MA Putuskan Produsen Anlene Tetap Bayar Pajak Rp14,4 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mahkamah Agung (MA) menolak Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan PT Fonterra Brands Indonesia, sehingga perusahaan itu tetap harus membayar sanksi administrasi pajak pertambahan nilai (PPN) sejumlah Rp14.466.005.809 kepada negara.
Hal ini tertuang dalam putusan PK nomor: 822/B/PK/Pjk/2020. Dalam perkara ini, PT Fonterra Brands Indonesia bertindak sebagai pemohon PK melawan Direktur Jenderal Pajak (DJP) sebagai termohon PK. PK perkara ini ditangani oleh majelis hakim agung PK yang diketuai Yulius dengan anggota M Hary Djatmiko dan Yosran.
Sebagaimana diketahui PT Fonterra Brands Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi dan menyalurkan berbagai produk susu Fonterra di Indonesia antara lain Anlene, Anmum, Achor, dan Boneeto. (Baca juga: PT Eigerindo MPI Menangkan Sengketa Merek di Tingkat Kasasi MA)
Dalam permohonan PK, PT Fonterra Brands Indonesia meminta agar majelis hakim PK mengabulkan permohonan gugatan yang diajukan perusahaan, membatalkan Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-01692 NKEB/WPJ.07/2017 tertanggal tanggal 7 Juni 2017, dan mengurangi sanksi administrasi berupa denda 2% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) sebagaimana disebutkan dalam Surat Tagihan Pajak Nomor: 00004/ 107/ 11/056/14 tertanggal 28 Januari 2014, sebesar Rp14.466.005.809 menjadi hanya sebesar Rp640.754.484.
Majelis hakim PK menyatakan, telah membaca memori PK yang diajukan PT Fonterra Brands Indonesia yang diterima MA pada 17 Oktober 2018 dan kontra memori PK yang diajukan Dirjen Pajak pada 26 November 2018. Kontra memori PK pada intinya menuangkan bahwa putusan Pengadilan Pajak sudah tepat dan benar serta meminta MA menolak permohonan PK dari PT Fonterra Brands Indonesia.
Atas alasan-alasan PK yang diajukan perusahaan PT Fonterra Brands Indonesia, MA berpendapat bahwa alasan-alasan permohonan perusahaan ini tidak dapat dibenarkan. Karena menurut MA, putusan Pengadilan Pajak yang menyatakan menolak gugatan PT Fonterra Brands Indonesia terhadap Keputusan Dirjen Pajak Nomor: KEP-01692/NKEB/WPJ.07/2017 tertanggal tanggal 7 Juni 2017 tentang Pengurangan Ketetapan Pajak atas Surat Tagihan Pajak Berdasarkan Pasal 36 ayat (1) huruf c dan karenanya pajak yang masih harus dibayar oleh PT Fonterra Brands Indonesia sebagai wajib pajak adalah sudah tepat dan benar.
"Mengadili, satu, menolak permohonan peninjauan kembali dari PT Fonterra Brands Indonesia. Dua, menghukum Pemohon peninjauan kembali membayar biaya perkara pada peninjauan kembali sejumlah Rp2,5 juta," tegas majelis hakim PK yang diketuai Yulius sebagaimana dalam salinan putusan.
Putusan ini diputuskan dalam rapat permusyawaratan majelis hakim PK dan diucapkan dalam sidang terbuka bersamaan pada Senin, 9 Maret 2020. Pengambilan putusan dan pembacaan putusan dihadiri oleh Yulius sebagai ketua majelis, M Hary Djatmiko sebagai anggota majelis, dan Yosran sebagai anggota majelis.
Pengucapan putusan dihadiri juga Adi Irawan sebagai Panitera Pengganti. Saat pengucapan putusan para pihak tidak hadir.
Majelis hakim PK menyatakan, ada dua pertimbangan utama majelis menolak PK yang diajukan PT Fonterra Brands Indonesia. Satu, alasan-alasan permohonan PT Fonterra Brands Indonesia dalam perkara a quo yaitu ditolaknya gugatan perusahaan oleh majelis hakim pengadilan pajak tidak dapat dibenarkan.
Hal ini tertuang dalam putusan PK nomor: 822/B/PK/Pjk/2020. Dalam perkara ini, PT Fonterra Brands Indonesia bertindak sebagai pemohon PK melawan Direktur Jenderal Pajak (DJP) sebagai termohon PK. PK perkara ini ditangani oleh majelis hakim agung PK yang diketuai Yulius dengan anggota M Hary Djatmiko dan Yosran.
Sebagaimana diketahui PT Fonterra Brands Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi dan menyalurkan berbagai produk susu Fonterra di Indonesia antara lain Anlene, Anmum, Achor, dan Boneeto. (Baca juga: PT Eigerindo MPI Menangkan Sengketa Merek di Tingkat Kasasi MA)
Dalam permohonan PK, PT Fonterra Brands Indonesia meminta agar majelis hakim PK mengabulkan permohonan gugatan yang diajukan perusahaan, membatalkan Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-01692 NKEB/WPJ.07/2017 tertanggal tanggal 7 Juni 2017, dan mengurangi sanksi administrasi berupa denda 2% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) sebagaimana disebutkan dalam Surat Tagihan Pajak Nomor: 00004/ 107/ 11/056/14 tertanggal 28 Januari 2014, sebesar Rp14.466.005.809 menjadi hanya sebesar Rp640.754.484.
Majelis hakim PK menyatakan, telah membaca memori PK yang diajukan PT Fonterra Brands Indonesia yang diterima MA pada 17 Oktober 2018 dan kontra memori PK yang diajukan Dirjen Pajak pada 26 November 2018. Kontra memori PK pada intinya menuangkan bahwa putusan Pengadilan Pajak sudah tepat dan benar serta meminta MA menolak permohonan PK dari PT Fonterra Brands Indonesia.
Atas alasan-alasan PK yang diajukan perusahaan PT Fonterra Brands Indonesia, MA berpendapat bahwa alasan-alasan permohonan perusahaan ini tidak dapat dibenarkan. Karena menurut MA, putusan Pengadilan Pajak yang menyatakan menolak gugatan PT Fonterra Brands Indonesia terhadap Keputusan Dirjen Pajak Nomor: KEP-01692/NKEB/WPJ.07/2017 tertanggal tanggal 7 Juni 2017 tentang Pengurangan Ketetapan Pajak atas Surat Tagihan Pajak Berdasarkan Pasal 36 ayat (1) huruf c dan karenanya pajak yang masih harus dibayar oleh PT Fonterra Brands Indonesia sebagai wajib pajak adalah sudah tepat dan benar.
"Mengadili, satu, menolak permohonan peninjauan kembali dari PT Fonterra Brands Indonesia. Dua, menghukum Pemohon peninjauan kembali membayar biaya perkara pada peninjauan kembali sejumlah Rp2,5 juta," tegas majelis hakim PK yang diketuai Yulius sebagaimana dalam salinan putusan.
Putusan ini diputuskan dalam rapat permusyawaratan majelis hakim PK dan diucapkan dalam sidang terbuka bersamaan pada Senin, 9 Maret 2020. Pengambilan putusan dan pembacaan putusan dihadiri oleh Yulius sebagai ketua majelis, M Hary Djatmiko sebagai anggota majelis, dan Yosran sebagai anggota majelis.
Pengucapan putusan dihadiri juga Adi Irawan sebagai Panitera Pengganti. Saat pengucapan putusan para pihak tidak hadir.
Majelis hakim PK menyatakan, ada dua pertimbangan utama majelis menolak PK yang diajukan PT Fonterra Brands Indonesia. Satu, alasan-alasan permohonan PT Fonterra Brands Indonesia dalam perkara a quo yaitu ditolaknya gugatan perusahaan oleh majelis hakim pengadilan pajak tidak dapat dibenarkan.