Ahli Balistik Temukan Jaringan Otak Brigadir J pada Proyektil Identik Glock-17
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ahli balistik Puslabfor Polri Arif Sumirat mengaku menemukan jaringan otak dan pipi Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dari serpihan proyektil. Fakta itu diungkapkan Arif saat bersaksi dalam sidang lanjutan kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J untuk lima terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (14/12/2022).
Arif mengaku, jaringan sel otak dan sel pipi dari serpihan proyektil itu ditemukan setelah penyidik Polres Jakarta Selatan menyerahkan hasil otopsi dan barang bukti balistik ke Puslabfor Polri. Barang bukti yang diberikan yakni satu buah anak peluru dan tiga serpihan proyektil.
"Serpihan pertama dari jaringan otak itu ada serpihan jaket anak peluru dan timbal, Yang Mulia. Bentuknya kecil sekali. Dan satu lagi dari pipi hasil otopsi. Itu berupa lead antimony," ujar Arif dalam kesaksiannya.
Arif mengaku tak bisa mengidentifikasi jenis senjata asal serpihan proyektil yang diberikan penyidik Polres Jakarta Selatan. Pasalnya, bentuk serpihan iti terbilang sangat kecil.
"Karena bentuknya sangat kecil dan tidak ada garis-garis kasar, galangan, atau dataran pada serpihan tersebut yang mulia," tutur Arif.
Kendati begitu, Arif mengaku dapat mengidentifikasi ukuran anak peluru dari serpihan proyektil tersebut. "Serpihan kita bisa identifikasi yang ada di jaringan otak dan pipi itu kaliber 9 mili," ucap Arif.
Selain itu, Arif mengaku bisa mengidentifikasi jenis senjata yang digunakan untuk membunuh Brigadir J dari barang bukti anak peluru.
"Yang bisa kita bandingkan adalah anak peluru yang tertinggal di punggung hasil otopsi, Yag Mulia. Itu kita bandingkan dan itu identik dengan Glock," tutur Arif.
Arif mengaku, jaringan sel otak dan sel pipi dari serpihan proyektil itu ditemukan setelah penyidik Polres Jakarta Selatan menyerahkan hasil otopsi dan barang bukti balistik ke Puslabfor Polri. Barang bukti yang diberikan yakni satu buah anak peluru dan tiga serpihan proyektil.
"Serpihan pertama dari jaringan otak itu ada serpihan jaket anak peluru dan timbal, Yang Mulia. Bentuknya kecil sekali. Dan satu lagi dari pipi hasil otopsi. Itu berupa lead antimony," ujar Arif dalam kesaksiannya.
Arif mengaku tak bisa mengidentifikasi jenis senjata asal serpihan proyektil yang diberikan penyidik Polres Jakarta Selatan. Pasalnya, bentuk serpihan iti terbilang sangat kecil.
"Karena bentuknya sangat kecil dan tidak ada garis-garis kasar, galangan, atau dataran pada serpihan tersebut yang mulia," tutur Arif.
Kendati begitu, Arif mengaku dapat mengidentifikasi ukuran anak peluru dari serpihan proyektil tersebut. "Serpihan kita bisa identifikasi yang ada di jaringan otak dan pipi itu kaliber 9 mili," ucap Arif.
Selain itu, Arif mengaku bisa mengidentifikasi jenis senjata yang digunakan untuk membunuh Brigadir J dari barang bukti anak peluru.
"Yang bisa kita bandingkan adalah anak peluru yang tertinggal di punggung hasil otopsi, Yag Mulia. Itu kita bandingkan dan itu identik dengan Glock," tutur Arif.
(muh)