Sudah Lama Indonesia Lupakan Geopolitik, Hasto: Spiritnya Harus Dibangkitkan Lagi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bangsa Indonesia sudah cukup lama melupakan geopolitik , termasuk di kalangan muda. Untuk itu, spirit agar kaum muda Indonesia berpikir lebih luas dan mendalam harus terus digelorakan.
Hal itu disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat menjawab pertanyaan mahasiswa di Seminar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam kegiatan tersebut, sejumlah mahasiswa bertanya relevansi pemikiran geopolitik Soekarno di masa kini dan dikaitkan dengan fenomena anak muda yang terkesan lebih suka dengan dunia media sosial (medsos).
“Saat ini kalangan anak muda banyak yang lebih aktif di sosial media. Dan dirinya kerap mendengar kritik terhadap keaktifan tersebut hanya menyangkut hal yang remeh temeh,” katanya Kamis (15/12/2022).
Namun Doktor Ilmu Pertahanan ini menilai, situasi itu bisa dibalik. Karena pemahaman soal geopolitik dan dinamika yang terjadi di dunia internasional, bisa dibangkitkan. Maka spirit anak muda untuk berpikir lebih besar harus terus dipompa.
"Sekarang mari kita pompakan spirit kaum muda Indonesia menegaskan kepemimpinan Indonesia. Tentunya tidak seperti di zaman Soekarno. Saat ini, itu bisa dilakukan dengan anak muda yang menguasai iptek. Karena iptek itu kunci kemajuan kita sebagai bangsa. Kaum muda Indonesia harus merancang kepeloporan di dalam semua bidang kehidupan. Intinya apa pun yang dipelajari anak muda saat ini, itu harus dalam spirit bagaimana hal itu dalam memajukan bangsa Indonesia," beber Hasto.
Memang diakuinya hal itu bukanlah mudah, jika melihat kenyataan medsos yang sering disalahgunakan. Namun Hasto meminta harus dipikirkan bagaimana menyiapkan antitesa atas kecenderungan yang negatif tersebut. Hasto juga mejawab pertanyaan mahasiswa apakah pemikiran Soekarno masih sangat relevan saat ini.
Hasto memberi ilustrasi, di masa lalu, dalam menjalankan diplomasi, Indonesia ada istilah mendayung di antara dua karang. "Jadi, peran diplomasi penting dalam menerapkan geopolitik Soekarno. Kuncinya kita punya kepercayaan diri yang tinggi yang telah ditunjukkan para Pendiri Bangsa yang dengan self confidence yang kuat berani mengambil inisiatif saat itu," jelas Hasto.
Hasto mendorong pemerintah untuk ikut memainkan peran di dalam kondisi global saat ini. Misalnya mencegah konflik di Laut China Selatan ataupun penyelesaian perang Rusia-Ukrania. Karena Indonesia memiliki sikap berpihak pada perdamaian dunia. Selain diplomasi, peran Indonesia itu bisa diambil melalui lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Hal itu disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat menjawab pertanyaan mahasiswa di Seminar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam kegiatan tersebut, sejumlah mahasiswa bertanya relevansi pemikiran geopolitik Soekarno di masa kini dan dikaitkan dengan fenomena anak muda yang terkesan lebih suka dengan dunia media sosial (medsos).
“Saat ini kalangan anak muda banyak yang lebih aktif di sosial media. Dan dirinya kerap mendengar kritik terhadap keaktifan tersebut hanya menyangkut hal yang remeh temeh,” katanya Kamis (15/12/2022).
Namun Doktor Ilmu Pertahanan ini menilai, situasi itu bisa dibalik. Karena pemahaman soal geopolitik dan dinamika yang terjadi di dunia internasional, bisa dibangkitkan. Maka spirit anak muda untuk berpikir lebih besar harus terus dipompa.
"Sekarang mari kita pompakan spirit kaum muda Indonesia menegaskan kepemimpinan Indonesia. Tentunya tidak seperti di zaman Soekarno. Saat ini, itu bisa dilakukan dengan anak muda yang menguasai iptek. Karena iptek itu kunci kemajuan kita sebagai bangsa. Kaum muda Indonesia harus merancang kepeloporan di dalam semua bidang kehidupan. Intinya apa pun yang dipelajari anak muda saat ini, itu harus dalam spirit bagaimana hal itu dalam memajukan bangsa Indonesia," beber Hasto.
Memang diakuinya hal itu bukanlah mudah, jika melihat kenyataan medsos yang sering disalahgunakan. Namun Hasto meminta harus dipikirkan bagaimana menyiapkan antitesa atas kecenderungan yang negatif tersebut. Hasto juga mejawab pertanyaan mahasiswa apakah pemikiran Soekarno masih sangat relevan saat ini.
Hasto memberi ilustrasi, di masa lalu, dalam menjalankan diplomasi, Indonesia ada istilah mendayung di antara dua karang. "Jadi, peran diplomasi penting dalam menerapkan geopolitik Soekarno. Kuncinya kita punya kepercayaan diri yang tinggi yang telah ditunjukkan para Pendiri Bangsa yang dengan self confidence yang kuat berani mengambil inisiatif saat itu," jelas Hasto.
Hasto mendorong pemerintah untuk ikut memainkan peran di dalam kondisi global saat ini. Misalnya mencegah konflik di Laut China Selatan ataupun penyelesaian perang Rusia-Ukrania. Karena Indonesia memiliki sikap berpihak pada perdamaian dunia. Selain diplomasi, peran Indonesia itu bisa diambil melalui lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
(cip)