Menyiapkan Kebaya sebagai Warisan Budaya Dunia

Rabu, 07 Desember 2022 - 11:24 WIB
loading...
Menyiapkan Kebaya sebagai...
Heru Nugroho (Foto: Ist)
A A A
Heru Nugroho
Aktivis Pelestari Budaya, Pegiat Gerakan Cinta Kebaya melalui Laman www.tradisikebaya.id.

POLEMIK tentang kebaya kembali menghangat setelah empat negara ASEAN, yakni Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand pada November lalu mendeklarasikan akan mendaftarkan kebaya sebagai Warisan Budaya Dunia Takbenda (WBDTb) ke UNESCO.

Langkah empat negara tetangga tersebut mendapat beragam reaksi, terutama karena tidak menyertakan Indonesia di dalamnya. Padahal, Indonesia dikenal sebagai negara dengan tradisi berkebaya sejak beratus tahun lalu.

Kendati demikian, keempat negara juga mengajak negara lain, termasuk Indonesia, jika ingin bergabung dan mendaftarkan kebaya melalui mekanisme nominasi bersama atau multinational nomination.

Baca Juga: koran-sindo.com

Di dalam negeri, beberapa pihak bersuara lantang menuntut agar pemerintah Indonesia menyiapkan pengajuan kebaya sebagai WBDTb ke UNESCO hanya melalui mekanisme nominasi tunggal atau single nomination. Sikap seperti ini memperlihatkan masih ada pihak yang gagal paham dalam masalah pendaftaran WBDTb. Mengapa? Karena pemerintah Indonesia sendiri tidak akan mungkin mampu menyiapkan dokumen pendukungnya hanya dalam tempo kurang dari setahun.

Selain perlu waktu lama untuk mendaftarkan kebaya melalui mekanisme nominasi tunggal, ada pula persoalan lain, yakni soal antrean pendaftaran. Pada 2022 ini, pemerintah telah mengajukan budaya minum jamu sebagai WBDTb melalui mekanisme nominasi tunggal ke UNESCO.

Di belakang jamu, sudah mengantre pula reog ponorogo, tempe dan tenun yang persiapannya sudah dirancang sedemikian rupa oleh pihak pengusulnya. Jika pengusul tema Kebaya berhitung soal etika, paling cepat itu baru bisa diajukan ke UNESCO pada 2030. Karena jika kebaya ternyata "menyalip" tema yang sudah dipersiapkan tersebut, tentu itu akan melukai hati masyarakat pengusulnya.

Apakah nanti Indonesia akan bergabung atau tidak dengan empat negara ASEAN dalam mengusulkan Kebaya ke UNESCO? Kita akan saksikan sikap pemerintah nanti setelah menyimpulkan kehendak masyarakat, khususnya komunitas stakeholder kebaya.

Para negara tetangga nampaknya telah bersepakat bahwa kultur berbusana kebaya yang mereka pelihara turun temurun, tentu dengan cirinya masing-masing, akan diupayakan untuk menjadi warisan budaya yang boleh diklaim sebagai kultur berbusana bagi semua pihak di seluruh dunia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1980 seconds (0.1#10.140)