Diplomasi Memuji Jokowi Taklukkan Tokoh Kunci G20
loading...
A
A
A
BALI - Keberhasilan Presidensi Indonesia di pertemuan puncak G20 di Bali 15-16 November 2022, bukan datang tiba-tiba. Lahirnya leaders declaration di puncak G20 meeting adalah ujung proses panjang dari ratusan perundingan, lobi-lobi bilateral, hingga pendekatan personal kepada para tokoh kunci yang memegang kendali forum ekonomi dunia paling bergensi itu.
baca juga: Membumikan Capaian KTT G20
Adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibantu sejumlah kementerian yang menjadi tulang punggung substansi dan acara G20 ini. Di antaranya Kementerian Koordinator Perekonomian yang dikomandani Menko Airlangga Hartarto bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi , Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang berjibaku mengawal substansi pertemuan sesuai target dan koridor.
Sedangkan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan beserta jajaran menteri lain bertanggungjawab atas kelancaran dan keamanan acara yang dihadiri 20 pemimpin negara anggota G20 serta puluhan pemimpin negara dan organisasi internasional yang diundang.
baca juga: KTT G20 Dimulai, Presiden Jokowi Sambut Pemimpin G20 di Apurva Kempinski Bali
Namun, rahasia paling ampuh dari pertemuan yang diwarnai banyak drama dan ketegangan itu adalah diplomasi pujian kepada para tokoh kunci yang dilontarkan Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan. “Setiap pemimpin itu harus saling memuji biar mereka juga merasa dihormati dan dihargai. Setelah itu baru mudah masuk ke substansi masalah,” ujar Presiden Jokowi saat menerima sejumlah pemimpin redaksi media nasional di Hotel Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali, Kamis (17/11) lalu.
Saat menerima para pemimpin redaksi, raut muka Presiden Jokowi tampak cerah, menyiratkaan kelegaan setelah melalui serangkaian ketegangan dan drama dalam forum G20. Ketegangan ini sudah diprediksi banyak pihak karena situasi geo politik serangan Rusia ke Ukraina, Februari lalu.
baca juga: Pulihkan Ekonomi, Digitalisasi Jadi Konsen G20
Satu pihak ada negara G7 yang dikomandani Presiden Amerika Serikat Joe Biden , dan pihak lain ada Rusia yang diwakili Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. Sedangkan di posisi lain ada sosok Presiden China Xi Jinping yang juga punya pengaruh besar di G20. “Kita sudah pelajari personality para leaders ini. Maka saya memiliki panggilan khusus untuk mereka (tokoh-tokoh kunci itu),” kata Jokowi.
Presiden Joko Widodo berfoto bersama para pemimpin redaksi media nasional
usai berdiskusi perihal perhelatan G20, di Hotel Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali,
Kamis (17/11). Foto: Sekretariat Presiden RI
Misalnya, untuk Presiden Xi Jinping. Presiden Jokowi memanggilnya dengan sebutan Kakak Besar aliasbig brother. Lalu, untuk Presiden Joe Biden, Jokowi memanggilnya dengan sebutan senior. Tidak hanya dari sisi usia, Biden, ucap Jokowi, juga memiliki banyak sekali pengalaman politik di parlemen dan eksekutif sebelum terpilih jadi Presiden AS menggantikan Barack Obama . Panggilan akrab inilah yang membuahkan kedekatan dan suasana kebatinan yang hangat.
Kedekatan Biden kepada Jokowi juga dibuktikan saat Presiden AS itu memberi hormat kepada Presiden Jokowi di acara G20. Bahkan, Biden disebut sebagai satu-satunya pemimpin dunia yang memberi hormat kepada Presiden Indonesia itu. “Kita menggunakan cara agar suasana yang tegang menjadi cair dan perundingan tidak macet,” ungkap Jokowi.
baca juga: Langkah Pasti Indonesia dalam Konferensi G20
Presiden Jokowi juga mengaku cukup dekat dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron. Karena keduanya seringkali melakukan pembicaran via telepon dalam berbagai hal. Ini juga tampak saat akhir gala dinner di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Rabu (16/11). Macron masih terlihat berbincang intens dengan Presiden Jokowi dan Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman saat kepala negara lain sudah meninggalkan lokasi jamuan makan malam itu.
Sejumlah pemimpin redaksi media juga leluasa menyampaikan pertanyaan dan tanggapan atas paparan yang disampaikan Presiden Jokowi. Sehingga tidak terasa diskusi yang diselingi sarapan soto dan bakso itu sudah berlangsung hampir satu jam. Sementara Presiden Jokowi sedang bersiap terbang ke Bangkok pagi itu, untuk menghadiri KTT Apec.
Pemimpin redaksi media nasional yang ikut pertemuan dengan Presiden Jokowi di antaranya Timbo Siahaan (JakTV), Titin Rosmasari (CNN Indonesia), Maria Benyamin (Bisnis Indonesia), Pung Purwanto (Koran SINDO), Ardian Taufik Gesturi (Kontan), Retno Pinasti (SCTV), Kiki Iswara (Rakyat Merdeka), Don Bosco Salamun (Metro TV), Yura Sahrul (katadata), Primus Dorimulu (Investor Daily), dan Anton Aprianto (Tempo.co).
baca juga: G20, Indonesia Pimpin Pembangunan Kolaborasi Global
Sebelum mengakhiri pertemuan, Presiden juga menceritakan bahwa dirinya memantau langsung persiapan acara secara detil, satu persatu untuk memastikan semuanya sesuai rencana. “Entah berapa kali saya bolak balik ke Bali untuk mengecek satu satu. Ada empat kali saya ke Bali hanya untuk ini,” tambahnya.
Di antaranya persiapan yang paling unik adalah menentukan lokasi dan aksi untuk foto bersama para leaders, seperti halnya tradisi di G20 dalam family foto. Lokasi yang dipilih adalah Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai dengan aksi menanam mangrove. Secara pemandangan Tahura sangat elok dan cantik. Secara aktivitas yakni menanam mangrove juga unik dan menarik. “Jangan yang biasa biasa saja. Coba kapan lagi bisa melihat Joe Biden, Macron dan pemimpin dunia mencangkul?,” ujar Jokowi sambil tersenyum.
Aksi menanam mangrove di Tahura memang cukup menarik. Para pemimpin dunia diajak memegang cangkul panjang dalam sesi foto bersama atau biasa disebut family foto. “Sebelumnya sempat diusulkan memegang cetok atau cangkul pendek. Tapi akhirnya diputuskan menggunakan cangkul panjang biar nyaman untuk semua,” kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengungkapkan, bahwa pelaksanaan G20 yang dilaksanakan di tengah musim hujan menjadi tantangan tersendiri, terutama acara jamuan makan malam yang dihelat di Garuda Wisnu Kencana (GWK), pada Selasa (15/11) malam. “Saya sudah putuskan gala dinner di GWK, disiapkan lighting-nya dengan baik. Dan, prakiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) pada hari itu akan hujan,” ucap Jokowi.
baca juga: G20 Momentum Tepat Bangkitkan Pariwisata Indonesia
Setelah mendapat informasi bahwa diperkirakan akan hujan, panitia merencanakan untuk melakukan rekayasa cuaca. “Kita menggunakan BMKG dan kita menyiapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca),” ujar Presiden.
Beberapa pemimpin redaksi menduga panitia G20 menggunakan jasa pawang hujan. “Enggak, kita ini ilmiah sekali. Setiap ada gumpalan awan yang menimbulkan potensi hujan langsung disergap tim TMC,” tutur Presiden menceritakan proses rekayasa cuaca.
Presiden juga menceritakan bagaimana dirinya dikabarkan adanya hujan yang terjadi sebelum acara jamuan makan malam. “Sore sampai malam, saya dikabari bahwa pesawatnya masih terbang. Jadi tiga hari jelang gala dinner urusan cuaca menjadi fokus panitia,” kata Presiden.
Saat malam pelaksanaan gala dinner, memang cuaca sangat bersahabat, udara sejuk dan tidak hujan. Para kepala negara pun sangat menikmati sajian makan malam sembari menyaksikan pagelaran seni budaya.
baca juga: Membumikan Capaian KTT G20
Adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibantu sejumlah kementerian yang menjadi tulang punggung substansi dan acara G20 ini. Di antaranya Kementerian Koordinator Perekonomian yang dikomandani Menko Airlangga Hartarto bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi , Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang berjibaku mengawal substansi pertemuan sesuai target dan koridor.
Sedangkan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan beserta jajaran menteri lain bertanggungjawab atas kelancaran dan keamanan acara yang dihadiri 20 pemimpin negara anggota G20 serta puluhan pemimpin negara dan organisasi internasional yang diundang.
baca juga: KTT G20 Dimulai, Presiden Jokowi Sambut Pemimpin G20 di Apurva Kempinski Bali
Namun, rahasia paling ampuh dari pertemuan yang diwarnai banyak drama dan ketegangan itu adalah diplomasi pujian kepada para tokoh kunci yang dilontarkan Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan. “Setiap pemimpin itu harus saling memuji biar mereka juga merasa dihormati dan dihargai. Setelah itu baru mudah masuk ke substansi masalah,” ujar Presiden Jokowi saat menerima sejumlah pemimpin redaksi media nasional di Hotel Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali, Kamis (17/11) lalu.
Saat menerima para pemimpin redaksi, raut muka Presiden Jokowi tampak cerah, menyiratkaan kelegaan setelah melalui serangkaian ketegangan dan drama dalam forum G20. Ketegangan ini sudah diprediksi banyak pihak karena situasi geo politik serangan Rusia ke Ukraina, Februari lalu.
baca juga: Pulihkan Ekonomi, Digitalisasi Jadi Konsen G20
Satu pihak ada negara G7 yang dikomandani Presiden Amerika Serikat Joe Biden , dan pihak lain ada Rusia yang diwakili Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. Sedangkan di posisi lain ada sosok Presiden China Xi Jinping yang juga punya pengaruh besar di G20. “Kita sudah pelajari personality para leaders ini. Maka saya memiliki panggilan khusus untuk mereka (tokoh-tokoh kunci itu),” kata Jokowi.
Presiden Joko Widodo berfoto bersama para pemimpin redaksi media nasional
usai berdiskusi perihal perhelatan G20, di Hotel Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali,
Kamis (17/11). Foto: Sekretariat Presiden RI
Misalnya, untuk Presiden Xi Jinping. Presiden Jokowi memanggilnya dengan sebutan Kakak Besar aliasbig brother. Lalu, untuk Presiden Joe Biden, Jokowi memanggilnya dengan sebutan senior. Tidak hanya dari sisi usia, Biden, ucap Jokowi, juga memiliki banyak sekali pengalaman politik di parlemen dan eksekutif sebelum terpilih jadi Presiden AS menggantikan Barack Obama . Panggilan akrab inilah yang membuahkan kedekatan dan suasana kebatinan yang hangat.
Kedekatan Biden kepada Jokowi juga dibuktikan saat Presiden AS itu memberi hormat kepada Presiden Jokowi di acara G20. Bahkan, Biden disebut sebagai satu-satunya pemimpin dunia yang memberi hormat kepada Presiden Indonesia itu. “Kita menggunakan cara agar suasana yang tegang menjadi cair dan perundingan tidak macet,” ungkap Jokowi.
baca juga: Langkah Pasti Indonesia dalam Konferensi G20
Presiden Jokowi juga mengaku cukup dekat dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron. Karena keduanya seringkali melakukan pembicaran via telepon dalam berbagai hal. Ini juga tampak saat akhir gala dinner di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Rabu (16/11). Macron masih terlihat berbincang intens dengan Presiden Jokowi dan Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman saat kepala negara lain sudah meninggalkan lokasi jamuan makan malam itu.
Sejumlah pemimpin redaksi media juga leluasa menyampaikan pertanyaan dan tanggapan atas paparan yang disampaikan Presiden Jokowi. Sehingga tidak terasa diskusi yang diselingi sarapan soto dan bakso itu sudah berlangsung hampir satu jam. Sementara Presiden Jokowi sedang bersiap terbang ke Bangkok pagi itu, untuk menghadiri KTT Apec.
Pemimpin redaksi media nasional yang ikut pertemuan dengan Presiden Jokowi di antaranya Timbo Siahaan (JakTV), Titin Rosmasari (CNN Indonesia), Maria Benyamin (Bisnis Indonesia), Pung Purwanto (Koran SINDO), Ardian Taufik Gesturi (Kontan), Retno Pinasti (SCTV), Kiki Iswara (Rakyat Merdeka), Don Bosco Salamun (Metro TV), Yura Sahrul (katadata), Primus Dorimulu (Investor Daily), dan Anton Aprianto (Tempo.co).
baca juga: G20, Indonesia Pimpin Pembangunan Kolaborasi Global
Sebelum mengakhiri pertemuan, Presiden juga menceritakan bahwa dirinya memantau langsung persiapan acara secara detil, satu persatu untuk memastikan semuanya sesuai rencana. “Entah berapa kali saya bolak balik ke Bali untuk mengecek satu satu. Ada empat kali saya ke Bali hanya untuk ini,” tambahnya.
Di antaranya persiapan yang paling unik adalah menentukan lokasi dan aksi untuk foto bersama para leaders, seperti halnya tradisi di G20 dalam family foto. Lokasi yang dipilih adalah Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai dengan aksi menanam mangrove. Secara pemandangan Tahura sangat elok dan cantik. Secara aktivitas yakni menanam mangrove juga unik dan menarik. “Jangan yang biasa biasa saja. Coba kapan lagi bisa melihat Joe Biden, Macron dan pemimpin dunia mencangkul?,” ujar Jokowi sambil tersenyum.
Aksi menanam mangrove di Tahura memang cukup menarik. Para pemimpin dunia diajak memegang cangkul panjang dalam sesi foto bersama atau biasa disebut family foto. “Sebelumnya sempat diusulkan memegang cetok atau cangkul pendek. Tapi akhirnya diputuskan menggunakan cangkul panjang biar nyaman untuk semua,” kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengungkapkan, bahwa pelaksanaan G20 yang dilaksanakan di tengah musim hujan menjadi tantangan tersendiri, terutama acara jamuan makan malam yang dihelat di Garuda Wisnu Kencana (GWK), pada Selasa (15/11) malam. “Saya sudah putuskan gala dinner di GWK, disiapkan lighting-nya dengan baik. Dan, prakiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) pada hari itu akan hujan,” ucap Jokowi.
baca juga: G20 Momentum Tepat Bangkitkan Pariwisata Indonesia
Setelah mendapat informasi bahwa diperkirakan akan hujan, panitia merencanakan untuk melakukan rekayasa cuaca. “Kita menggunakan BMKG dan kita menyiapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca),” ujar Presiden.
Beberapa pemimpin redaksi menduga panitia G20 menggunakan jasa pawang hujan. “Enggak, kita ini ilmiah sekali. Setiap ada gumpalan awan yang menimbulkan potensi hujan langsung disergap tim TMC,” tutur Presiden menceritakan proses rekayasa cuaca.
Presiden juga menceritakan bagaimana dirinya dikabarkan adanya hujan yang terjadi sebelum acara jamuan makan malam. “Sore sampai malam, saya dikabari bahwa pesawatnya masih terbang. Jadi tiga hari jelang gala dinner urusan cuaca menjadi fokus panitia,” kata Presiden.
Saat malam pelaksanaan gala dinner, memang cuaca sangat bersahabat, udara sejuk dan tidak hujan. Para kepala negara pun sangat menikmati sajian makan malam sembari menyaksikan pagelaran seni budaya.
(hdr)