Angkutan Umum Harus Menjadi Primadona

Senin, 13 Juli 2015 - 09:50 WIB
Angkutan Umum Harus...
Angkutan Umum Harus Menjadi Primadona
A A A
SITTI GHALIYAH
Mahasiswa Jurusan Fisika, Fakultas MIPA

Kemacetan selalu menjadi salah satu masalah besar yang dihadapi Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Kemacetan merupakan akibat langsung dari pembangunan infrastrktur transportasi darat yang telat.

Infrastruktur transportasi darat yang telat disebabkan tingginya pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi yang tidak sanggup dikejar oleh pertumbuhan sarana jalan raya. Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pertumbuhan jalan raya hanya seperempat dari kecepatan pertumbuhan kendaraan pribadi. Akibatnya, kemacetan menjadi semakin sulit terurai dan mobilitas masyarakat menjadi tersendat.

Tidak dapat dimungkiri lagi, hampir seluruh kota besar di Indonesia mempunyai penyakit kemacetan, terutama Kota Jakarta. Pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi didominasi kendaraan pribadi dibandingkan angkutan umum. Hal ini terjadi karena masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi seperti mobil dan motor daripada naik angkutan umum.

Padahal, jika 50% saja pengguna kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum, permasalahan kemacetan ini dapat dihindarkan. Secara teknis, peningkatan penggunaan angkutan umum dapat menjadi solusi kunci permasalahan kemacetan Jakarta.

Namun, mengapa masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi? Apakah angkutan umum tidak lagi menjadi primadona? Sampai saat ini, sudah ada banyak penyelesaian masalah kemacetan yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta seperti pembangunan jalan layang nontol (JLNT), pemberlakuan disinsentif terhadap kendaraan pribadi, seperti peningkatan pajak kendaraan dan harga BBM.

Selain itu juga dilakukan penerapan insentif bagi kendaraan umum, seperti subsidi oleh pemerintah sehingga tarif kendaraan umum bisa menjadi lebih murah. Akan tetapi metode ini tidak sepenuhnya berhasil dilakukan. Faktanya, angkutan umum yang layak saat ini hanya mengitari sepertiga dari luas Jakarta sekitar 247 km2 saja.

Padahal, penumpang yang menggunakan angkutan umum mencapai 80 persen. Namun angkutan umum tersebut tidak didukung dengan kualitas yang layak, sehingga banyak masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Pengguna angkutan umum menginginkan kenyamanan, keamanan, dan ketepatan waktu.

Untuk mendorong perbaikan pelayanan dan moda transportasi angkutan umum agar dapat mengurangi kemacetan di Jakarta, beberapa hal yang perlu dilakukan di antaranya memiliki keamanan dan lingkungan yang nyaman. Buruknya fasilitas infrastruktur jalan yang ditandai oleh banyaknya jalan berlubang dan jalan yang tidak rata membuat mobilitas masyarakat terganggu.

Perbaikan jalan rusak, penambahan ruas jalan baru, pembangunan infrastruktur penunjang, serta pengembangan teknologi transportasi umum adalah jawaban dari keruwetan lalu lintas di Jakarta. Penggunaanangkutanumum sebagai alternatif perjalanan tentu saja harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas dan kualitas layanan untuk menarik minat masyarakat.

Peningkatan kapasitas dan kualitas layanan angkutan umum sebaiknya di tunjang dengan edukasi yang baik untuk masyarakat. Masyarakat yang akan menggunakan fasilitas umum ini harus diberi pemahaman bahwa fasilitas ini adalah fasilitas bersama, milik bersama. Angkutan umum harus menjadi primadona masyarakat.

Masyarakat juga memiliki tanggung jawab yang besar untuk memperlancar program peningkatan kualitas dan kapasitas angkutan umum seperti tidak merusak dan ikut memelihara fasilitas tersebut.
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7063 seconds (0.1#10.140)