersatu untuk itu. Untungnya, masih banyak mahasiswa yang merupakan generasi masa depan yang tetap memilih menjadi optimistis dan terus memberikan manfaat. Mereka berjuang menuju kemakmuran tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.

Mereka tidak hanya membangun bisnis, tetapi juga memberdayakan masyarakat. Dalam bahasa kerennya, menjadi sociopreneur. Dan semakin lama, semakin banyak yang bangkit melalui model bisnis semacam ini. Bidangnya pun bermacam-macam dan nyaris tidak ada bidang yang tidak dapat dimasuki. Para sociopreneur tidak hanya memberikan nilai tambah bagi produk, tetapi lebih penting lagi memberikan nilai tambah bagi manusia.

Mereka hadir dengan usaha yang baik, memanfaatkan peluang dengan baik, dan akan melipatgandakan kebaikan itu dan menyebarkannya ke banyak orang. Kendala modal dan keterbatasan pengetahuan dalam berbisnis bukan menjadi halangan. Modal uang mudah dicari. Bahkan tak jarang yang hanya bermodalkan kepercayaan.

Bagi yang beruntung, justru ada lembaga donor yang memberikan pendanaan sehingga bisa dengan cepat mengeskalasi pertumbuhan bisnisnya. Pengetahuan bisa dipelajari dari mana saja, termasuk dari pengalaman. Sociopreneurship adalah cermin optimisme dan kerelaan bersatu untuk maju.

Tujuan besar di balik sana memberikan energi besar pula untuk berbuat, memulai dari sekarang. Maka tidak heran, sociopreneurship di kalangan mahasiswa menjadi lebih menarik untuk dibahas, sebab para mahasiswa ini rela berbagi masa depan dengan orang lain alih-alih bertujuan memperkaya diri sendiri semata. Dalam semangat sociopreneurship pula kita dapat melihat bahwa tujuan kemerdekaan pasca-1945 adalah sebuah pencapaian yang harus dikejar.

Manusia merdeka bukanlah manusia pesimistis yang menunggu segala tersedia tanpa berusaha. Manusia merdeka juga bukan manusia yang berusaha demi diri sendiri dengan mengabaikan hak orang lain dan tidak peduli dengan sekitar.
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2612 seconds (0.1#10.140)