Orang Tua Meninggal karena Corona, Semua Harus Peduli Pengasuhan Anak

Kamis, 09 Juli 2020 - 14:30 WIB
loading...
Orang Tua Meninggal...
Menteri PPPA Bintang Puspayoga menilai, merebaknya wabah virus Corona (Covid-19), berpotensi menyebabkan kemungkinan terjadinya penelantaran anak. Foto/Kemen PPPA
A A A
JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menilai, merebaknya wabah virus Corona (Covid-19), berpotensi menyebabkan kemungkinan terjadinya penelantaran anak.

(Baca juga: Pulih 11 Orang, Total 765 WNI di Luar Negeri Sembuh Covid-19)

Kondisi itu terutama terjadi pada anak yang orang tuanya terinfeksi atau meninggal akibat Corona, berpotensi kehilangan pengawasan dan pengasuhan inti. Sehingga akan berakibat buruk bagi tumbuh kembang anak.

"Salah satu bentuk kekerasan dan eksploitasi pada anak adalah pengabaian pengasuhan yang menyebabkan anak-anak terlantar. Dinamika kemajuan teknologi dan gaya hidup, perilaku orang-orang dewasa sekitarnya anak terkadang menempatkan anak pada situasi rentan dan perlakuan salah lainnya yang mengabaikan hak-hak anak," ujar Bintang dalam siaran pers, Kamis (9/7/2020).

Untuk melindungi anak, Bintang akui, pemerintah tidak bisa melakukan sendiri. Dukungan dan kerja sama berbagai pihak dibutuhkan dalam melindungi perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan dan perlakuan salah lainnya. (Baca juga: Menko PMK Tegaskan Salat Idul Adha Tetap Mengacu Status Zonasi)

Dia menyebutkan, ada empat 4 (empat) pilar utama pembangunan anak yaitu pemerintah, lembaga masyarakat, dunia usaha, dan media yang perlu bergandengan tangan dan komitmen bersama dalam memberi perlindungan serta pengasuhan terbaik bagi anak.

Salah satu yang diharapkannya menjadi mitra KemenPPPA yaitu tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). "Kami mohon kerja sama ibu-ibu PKK yang saya pikir mempunyai kekuatan yang sangat besar bisa membantu KemenPPPA. Apalagi gerbong PKK ini ada sampai tingkat dasawisma," tegas dia.

Terkait pengasuhan asnak di masa pandemi Corona, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atiqoh mengatakan, beban terbesar diemban oleh perempuan karena harus memastikan gizi keluarga terjamin, kesehatan anak terpenuhi, dan mendampingi belajar anak. Namun, ia juga mengingatkan agar perempuan juga tidak lupa memikirkan dirinya sendiri.

"Saya selalu ingatkan kepada ibu-ibu agar jangan lupa bahagia, sisihkan waktu me time, waktu untuk diri sendiri. Jangan pernah merasa bersalah ketika kita menyisihkan waktu satu jam untuk membahagiakan diri sendiri karena energi positifnya nanti akan bisa tertular kepada lingkungan," kata Atiqoh.

Sementara itu, Pendiri Yayasan Sejiwa Diena Haryana menjelaskan orang tua juga menghadapi sejumlah tantangan dalam hal pengasuhan di masa pandemi Covid-19. Salah satu di antaranya yakni meningkatnya kedekatan anak dengan gawai dan internet.

Langkah menghadapinya kata Diena, orang tua perlu menjadi 'top of mind' bagi anak agar anak mampu menangkal segala tantangan negatif dari luar yang bisa merusak. Menurutnya, ada beberapa tips agar orang tua menjadi utama di dalam benak anak.

"Orang tua harus belajar dan miliki literasi digital yang baik, paham tentang konten-konten di internet, memahami cara-cara mendampingi anak dengan bijak di dunia maya, dan banyak bermain dengan anak, serta mampu mengajak anak berdiskusi dan mengingatkan akan potensi buruk dari adiksi," ujar dia.

Ia pun meminta, agar orang tua perlu membuat kesepakatan dengan anak, sehingga mereka aman di dunia maya. Upayakan anak mengakses gawai di ruang yang aman dan terlihat agar anak dapat diawasi dari potensi predator anak dan eksploitasi seksual pada anak.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1158 seconds (0.1#10.140)