Penuhi Undangan DFAT Australia, AHY Bertukar Pendapat dengan Sejumlah Akademisi
loading...
A
A
A
AUSTRALIA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendapat sambutan hangat dari para akademisi ahli Indonesia (Indonesianist) dalam kunjungannya selama seminggu di Australia .
Di Canberra, AHY memenuhi undangan diskusi dari Prof Edward Aspinall dan Dr Eve Warburton di Australia National University (ANU). Diskusi ini berlangsung hangat dan informal namun tertutup. Turut hadir Prof Hal Hil, beberapa akademisi Australia lainnya maupun sejumlah mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh program doktor. Baca juga: Diundang ke Australia, AHY Terima Ucapan Duka dan Simpati bagi Korban Gempa Cianjur
Di Melbourne, AHY diterima oleh pimpinan Monash University serta berdiskusi dengan Herb Feith Center, yang didirikan sebagai penghormatan pada mendiang Prof Herbert Feith, perintis studi tentang Indonesia di Australia yang meninggal di Jogjakarta.
Berkat rintisan Prof Feith, studi tentang Indonesia berkembang pesat, serta meluas ke berbagai universitas lainnya di Australia. Usai diskusi, AHY diajak keliling melihat-lihat pengembangan teknologi yang dilakukan para mahasiswa Monash, serta makan siang bersama para mahasiswa Indonesia yang sedang studi di sana.
Di University of Melbourne, AHY diundang diskusi oleh Prof Vedi Hadiz, orang Indonesia yang menjadi profesor penuh di sana. Prof Hadiz dikenal kritis terhadap praktik penyelenggaraan kekuasaan di Indonesia.
Kunjungan AHY ini dilakukan atas undangan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia dalam rangka mempererat hubungan kedua negara.
Selain dengan para akademisi, AHY juga bertemu dan berdiskusi dengan sejumlah pejabat tinggi Australia, maupun dengan Dubes RI di Australia dan Konsul Jenderal RI di Sydney maupun di Melbourne.
Di antara jadwal yang padat, AHY menyempatkan diri bertemu dengan masyarakat Indonesia, termasuk barbekyu bersama diaspora Indonesia di Melbourne serta salat berjamaah di masjid setempat.
Di Canberra, AHY memenuhi undangan diskusi dari Prof Edward Aspinall dan Dr Eve Warburton di Australia National University (ANU). Diskusi ini berlangsung hangat dan informal namun tertutup. Turut hadir Prof Hal Hil, beberapa akademisi Australia lainnya maupun sejumlah mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh program doktor. Baca juga: Diundang ke Australia, AHY Terima Ucapan Duka dan Simpati bagi Korban Gempa Cianjur
Di Melbourne, AHY diterima oleh pimpinan Monash University serta berdiskusi dengan Herb Feith Center, yang didirikan sebagai penghormatan pada mendiang Prof Herbert Feith, perintis studi tentang Indonesia di Australia yang meninggal di Jogjakarta.
Berkat rintisan Prof Feith, studi tentang Indonesia berkembang pesat, serta meluas ke berbagai universitas lainnya di Australia. Usai diskusi, AHY diajak keliling melihat-lihat pengembangan teknologi yang dilakukan para mahasiswa Monash, serta makan siang bersama para mahasiswa Indonesia yang sedang studi di sana.
Di University of Melbourne, AHY diundang diskusi oleh Prof Vedi Hadiz, orang Indonesia yang menjadi profesor penuh di sana. Prof Hadiz dikenal kritis terhadap praktik penyelenggaraan kekuasaan di Indonesia.
Kunjungan AHY ini dilakukan atas undangan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia dalam rangka mempererat hubungan kedua negara.
Selain dengan para akademisi, AHY juga bertemu dan berdiskusi dengan sejumlah pejabat tinggi Australia, maupun dengan Dubes RI di Australia dan Konsul Jenderal RI di Sydney maupun di Melbourne.
Di antara jadwal yang padat, AHY menyempatkan diri bertemu dengan masyarakat Indonesia, termasuk barbekyu bersama diaspora Indonesia di Melbourne serta salat berjamaah di masjid setempat.
(kri)